الخميس، 9 فبراير 2012

ANTARA ABU BAKAR DAN MASALAH KHALID BIN WALID MENURUT SYI'AH DAN JAWAN AHLUSUNNAH

Ketujuh : Sikap At-Tijani terhadap Abu Bakar tentang masalah Khalid bin Walid serta jawabannya .
      At-Tijani menulis : adapun kejadian ketiga yang dilakukan Abu Bakar ketika awal kekhalifaannya, dan Umarpun berbeda tantang hal itu, sedangkan ia menta'wilkan nash Alquran dan hadits nabi. Yaitu KhAlid bin wAlid yang membunuh MAlik bin Nuwawa dengan cara dilemparkan dan menjauhkan istrinya lalu menyetubuhinya pada malam itu. Ketika itu Umar berkata kepada KhAlid
: wahai musuh Allah engkau telah membunuh seorang lelaki muslim kemudian menyetubuhi istrinya. Demi Allah pasti saya rajam engkau dengan batu. Tetapi Abu Bakar membelanya dan berkata : biarkan dia wahai Umar, ia hanya salah menta'wilkan hal tersebut, kiranya jauhkanlah ketajaman lidahmu dari Khalid.   
       Ini adalah aib lain yang direkam oleh sejarah terhadap seorang pembesar sahabat. Jika kita menyebutnya, maka kita sangat menghargainya. Bahkan kita menyebutnya sebagai pedang  Allah yang terhunus ! apalagi yang bisa saya katakan tentang sahabat yang berbuat demikian. Ia membunuh Malik bin Nuwairah , seorang sahabat mulia , pembesar bani tamim dan pemimpin yarbu' , bahkan dia adalah legenda dalam kepahlawanan, kemuliaan dan keberaniaan. Ahli sejarah menceritakan bahwa khalid menghianati Malik dan koleganya. Setelah mereka meletakkan senjata dan sholat berjamaah, mereka mengikatnya dengan tali. Sementara itu, laila binti minhal ada diantara mereka, ia adalah istri Malik, wanita tercantik dari kaumnya. Khalidpun terpesona dengan kecantikannya. Malik bekata kepada khalid : wahai khalid utuslah kami kepada Abu Bakar, nanti dia yang memutuskan permasalahan ini.
       Abdullah bin Umar dan Abu Qatadah ikut campur dalam masalah tersebut dan menyarankan Khalid agar mengutus mereka kepada Abu Bakar tapi Khalid menolak saran tersebut dan mengatakan : Allah swt tidak akan meyurutkan aku sebelum membunuhnya. Malikpun menoleh kepada istrinya kemudian mengatakan kepada Khalid : Dialah yang membuat saya terbunuh. Khalidpun menyuruh seseorang untuk membunuhnya dan menawan Laila. Dan pada malam harinya, ia menggaulinya.[1]
       Dengan taufik Allah swt saya katakan :
Pertama : Pembaca budiman harus melihat dengan seksama sebelum menjawab ocehan pembohong ini. Bagaimana ia merasa objektif dan adil padahal ia jauh dari sikap itu. Kita akan melihat betapa sering ia mencela sahabat Rasulullah saw, termasuk Khalid bin Walid, orang yang telah menghancurkan nyali orang-orang parsi, dimana At-Tijani tidak mencatat kecuali riwayat-riwayat palsu yang tidak bisa dijadikan dalil kecuali oleh orang-orang Rafidah. Bahkan ia seolah-olah tidak tahu riwayat-riwayat yang shahih yang terdapat dalam buku-buku sejarah yang otentik. Ia hanya berdalih dengan hadis-hadis tertentu yang sesuai seleranya, tetapi jika tidak demikian, ia berpura-pura tidak tahu. Hal itu ia lakukan untuk memecah belah Ahlussunah, tetapi dia salah alamat.
