Idrus Abidin, Lc., M.A. Dosen Stida Al-Manar Jakarta
Malaikat adalah mahluk Allah yang tercipta dari cahaya. Mereka adalah pasukan Allah yang senantiasa melaksanakan perintah dan tidak pernah melanggar titah Allah sedikit pun. Allah SWT berfirman,
بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ
بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (27) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا
يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ (28)
"Sebenarnya
(malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya.
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang
mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang
yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut
kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' [21] : 26-28).
Meraka
dibebani tugas-tugas sesuai dengan kebijakan Allah swt. Beratnya beban tugas
mereka berbanding lurus dengan banyaknya sayap yang diberikan oleh Allah kepada
mereka.
Segala puji bagi Allah
Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk
mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan
pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (QS Fathir [35] : 1)
Malaikiat Jibril adalah
penghulu para malaikat yang memiliki tugas paling berat dan paling utama, yaitu
mengantarkan wahyu kepada para nabi yang diutus. Ia adalah duta Allah kepada
semua nabi yang diutus. Karena beratnya amanah dan tanggung jawab yang dipikul,
maka jumlah sayap yang dimiliki melebihi semua malaikat. Jika berdasarkan ayat
di atas, beberapa malaikat ada yang hanya bersayap satu, bersayap dua, bersayap
tiga dan bersayap empat, maka jibril memiliki 350 sayap.
Demikianlah
karakter malaikat dari sisi ketaatan dan jumlah sayap. Salah satu tugas utama
malaikat adalah mendoakan penduduk bumi yang beriman. Allah menjelaskan tentang
ini dalam firman-Nya :
الَّذِينَ
يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ
وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ
شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ
وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي
وَعَدْتَهُم وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ
يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(Malaikat-malaikat)
yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat
dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka
ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang
yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan
mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan
peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau
pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah
Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar".
(QS Gafir [40] : 7-9).
Permohonan
ampunan terhadap orang-orang beriman yang dilakukan oleh para malaikat ini
masuk dalam kategori shalawat yang dijelaskan oleh ayat berikut :
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dialah yang
memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya
Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah
Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS al-Ahzab [33] : 43).
Syaikh
Ahmad Abdurrahman al-Banna dalam syarahnya menjelaskan, ‘Shalawat malaikat bagi
anak Adam ialah dengan mendoakan agar mereka diberi rahmat dan maghfirah.”
Hanya saja ada perbedaan antara shalawat Allah terhadap orang mukmin dan
shalawat malaikat. Shalawat Allah kepada orang-orang mukmin berarti rahmat dan
kecintaan Allah terhadap mereka sekaligus pengangkatan derajat hingga level
yang tinggi. Di sini, kami menyebutkan beberapa hadits yang menunjukkan peran
malaikat dalam mendoakan orang-orang yang beriman dengan beberapa kegiatan
mereka yang terkait dengan keislaman dan keimanan :
1)
Orang yang tidur
dalam keadaan bersuci :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَنّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " طَهِّرُوا هَذِهِ الأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ
اللَّهُ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَبِيتُ طَاهِرًا إِلا بَاتَ مَعَهُ فِي
شِعَارِهِ مَلَكٌ ، لا يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلا ، قَالَ :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا "
Dari
Ibnu Abbas ra., bahwa Rasulullah Saw. SAW. bersabda, "Sucikanlah fisik
kalian nanti Allah akan disucikan oleh Allah, karena tidakklah seseorang
tertidur di malam hari dalam keaadaan suci (berwudhu) kecuali malaikat bermalam
bersamanya. Sang malaikat tidak akan meningalkannya dan senantiasa berdo’a 'Ya Allah, ampunilah
hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" [1]
2)
Orang yang duduk
menunggu shalat.
