Tidak Ada Ciptaan Allah Sia-Sia.
By. Idrus Abidin.
Inti
segala yang ada di dunia ini adalah rahmat. Rahmat yang berasal dari
Ihsan Allah yang berwujud kekayaanNya yang tiada terkira. Siklus Ihsan,
kekayaan, kasih sayang hingga berwujud pengampunan ; membuat segalanya
terjadi seperti sekarang. Kekafiran, kemunafikan, kefasikan dibiarkan
sementara sebagai bentuk pemberian kebebasan supaya ujian bisa berjalan
di dunia ini. Yang taat dan maksiat akan tersingkap secara jelas. Itu
dalam lingkup takdir syariat.
Gempa
bumi, banjir, letusan gunung berapi, termasuk covid-19 dibiarkan.
Tujuannya apalagi kalau bukan ujian kesabaran. Karena itu semua masuk
kategori ketentuan alam (takdir kauni) yang pasti terjadi. Belum lagi
hikmah lain seperti teguran agar manusia kembali ke fitrah mereka. Kalau
pun ada yg ditimpa covid-19 sebagai hukuman (ada yg mengaitkannya
dengan Otoritas China yang menyiksa muslim Uighur), tentu Allah maha
mengetahui siapa yang pantas mendapatkannya. Walaupun demikian, hal-hal
yang diampuni olehNya jauh lebih besar dibandingkan ujian dan hukuman
itu. Krn klo tidak demikian, maksudnya, Allah tidak penyayang lagi, tapi
menggunakan standar keadilan di dunia ini, maka habislah seluruh
manusia dan jin. Karena dosa dan kezaliman mereka sudah pantas membuat
langit runtuh, lautan tsunami, bumi bergoyang penuh gempa dan semua
bentuk ketidakseimbangan di alam semesta ini. Bahkan, ada yg
menganalisa, covid-19 saat ini adalah bentuk lain dari upaya semesta
untuk meraih kembali keseimbangannya.
Selain
rahmat Allah ada juga disebut hikmah. Jika rahmat Allah terbagi 2 ;
rahmat khusus dan rahmat umum, hikmahNya hanya bersifat khusus. Rahmat
umum mencakup orang-orang kafir. Sedang Rahmat khusus hanya untuk
orang-orang beriman. Disebut rahim. Al-Qur'an, secara umum disebut
rahmat Allah. Atau disebut Hidayatul Irsyad (petunjuk umum). Sedang
kemampuan muslim mengimani lalu melaksanakannya dalam kehidupan; hati,
lisan dan anggota tubuh, pada lingkup pribadi, keluarga, masyarakat
hingga negara disebut rahim. Atau, disebut pula hidayah Taufik.
Biar
tidak panjang, covid-19 ini, di antara hikmahNya, memberikan kesempatan
padaku untuk banyak membaca buku-buku khusus yang telah lama dikoleksi.
Terutama kitab-kitab yang membahas pemikiran liberal di dunia Islam dan
perspektif Islam orisinil terhadapnya. Salah satunya adalah kitab,
موقف الإتجاه العقلاني الإسلامي المعاصر من النص الشرعي
Sikap Cendekiawan Muslim Rasional Modern Terhadap Teks-Teks Syariat.
Semoga
goresan ringkas ini dan buku yg sedang dibaca; memberikan limpahan
pemahaman dan ketajaman analisa. Agar bisa mempertebal Istiqomah dan
kontribusi terhadap terangnya jalan lurus serta memberi nasehat kepada
diri sendiri dan sesama muslim yang kurang tepat dalam metode
argumentasi dan prosedur penalaran. Aamiin.
Ahad, 22 Maret 2020
0 komentar:
إرسال تعليق