       Kedua : Kedua riwayat yang diceritakan oleh ahli sejarah tersebut, juga yang disembunyikan oleh At-Tijani, keduanya membahas tentang pembunuhan Malik bin Nuwairah, yaitu :
Hadis pertama : ketika Khalid tiba di Battah, ia mengirim beberapa prajurit untuk menawarkan agama islam  dan menawan semua oang yang tidak menerimanya. Jika mereka menolak, mereka diperintahkan untuk membunuhnya. Abu Bakarpun pernah berpesan jika sampai kesuatu daerah agar menawarkan islam. Jika mereka menerimanya  mereka dilarang memeranginya. Tapi jika mereka menolak, mereka harus diperangi dan ditawan . jika mereka menerima islam, mintalah zakat dari mereka. Jika mereka mengakui kewajiban zakat, terimalah zakat mereka. Jika menolak, perangilah mereka. Ia berkata : tibalah Malik bin Nuwairah bersama beberapa orang dari bani tsa'laba  bin yarbu, tetepi satuan pasukan tersebut berbeda pendapat tentang mereka. Diantara mereka terdapat Abu qatadah. Ia membela mereka dengan mengatakan : Mereka telah mengumandangkan adzan dan mereka mendirikan shalat. Ketika mereka berbeda pendapat, mereka kemudian ditawan  pada malam yang sangat dingin, Kalidpun mengatakan :
دافئوا آسراكم
Hangatkanlah tawanan kalian
Sementara kata "dafa'a" dalam bahasa kinanah berarti bunuhlah. Maka pasukan Khalid mengira beliau menyuruh untuk membunuh para tawanan, bukan menghangatkan mereka. Serentak saja mereka membunuhnya dan Dirar bin Azwar membunuh Malik. Ketika Khalid mendengar suara gaduh, beliapun keluar dari kemahnya dan mendapati tawanan telah terbunuh semuanya. Khalidpun mengatakan : jika takdir Allah swt menghandaki, pasti mereka mengalaminya.[2]
       Hadis kedua : Khalid memanggil Malik bin Nuwairah dan mengingatkannya dengan kelakuannya yang memata-matai Sajjah dan keengganannya membayar zakat. Beliau mengatakan : Tidakkah anda tau bahwa zakat adalah pasangan shalat ?! Malik menjawab : Sahabatmu ( Rasulullah saw ) mengira demikian. Khalid melanjutkan : Apakah Rasululah sahabat kami saja, bukan  sahabatmu juga ?! wahai Dirar, tebas lehernya. Lalu ia menebas lehernya..[3]
       Ketiga : Adapun riwayat yang dipedomani oleh At-Tijani dengan mengatakan bahwa Khalid ingin membunuh Malik bin Nuwairah karena kecantikan istrinya kemudian ia mengatakan bahwa ia menukilnya dari  tarikh Abulfida , tarikh Al-yaqubi, tarikh Ibnu zahmah dan kitab Wafayatul A'yan. Tetapi ketika kita mengecek beberapa literatur diatas,  akan nampak bagi pencari kebenaran akan kecorobohan At-Tijani ini dalam menukil. Kalau kita merujuk kitab wafayatul  a'yan karangan Ibnu hillikan tentang kematian Malik, kita menemukan perbedaan kisah yang ditulis oleh At-Tijani. Ibnu hillikan menulis peristiwa ini dengan mengatakan :  ketika Khalid berangkat untuk memerangi mereka pada zaman kekhalifaan Abu Bakar Assiddiq r.a. ia menemui Malik, pemimpin bani yarbu'. Ia telah mengambil zakat mereka dan menggunakannya. Khalid kemudian membicarakan masalah ini, Malikpun berkata : Saya melaksanakan shalat tanpa harus berzakat. Khalid kemudian mengatakan : Tidakkah engkau tahu bahwa shalat dan zakat adalah sama ?! tidak bisa diterima tanpa kedua-duanya. Malik menjawab : Sahabatmu berpendapat demikian. Khalid mengatakan : Anda tidak menganggap Rasulullah saw sahabatmu ? demi Allah, saya akan menebas lehermu. Keduanyapun terlibat dalam pembicaraan yang begitu lama hinngga Khalid mengatakan : Saya akan membunuhmu. Malik berkata : Apa itu perintah sahabatmu ? Khalid menjawab : Ini setelah hal itu ? Demi Allah, saya akan membunuhmu.