وعن أبي هريرة - رضي الله
عنه - ، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - : (( صَلاةُ الرَّجُلِ في
جَمَاعةٍ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتهِ وفي سُوقِهِ خَمْساً وَعِشْرِينَ ضِعْفَاً
، وَذلِكَ أَنَّهُ إذَا تَوَضَّأ فَأحْسَنَ الوُضُوءَ ، ثُمَّ خَرَجَ إلى المَسْجِدِ
، لا يُخرِجُهُ إلاَّ الصَّلاةُ ، لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا
دَرَجَةٌ ، وَحُطَّتْ عَنهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ، فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَةُ
تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلاَّهُ ، مَا لَمْ يُحْدِث ، تقولُ : اللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَيهِ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، وَلاَ يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ
)) متفقٌ عَلَيهِ ، وهذا لفظ البخاري .
Dari
Abu Hurairah ra, ia mengatakan, Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat seseorang
dalam jama’ah akan dilipatgandakan dari shalatnya sendirian di rumah dan di pasar sebanyak 25 kali lipat. Hal itu
ketika ia memperbaiki cara berwudhu’nya lalu ia berangkat ke masjid, sedang
tidak ada yang menyebabkan ia keluar kecuali murni untuk shalat jama’ah.
Akhirnya, ia tidak melangkah dengan satu langkah punkecuali derajatnya
terangkat dan dosanya terhapus. Jika ia sedang shalat maka malaikat senantiasa
bershalawat kepadanya selama ia berada di tempat shalatnya, selama ia tidak
bernajis (tidak batal wudhu’nya). Malaikat berdoa, ya Allah ! Ampunilah dia dan
rahmatilah dia. Ia senantiasa terhitung sedang shalat selama ia menunggu waktu
shalat berikutnya”. [2]
3)
Orang - orang
yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.
عَنِ الْبَرَاءِ ، قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ ،
وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ ، وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ
صَلَّى مَعَهُ "
.
Dari
Bara' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah
dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf
- shaf terdepan dan orang-orang yang azan diampuni sejauh jangkauan suaranya
dan dibenarkan oleh semua yang mendengarnya. Baik dari benda kering maupun yang
basah. Dan apahalanya sebanyak pahala orang-orang yang shalat bersamanya
(karena mereka datang shalat karena panggilan mudzin) " [3]
4)
Orang - orang
yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ
بِهَا دَرَجَةً ».
Dari
Aisyah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para
malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf – shaf.
Barangsiapa yang mengisi kekosongan shaf maka Allah akan menambah derajatnya"
[4]
5)
Para malaikat
mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا
قَالَ الْإِمَامُ ( غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ )
فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ
لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari
Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Jika seorang Imam
membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka
ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan
dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" [5]
6)
Orang yang duduk
di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ - صلى الله
عليه وسلم - : (( صَلاةُ الرَّجُلِ في جَمَاعةٍ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتهِ
وفي سُوقِهِ خَمْساً وَعِشْرِينَ ضِعْفَاً ، وَذلِكَ أَنَّهُ إذَا تَوَضَّأ فَأحْسَنَ
الوُضُوءَ ، ثُمَّ خَرَجَ إلى المَسْجِدِ ، لا يُخرِجُهُ إلاَّ الصَّلاةُ ، لَمْ يَخْطُ
خَطْوَةً إلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ ، وَحُطَّتْ عَنهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ،
فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلاَّهُ
، مَا لَمْ يُحْدِث ، تقولُ : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيهِ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، وَلاَ
يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ )) متفقٌ عَلَيهِ ، وهذا لفظ البخاري
.
Dari
Abu Hurairah ra, ia mengatakan, Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat seseorang
dalam jama’ah akan dilipatgandakan dari shalatnya sendirian di rumah, di pasar
sebanyak 25 kali lipat. Hal itu ketika ia memperbaiki cara berwudhu’nya lalu ia
berangkat ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan ia keluar kecuali murni
untuk shalat jama’ah. Akhirnya, ia tidak melangkah dengan satu langkah pun
kecuali derajatnya terangkat dan dosanya terhapus. Jika ia sedang shalat maka
malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selama ia berada di tempat shalatnya,
selama ia tidak bernajis (tidak batal wudhu’nya). Malaikat berdoa, ya Allah !