       Abdullah bin Umar dan Abu Qatadah r.a. ketika itu sedang berada diantara mereka.keduanya membahas masalah ini bersama Khalid, tetapi beliau kurang tertarik dengan pendapat mereka. Malikpun kembali mengatakan : Utus saja kami kepada Abu Bakar, nanti dia yang memutuskan permasalahan ini. Karena diapun pernah memutuskan permasalahn orang–orang yang lebih zhalim dari kami. Khalid menjawab : Allah swt tidak akan membebaskan aku jika membebaskanmu. Ia kemudian minta Dirar bin Azwar Al-asadi untuk menebas lehernya. Malikpun menoleh kepada istrinya ummu mutammim kemudian mengatakan kepada Khalid : Inilah yang membuat aku terbunuh, kebetulan istrinya adalah wanita tercantik di da'erah itu. Khalid menimpali : Tidak, tetapi Allahlah yang membunuhmu karena anda murtad dari islam. Khalid kemudian memanggil Dirar  sambil berkata : Tebas lehernya, maka iapun menebas lehernya.[4]
       Bandingkan pembaca budiman riwayat ini dengan yang ditulis oleh At-Tijani, agar anda tau betapa hebat dia memutarbalikkan fakta. Ia mengatakan bahwa Khalid menggauli laila, istri Malik. Ia menulis : Khalid kemudian menawan laila dan menggaulinya malam itu juga. Ia menisbatkan penukilannya kepada kitab "Wafayat Al-A'yan ", tetapi kalau kita melihat kitab tersebut, kita hanya mendapatkan : Khalid kemudian menawan istrinya . Ada pendapat yang mengatakan bahwa ia membelinya dari dari rampasan perang kemudian menikahinya. Juga ada yang berpendapat bahwa ia kemudian beriddah selama 3 x lalu Khalid meminangnya dan iapun menyetujuinya.[5] Apa ada lagi kedustaan lebih hebat dari itu, padahal buku tersebut memenuhi toko-toko buku . Hendaklah  bagi siapapun yang menghendaki kebenaran untuk mengeceknya agar tahu bagaimana kebohongan merajalela dengan  mudahnya. Hanya dengan menulis buku kemudian menghiasinya dengan berbagai kedustaan dan kehinaan. Penulisnya tidak merasa malu dengan pengakuannya sebagai orang yang mendapatkan hidayah, bertaqwa dan orang shiddiq. Ibnu hillikan kemudian melanjutkan pembahasan ini denga menulis dibagian akhirnya : Demikianlah masalah ini ditulis oleh watsibat dan Al-Waqidi pada kitabnya masing-masing. Dan merekalah yang bertanggung jawab tentang kebenarannya.[6] Artinya : Saya menukilnya dari kedua kitab tersebut tanpa saya perjelas kebenarannya sebelunm itu. Jadi kalau ada cacat pada hadis tersebut, merekalah yang bertanggung jawab.
       Adapun kitab tarikh Al-yaqubi, ia mengangkat masalah ini dengan bahasa yang kurang bagus. Ia menulis :  Abu Bakar menulis surat kepada Khalid  agar  segera menemui Malik bin Nuwairah Al-yarbui. Khalidpun berangkat menemui kabilahnya . Ada pendapat mengatakan Khalid menakut-nakuti mereka, lalu Malik mendatangi Khalid untuk membahas masalah ini. Istri Malikpun ikut bersamanya. Ketika Khalid melihatnya, ia nampak terkagum-kagum dengan kecantikannya lalu berkata : Saya tidak akan enyah dari hadapanmu hingga saya membunuhmu, lalu ia menatap Malik lalu menebas lehernya. Setelah itu ia mengawini istrinya.[7]
      Jika kebohongan ini ditambah dengan kebiasaan orang-orang Rafidah , begitupun dengan kejelekan dan tercampuraduknya riwayat ini, belum lagi perubahan yang terjadi padanya, apalagi ketidaksesuaiannya dengan riwayat-riwayat yang lain tentang sejarah panglima islam ini, maka nampaklah kebenaran sesungguhnya. Agar kebingungan pembaca hilang akibat kedustaan ini, maka saya akan jelaskan siapa sesungguhnya Al-Ya'qubi itu. Dia adalah saudara At-Tijani dari segi perkembangan dan arah hidupnya. Ia adalah orang Rafidah yang beraliran Itsna asyariah. Nah, dalam bukunya tersebut ia menulis sejarah daulah islamiyah menurut pandangan syi'ah imamiah. Ia tidak mengakui kecuali kekhalifaan Ali bin Abi Thalib beserta keturunannya. Sesuai dengan silsilah kepemimpinann yang diakui oleh orang-orang syi'ah. Mereka menyebut Ali sebagai pewaris kekhalifaan Rasulullah saw. ketika ia menulis sejarah khalifah Abu Bakar, Umar dan usman, ia tidak menulis didepan nama mereka kata khalifah, tetapi hanya dengan kata " persoalan ini dipegang oleh fulan… ia jugatidak menulis kisah salah seorang dianara mereka kecuali denga ejekan dan hinaan. Demikian pula sikapnya terhadap sahabat lainnya. Ia menerangkan sejaah aisyah denga kurang baik sekali, begitupun terhaap khalid bin walid, amru bin ash, muawiyah bin abu sufyan. Penjelasannya tentang hari assaqifah sangat tidak beradab. Ia mengklaim bahwa telah terjadi persekongkolan untuk merampas kursi kekhalifaan dari tangan ali bin abi thalib yang merupakan pewaris tahta kekhalifaan menurut pandangannya. Bahkan ia sangat berlebih-lebihan, hingga ketika mengomentari ayat ( al-maidah : 3 ) ia mengatakan : ayat ini turun untuk amirul mukminin ali bin abi thalib, semoga shalawat dan salam tercurah kepadanya, pada hari nafar. Sedang metode mereka ketika mencela dan menuduh adalah seperti metode orang-orang syi'ah dan orang-orang rafidah, yaitu mengangkat riwayat yang tidak sesuai dengan sebenarnya atau menambah-nambah atau mengomentarinya atau menampilkannya bukan pada tempatnya hingga artinya berubah.[8] dari sini kita tahu bahwa khalid membunuh Malik bin nuwairah dengan keyakinan akan kemurtadannya dan kengkarannya terhadap kewajiban zakat. Hal ini berdasarkan riwayat yang terdapat dalam  buku-buku sejarah. Demikian pula dalam literatur yang kami sebutkan sebelumnya.[9] yang mana At-Tijanipun sering merujuknya, tetapi kita harus bermasabodoh dengan perubahn yang ada padanya hingga uia menuduh khalid bin walidingin membunuh Malik karena kecantikan istrinya. Dengan ini , tuduhan-tuduhan tersebut tidak berarti lagi.
      Keempat : adapun tuduhannya bahwa Umar mengatakan kepada kahalid : wahai musuh Allah ! engkau telah membunuh seorang muslim kemudian menggauli istrinya. Demi Allah, saya akan merajammu dengan batu. Kemudian At-Tijani menisbatkan penukilannya kepada  kitab tarikh attabari, tarih ibnu katsir, al-ya'qubi dan al-ishabah. Ini adalah kepalsuan yang sangat nyata, karena ketika merujuk kitab tarikh al-ya;'qubi dan al-ishabah, kalimat ini tidak kita temukan sama sekali!!. Adapun kitab tarikh attabari, ia menulisnya bersama dengan riwayat-riwayat lemah yang tidak bisa dijadikan hujjah. Dalan sanadnya terdapat ali bin humaid, dia adalah muhammad bin humaid  ibn hayyan arrazi  yang terkenal kedhaifannya. Ya'qub assudusi berkomentar : banyak riwayat-riwayat palsunya. Imam bukhari berkata : hadisnya harus diteliti, annassa'i mengatakan : ia tidak terpercaya, al-jurjani berkata : mazhabnya jelek dan tidak terpercaya.[10] riwayat ini sanadnya lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah . dari sisi matannyapun hadis ini bermasalah karena berbunyi :Abu Bakar meminta khalid untuk menghadap. Ketika ia tibah dimadinah, ia masuk ke masjid layaknya seorang panglima perang. Umar kemudian menemuinya dan melepaskan anak panahnya serta menghancurkannya. Lalu mengatakan kepadanya : engkau telah membunuh seorang muslim kemudian menggauli istrinya. Demi allah, saya akan merajammu denga  batu, tetapai khalid tidak melayaninya karena yakin pendapat Abu Bakar sama dengannya. Saya katakan : jika Umar bin khattab mengetahui pendapat Abu Bakar dalam masalah ini, sebagaimana ada dalam salah satu riwayat, sebelum khalid menghadap kepada mereka, karena mereka berdua telah membahas masalah ini –sebagaimana yang terdapat dalam riwayat-. Abu Bakarpun menegur Umar  dengan mengatakan kepadanya : jauhkanlah ketajaman lidahmu dari khalid. Ia memuji khalid, membebaskannya dari tuduhan membersihkan namanya sebagaimana yang dikatakan Rasulullah saw :.

إن خالدا سيف سله الله علي اكا قرين قلا أشيمه
      Sesungguhnya khalid adalah pedang yang dihunuskan oleh Allah terhadap orang-orang kafir.
       Bagaimana mungkin berbuat demikian kepada khalid  dengan menyelisihi pendapat khalifah ? mungkin ada yang mengatakan : umsr bin khattab adalah oang yang keras dalam beragama, ia teguh pada pendiriannya dan tidak akan tunduk kepada orang lain. Kami katakan : kemana kekerasan itu berada setelah khalid beremu dengan Abu Bakar dan mennjelaskan persoalan sebenarnya sesuai dengan apa yang terjadi, sebagaimana pendapatnya serta pendapat sahabat lainnya. Kemudian Abu Bakar mengingatkan Umar dengan mengatakan : kesinilah wahai anak ummu syamlah . apakah dalan kejadian kecil itu yang merupakamn penutup dari kisah ini. Umar telah mengetahui bahwa Abu Bakar telah meridai  pendapat khalid. Ia tidak mengjaknya berbicara dan langsung masuk kerumah . pengetahuan ini ada sebelum khalid menemuai Abu Bakar dan melepas panahnya serta menghancurkannya. Akan tetapi para perawi hadis ini lupa atau tidak sadar ? atau Umar merubah pendapatnya dan sadar bahwa khalid jauh dari tuduhan tersebut.[11]jika kita ibaratkan Umar memerintahkan untuk merajam khalid, maka kita katakan ini hanyalah masalah ijtihadiyyah. Pendapat Abu Bakar tentang hal itu bahwa khslid tidak bisa diqisas. Sementara Umar melihat khalid harus diqisas. Padahal Umar tidaklah lebih alim dari Abu Bakar. Baik menurut ahlussunna maupun oang-orang syi'ah. Bahkan Abu Bakar tidak harus membuang pendapatnya demi mengikuti pendapat Umar. Dalil syar'ipun tidak menjelaskan bahwa pendapat Umarlah yang lebih tepat. Lalu bagaimana mungkin masalh seperti ini dijaadikan sebagai cacat bagi Abu Bakar kecuali orang-orang yang sedikit ilmunya.[12]