Ampunilah dia dan rahmatilah dia. Ia senantiasa terhitung sedang shalat selama
ia menunggu waktu shalat berikutnya”[6]
7)
Orang - orang
yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " يَجْتَمِعُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلائِكَةُ
النَّهَارِ فِي صَلاةِ الْفَجْرِ وَصَلاةِ الْعَصْرِ ، فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاةِ
الْفَجْرِ ، فَتَصْعَدُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ ، وَتَثْبُتُ مَلائِكَةُ النَّهَارِ
، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاةِ الْعَصْرِ ، فَتَصْعَدُ مَلائِكَةُ النَّهَارِ ،
وَتَثْبُتُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ ، فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ : كَيْفَ تَرَكْتُمْ
عِبَادِي ؟ فَيَقُولُونَ : أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ
وَهُمْ يُصَلُّونَ ، فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّينِ " .
Dari
Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Para malaikat berkumpul
pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam
hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan
malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada
waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat
'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap
tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan
hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan
shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat,
maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" [7]
8)
Orang yang
mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
عن أبي الدرداء رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أنَّ رسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يقول : (( دَعْوَةُ
المَرْءِ المُسْلِمِ لأَخيهِ بِظَهْرِ الغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ ، عِنْدَ رَأسِهِ مَلَكٌ
مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ المَلَكُ المُوَكَّلُ بِهِ : آمِينَ
، وَلَكَ بِمِثْلٍ )) . رواه مسلم .
Dari Abu Darda' ra., bahwasannya Rasulullah
Saw. bersabda, "Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada
kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia
berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata
'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" [8]
9)
Orang - orang
yang berinfak.
عن أبي
هريرة رضي الله عنه قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ماَ مِنْ يَوْمٍ
يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا
اَللّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ اَللّهُمَّ أَعْطِ
مُمْسِكًا تَلَفًا
Dari
Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak satu hari pun
dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun
kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti
bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta
orang yang pelit'" [9]
10)
Orang yang makan
sahur.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ:
"إِنَّ اللهَ تَعَالَى وَمَلائِكَتَهُ
يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِين"
Dari
Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah
dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" [10]
11)
Orang yang
menjenguk orang sakit.
وعن عليّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله
عليه وسلم - ، يَقُولُ : (( مَا مِنْ مُسْلِم يَعُودُ مُسْلِماً غُدْوة إِلاَّ صَلَّى
عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِي ، وَإنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ
صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبحَ ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ في
الْجَنَّةِ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن )) .(( الخَريفُ )) : الثَّمرُ الْمَخْرُوفُ
، أيْ : الْمُجْتَنَى .
Dari
Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah saw
bersabda, “Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim ketika
pagi hari kecuali 70 ribu malaikat akan mendoakannya hingga tiba waktu sore.
Jika ia menjenguknya pada waktu isya maka 70 malaikat tersebut akan
mendoakannya hingga waktu subuh. Selain itu, ia juga mendapatkan taman surga
beserta pepohonan di dalamnya”. [11]
12)
Seseorang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالآخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِى
عَلَى أَدْنَاكُمْ ». ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا
وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ ».
Dari
Abu Umamah al-Bahily r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Keutamaan
seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang
paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan
semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan hiu, semuanya bershalawat kepada
orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain".[12] [13]
13)
Orang-orang yang
bershalawat kepada Rasulullah Saw.
عن عبدالله بن عمرو رضي الله عنهما قال قال صلى الله عليه وسلم : "من صلّى على رسول الله صلاة صلى
الله عليه وملائكته سبعين صلاة ,فليُقِلَّ عبدٌ من ذلك أو لِيُكْثِرْ
Dari
Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang
bershalat kepada Rasulullah Saw. dengan satu shalawat maka Allah dan para
malaikat berrshalawat kepadanya tuju puluh shalawat. Maka silahkan perbanyklah
shalawat kalian atau pun silahkan menyedikitkannya.” [14]
14)
Orang yang berpuasa, sedang
orang-orang di sekitarnya sedang makan.