      Kelima : adapun perkataannya : ini adalah cacat lain yang direkam oleh sejarah terhadap pembesar sahabat. Jika kita menulisnya, kita menulisnya dengan penuh penghormatan dan kemuliaan, bahkan kita sebut ia sebagai pedang Allah yang terhunus. Mengherankan sekaliu kata-kata ini.siapa yang mau mendengar perkataan penulis ini. Ia seolah-olah sedang menulis tentang pemimpin orang munafik. Ia sangat gembira ketika menemukan aib salah seorang dari sahabat nabi. Bahkan ia menghina kami karena memuliakan dan mennhormati khalid. Seolah-olah ia mengatakan : tidak ada penghormatan terhadap siapapun dari sahabat nabi. Adapun tentang penamaannya sebagai pedang allah yang terhunus, itu adalah penamaan dari rasululah saw sendiri. Sebagaimana yang terdapat dalam shahih bukhari dari anas r.a.bahwa Rasulullah menginformasikan tentang zaid, ja'far dan ibnu rawahah dengan mengatakan :
أخذ الراية زيد فأصيب ثم أخذها جعفر فأصيب ثم أخذهاابن رواحة فــأصيب وعيناه تذرفان  حتى أخذها سيف من سيوف الله حتى فتح الله عليهم
Bendera perang akan dipegang oleh zaid kemudian syahid, lalu diambil oleh ja'far dan syahid pula, kemudian dipegang oleh ibnu rawahah dan syahid juga, rarsulullahpun menitikan air mata : hingga bendera itu diambil oleh slah satu pedang Allah (khalid ) hingga Allah memenangkan mereka dalam peperangan[13].
        Imam attirmizi meriwayatkan dari abu hurairah , ia berkata : kami singgah disuatu rumah bersama Rasulullah saw, tiba-tibaa banyak orang yang berlalulalang. Rasulullah saw mengatakan : wahai abu hurairah, siapa dia ? saya bilang : fulan . Rasulullah berkata lagi :
نعم العبد فلان
Dia adalah hamba  Allah yang baik
Setelah itu lewat lagi seseorang. Rasulullah berkata : siapa itu wahai Abu hurairah ? saya bilang : fulan . Rasulullah kemudian mengatakan :
بئس العبد فلان
Dia adalah hamba yang kurang baik.
Hingga khalidpun lewat. Saya lalu mengatakan : ini dia khalid bin walid wahai Rasulullah. Rasulullah pun bersabda :
نعم عبد الله خالد, سيف من سيوف الله
Khalid adalah hamba Allah yang baik, dia adalah salah satu pedang Allah.[14]
      Sekarang, apalagi yang akan dilakukan At-Tijani dengan hadis-hadis tersebut ?! pasti ia akan mengakal-akalinya sebagaimana ia sering berbuat demikian, karena itu bertentangan dengan hawa nafsunya dan pemikirannya. Dengan gembira ia akan mengatakan :  hadis ini jelas-jelas kebatilannya !!
       Keenam : adapun perkataannya bahwa Malik bin nuwairah adalah sahabat yang mulia, perkataan ini tidak sesuai engan kenyataaan dan sejarah. Sejarawan malah mempertegas kemurtadannya setelah Rasulullah saw wafat dan tidak lagi mau membayar zakat.. bahkan ia hanya membagi-bagikan zakat hanya kepada kaumnya saja. Ketika dihadapkan kepada khalid an ditanya tentang zakat, ia hanya mengatakan : sahbatmu ( Rasulullah ) mengira demikian. Maksud perkataan ini adalah : ia tidak lagi mengakui kewajiban zakat. Ini yang pertama. Sedang yang kedua, ia menyebut Rasulullah " sahabatmu ". ini adalah perkataan orang-orang musyrik yang tidak mengakui kenabian Rasulullah saw. padahal dengan keingkarannya saja dengan kewajiban zakat sudah cukup dijadikan alsan untuk membunuhnya. Riwayat ini desebutkan semua oleh sejarawan, diantaranya al-asfahani dalam kitab al-agani dan ibnu hillikan. Beda dengan al-ya'qubi arrafidi yang terkenal dengan kebohongannya itu. Lalu bagaimana bisa dikatakan bahwa Malik adalah sahabat yang mulia !! bahkan ahli sejarah menyebutkan bukti lain yang mempertegas bahwa Malik meninggal dalam keadaan murtad. Mereka mengatakan : Umar pernah bertemu dengan mutammim bin nuwairah, saudara Malik. Umarpun memintanya untuk melantunkan sya'ir yang pernah di ucapkan untuk saudaranya. Mutammim pun melantunkan bait sya'ir tersebut, diantara bunyinya adalah :
Kami bagaikan dua saudara yang berkaitan erat hingga dikira tidak pernah berpisah, tapi setelah kami berpisah, saya dan Malik seolah-olah belum pernah melewati malam bersama-sama.
        Ketika Umar mendengar sya'ir tersebut. Iapun mengatakan : demi allah, ini adalah ucapan perpisahan yang baik.saya ingin sekali pintar bersya'ir agar saya mengiringi kepergian saudaraku dengan sya'ir yang sama dengan yang engkau ucapkan untuk saudaramu. Mutammim kemudian mengatakan : jika seandainya saudaraku meninggal dalam keadaan muslim layaknya saudaramu, nniscaya saya tidak melantungkan syair penyesalan untuknya. Umarpun gembira denga  pengakuan mutammim tersebut dan mengatakan : belum ada yang mengucapkan bela sungkawa kepada saudaraku layaknya mutammim.[15]
       Pada redaksi yang lain, perkataan mutammim lebuh jelas lagi. Ia mengatakan : wahai amirul mukminin, saudaramu meninggal dalam keadaan muslim sedang saudara saya meninggal dalam keadaan murtad. Umar r.a lalu mengatakan : belum aa yang berbelasungkawa kepada saudaraku layaknya mutammim.[16] masih adakh bukti lain yang lebih jelas lagi tentang kemurtadan Malik ?!
        Ketujuh : Adapun tentang pernikahan khalid dengan istri Malik dan tuduhan At-Tijani bahwa khalid menggaulinya malam itu juga. Hal ini benar-benar tidak sesuai dengan realitas. Ibnu katsir menyebutkan bahwa khalid memilih istri Malik dan setelah halal baginya, barulah ia mencumbuinya.[17] Attabaripun menyinggung masalah ini dengan mengatakan : khalid menikahi ummu tamim, putri al-minhal. Kemudian ia menunggu hingga habis masa iddahnya.[18]
        Adapun dalam kitab al-kaamil : khalid kemudian menikah dengan ummu tamim, istri Malik.[19] mereka semua tidak mengatakan seperti perkataan At-Tijani bahwa ia menggaulinya malam itu juga. Khalid hanya menikahinya setelah habis masa iddahnya. Kalau klaim At-Tijani itu benar, pasti ibnu katsir juga menyebutnya. Ibnu hillikan yang dijadikan At-Tijani sebagai referensi mengatakan : khalid lalu menawan istrinya, ada pendapat mengatakan ia beriddah selam 3 x haid kemudian dipinang oleh khalid, ummu tamimpun menerima pinangannya.
        Saya dan pembaca budiman bertanya-tanya, darimana anda tau khalid menggauli istri Malik malam itu juga ?! wahai At-Tijani, apa anda bisa menjawabnya ! jika khaliud menikahi istri Malik setelah habis masa iddahnya, apa itu dikatakan kesalahan ?!
       Ia kemudian dengan bangga mengatakan : apalagi yang bisa saya katakan tentang sahabat-sahabat itu, orang-orang yang melanggar laranga Allah, membunuh norang-orang muslim demi memenuhi hawa nafsunya dan menghalalkan praktek seksual yang dilarang oleh Allah swt.. dalam islam, perempuan tidak bisa dinikahi jika ditinggal mati oleh suaminya keculi telah habis masa iddahnya. Tetapi khalid hanya mengikuti hawa nafsunya hingga ia tersesat.[20]
       Saya katakan : pertama : semoga Allah melaknat orang-orang munafik yang takabbur dan berjiwa kotor. Orang-orang yang menjelek-jelekkan generasi terbaik ummat ini. Mereka tidak memiliki bukti kecuali dengan kebatilan dan ocehan. Hal itu hanyalah memperjelas kedengkian mereka terhadap islam, yaitu dengan cara menjelekkan sahabat-sahabat nabi  saw, pembawa panji-panji al-qur'an dan sunnah, panglima perang dan para mujahidin di jalan Allah swt. dengan itu mereka berharap islan mudah diruntuhkan denga sempurna dari jiwa orang-orang islam. Tetapi sihir itu telah hancur wahai At-Tijani !!