عَنْ أُمِّ عُمَارَةَ رضي الله عنها أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا ، قَالَ : وَثَابَ
إِلَيْهَا رِجَالٌ مِنْ قَوْمِهَا ، قَالَ : فَقَدَّمَتْ إِلَيْهِمْ تَمْرًا ،
فَأَكَلُوا ، فَتَنَحَّى رَجُلٌ مِنْهُمْ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا شَأْنُهُ ؟ " , فَقَالَ : إِنِّي صَائِمٌ ، فَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَمَا إِنَّهُ مَا مِنْ
صَائِمٍ يَأْكُلُ عِنْدَهُ فَوَاطِرُ ، إِلَّا صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ
حَتَّى يَقُومُوا " .
Dari
Ummu Umarah, bahwasanya Rasulullah Saw. masuk menemuinya, sedang orang-orang
dating juga kepada Ummu Umarah sambil membawakan kurma dan makan bersama di
rumahnya. Lalu salah seorang meninggalkan tempat. Lalu Rasulullah Saw.
bertanya, “Kenapa dia ? kata sahabat tersebut : saya sedang puasa, Maka
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah ada seseorang yang berpuasa sedang
orang-orang di sekitarnya makan dan minum kecuali malaikat bershalawat
kepadanya hingga orang-orang selesai makan dan minum.” [15]
15)
Orang-orang yang
berkomentar dengan komentar yang baik ketika mengunjungi orang sakit dan
mengunjungi orang yang telah wafat (ta’ziah).
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت:" قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَرِيض
أَوْ الْمَيِّت فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَة يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا
تَقُولُونَ
Dari
Ummu Salamah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Jika kalian
mengunjungi orang sakit atau orang meninggal maka berucaplah dengan yang baik
saja karena malaikat mengaminkan kata-kata kalian”. [16]
Imam
Nawawi mengomentari hadits tersebut dengan mengatakan, “Hadits ini mengandung
pelajaran tentang disunnahkannya mengucapkan kata-kata yang baik berupa do’a
dan permohonan ampunan, permohonan agar diberikan kesembuhan. Juga terdapat
isyarat tentang kehadiran malaikat dan kegiatan mereka yang mengaminkan ucapan
orang-orang yang berkunjung”. [17]
Demikianlah
peran malaikat dalam memohonkan ampunan bagi orang-orang yang senantiasa
bertaubat kepada Allah. Semoga kita termasuk dalam deretan orang-orang yang
diberi ampunan. Amin.
[1] (Hadits ini dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
[4] (HR Ahmad, Ibnu Majah,
Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Hakim. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/121)
[5] (HR Bukhari no. 782).
[7] (HR Ibnu Khuzaimah,
Ibnu Hibban dan Ahmad dalam kitab Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan
oleh Syaikh Ahmad Syakir).
[8] (HR Muslim dan Abu Daud. al-Albani
menshahihkan hadits ini sebagaimana dalam kitab shahi al-Jami’, No.3381).
[10] (HR Ibnu Hibban,
No.3467, Thabrani, No. 6434, Abu Naim dalam kitab al-Hilyah, No.320, Dailami,
No.530, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib
wat Tarhiib I/519 dan dalam kitab Silsilah Hadits Shahih. No.3409).
[11] (HR Tirmidzi, no.969, Abu Daud,
no.3098, Ibnu Majah, no.1442).
[12] Orang - orang
yang Didoakan Malaikat, Syaikh Fadhl Ilahi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan
Pertama, Februari 2005
[13] (Dishahihkan oleh Syaikh
al-Albani dalam Kitab Shahih at-Tirmidzi II/343)
[14] (HR Ahmad dalam Musnad-nya. Al-Bani
mengatakan, “Hadits ini shahih mursal”. Lihat shahih al-Jami : 5/174).
[15] (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah, Ibnu Khuzaimah)
[17] (Lihat : Syarh Muslim, karya
imam Nawawi, Daar al-Khair, ).