         Kedua : tidak ada keraguan lagi bahwa para sahabat tidak melanggar perintah Allah swt dan membunuh orang-orang muslim demi memenuhi hawa nafsu mereka. Celaan ini hanyalah bualan belaka tanpa didukung oleh bukti apapun. Saya sudah menjelaskan tadi alasan khalid tentang masalah ini dan tidak usah lagi diulang. Adapun tuduhan bahwa mereka menghalalkan seks bebas yang dilarang oleh Allah, perkataan ini tidak bisa diucapkan kecuali oleh orang-orang yang hatinya buta dan tertutup. Saya baru saja menunujukkan dari referensi At-Tijani sendiri bahwa khalid bercumbu dengan istri Malik setelah habis masa iddahnya dan iapun ridha denga  hal itu. Tetapi At-Tijani terbelenggu oleh kesyi'ahannya hingga terbawa oleh hawa nafsunya yang membuat ia tersesat.
       At-Tijani melanjutkan kebodohannya dengan mengatakan : walaupun istri Malik digauli setelah habis masa iddahnya juga tidak berarti apa-apa bagi khalid, karena ia telah membunuh suaminya dan kaumnya dengan  cara yang sangat zhalim dan kejam. Padahal mereka adalah orang-orang muslim sesuai dengan pengakuan abdullah bin Umar dan abu qatadah yang begitu murka dengan perbuatan khalid. Ia  lalu pergi kemadinah dengan bersumpah bahwa tidak akan lagi berjihad dengan khalid dibawah naungan satu bendera perang. Ia kemudian menisbatkan penukilannya kepada kitab tarikh attabari, tarikh al-ya'qubi, tarikh abul fida dan al-ishabah.[21]
       Saya mengatakan :
Pertama : riwayat yang dinisbatkan oleh At-Tijani kepada kitab attabari adalh riwayat yang sama dengan klaimnya bahwa Umar bin khattab mengancam khalid dengan rajam. Riwayat ini sudah dijelaskan kelemahannya.
       Kedua  : adapun riwayat yang mengatakan bahwa abu qatadah murka denga perbuatan khalid …. Saya tidak menemukan riwayat ini dalam kitab al-ishabah. Tapi nampaknya ia sengaja memperbanyak referensi supaya kebohongannya makin dipercaya.
        Ketiga : adapun pendapat abu qatadah, jika benar, itu hanyalah pandangn peribadinya. Berbeda dengan pandangan khalid tentang masalah tersebut. Bukan iab bagi khalid jika tidak berjuang bersama abu qatadah dalam naungan satu bendera, karena ia yakin denga pendapatnya. Jika saja sikap abu qatadah tersebut benar, lalu kenapa ibnu Umar tidak melakukan hal yang sama. Ia hanya menjelaskan pendapatnya kemudian berangkat bersam para pasukan ?! hal ini menunjukkan dalamnya pemahaman ibnu Umar r.a bahwa khalid dan orang yang sependapat dengannya tidaklah karena mengikuti hawanafsunya. Bahkan jika mereka salah, itu hanya karena salah ta'wil saja.[22]
         Saya ingin bertanya kepada At-Tijani : kenapa ia mendukung sikap abu qatadah dan melihat pendapat khalid salah ? padahl keduanya hanya menta'wilkan permasalahan sesuai dengan kapasitas mereka. Kenapa ia tidak seperti sikapnya dirar bin al-azwar yang mebunuh Malik dengan keyakinan akn kemurtadannya. Sama dengan pendapat khalid. Apa ia mengjari kita bahwa dirar membunuh Malik untuk memenuhi nafsunya saja. Ia bersikap seperti abu qatadah untuk menolak kebenaran!? Saya mengatakan kepada At-Tijani : cukuplah celaan anda terhadap para sahabat!!
        Kemudian ia berdalih denganperkataan husain haikal dalam kitabnya ( asiddiq Abu Bakar ) yang ia hiasi dengan berbagai riwayat tanpa bisa membedakan mana yang shahih dan mana yanh bermasalah. Kemudian ia melanjutkan : apakah kita harus bertanya kepada ustaz haikal dan semisalnya dari kalangan ulama kita yag memanipulasi data demi menjaga kehormatan para shabat ? apakah kita harus menanyai mereka kenapa Abu Bakar tidak menghukum khalid dengan hukuman had ?  jika Umar –seperi dikatakan haikal sebagai contoh terbaik dalam masalah keadilan- kenapa hanya memecatnya dari panglima perang dan tidak menghukumnya dengan hukuman had  agar tidak menjadi kenangan jelek yang disampaikan kepada orang-orang muslim tentang cara-cara menghormati Alquran? Apakah mereka telah menghormati Alquran dan melaksanakan perintah-perintah Allah ? sekali-kali tidak, itu hanya politik, apa yang anda ketahui tentang politik ? ia hanya mendatangkan hal-hal lucu, memutarbalikkan fakta dan meninggalkan nash-nash Alquran.[23]
      Saya mengatakan : Saya sudah jelaskan sebelumnya bahwa Khalid membunuh Malik karena melihat ia murtad, saya pun menyabutkan penyebab Khalid berpendapat demikian. Itu adalah penyebab yang menurut saya menampakkan secara nyata akan murtadnya Malik. Secara umum kita hanya mengatakan tentang masalah ini, bahwa Khalid jika bersalah ketika membunuh Malik, hanya salah menta'wilkan dan ini tidak mengharuskan Khalid diqishash. Masalah ini seperti persoalan Usamah bin said ketika ia membunuh seseorang yang telah mengucapkan la ilaha illallah. Nabi bertanya kepadanya : wahai Usamah apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan la iliha illallah tiga kali ? Usamah pun menolak telah membunuhnya. Ia pun tidak diharuskan untuk diqishash, membayar diat dan membayar kafarat. Ibnu jarir Attabari dan yang lain telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Qatadah bahwa ayat ini (An-nisa:94) turun pada masalah mirdas, seseorang yang berasal dari gathafan, Rasulullah saw mengirim tentara kepada kaumnya diantara mereka ada Ghalib Allaitsi, teman-temannya pun lari terpencar sedangkan ia diam ditempat. Ia mengatakan : Saya seorang mukmin, ia pun mengucapkan salam kepada mereka, tapi mereka membunuhnya dan mengambil ghanimahnya. Allah swt lalu menurunkan ayat ini, Rasulullah saw memerinyahkan untuk mengembalikan keputusannya kepada keluarganya, begitu pun diatnya. Beliau pun melarang orang-orang mukmin berbuat seperti itu lagi. Demikianlah Khalid bin walid yang telah membunuh bani Juzaimah dengan ta'wil, Rasulullah saw berdoa:
اللهم إني أ برأ إليك مما صنع خالد
Ya Allah saya serahkan kepadamu apa yang telah dilakukan oleh Khalid.
     Walaupu demikian, Rasulullah saw tidak mengqisasnya karena ia salah ta'wil. Jika rasululah saja tidak menhukumnya dengan qisas, padahal khalid telah membunuh orang-orang muslim bani jazimah karena ta'wil, maka lebih-lebih Abu Bakar tidak menghukumnya hanya karena ia membunuh Malik bin nuwairah.[24]
       Anehnya, attijai menyinggung masalah khalid dengan bani juzaimah lalu berdalih dengan itu untuk menyerang Abu Bakar, padahal dia tidak tahu bahwa Rasulullah sendiri tidak menghukumnya. Kenapa ia tidak menjadikan itu sebagai hujjah untuk mendukung Abu Bakar yang tidak menghukum khalid?! Tapi siapapun yang mengikuti hawa nafsunya, pasti buta dari  sunnah .[25] setelah itu, apa saya bisa bertanya kepada doktor At-Tijani : kenapa Rasulullah saw tidak memberlakukan hukum had terhadap khalid, bahkan beliau tidak mencopotnya dari panglima perang.malah beliau membiarkannya hingga ia wafat ?! apakah ini disebut kengan jelek yang akan dibaca oleh ummat islam  tentang cara menghormati Al-qur'an ? apakah rsulullah saw meninggalkan nash-nash al-qur'an ?! sekali-kali tidak. Tetapi itu hanya kebohongan yang merupakan keahlian At-Tijani.
        Kemudian ia mengarahkan anda kepada kesesatannya dengan mengatakan : apakah kita harus bertanya kepada beberapa ulama kita yang menulis dalam kitab mereka bahwa Rasulullah saw sangat marah sekali ketika usamah bin zaid datanh untuk memberikan  syafaat kepada seorang wanita bangsawan yang telah mencuri. Rasulullah saw mengatakan :
ويحك, أتشفع في حد من حدود الله ؟ والله لو كانت فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها, إنما أهلك من كان قبلكم إذا سرق فيهم الشريف تركوه وإذا سرق الضعيف أقاموا عليه الحدز               
celaka. Apakah engkau mau memberikan syafa'at kepada seseorang yang telah melanggar ketetapan Allah ? sekiranya fatimah binti muhammada yang  mencuri, pasti saya potong tangannya. Kehancuran menimpa orang-orang sebelum kalian karena apabila pembesar-pembesar mereka yang mencuri, mereka biarkan begitu saja, tapi jika pencurinya adalah rakyat biasa, mereka menghukumnya.
           Lalu kenapa mereka diam saja ketika orang-orangmuslim yang tidak berdosa dan wanita-wanita mereka dicabuli pada malam harinya. Padahal mereka sedang bersedih atas meninggalnya suami merka tetapi mereka banyak membenarkan perbuatan Khalid dengan melakukan kebohongan-kebohongan, membikin-bikin keutamaan untuknya dan menamainya sebagai pedang Allah yang terhunus. Saya terheran-heran oleh kelakuan beberapa orang temanku yang pintar melucu dan mempermainkan kata. Suatu hari saya menyebutkan keistimewaan Khalid ketika saya masih jahiliah dulu dengan berkata kepadanya bahwa Khalid adalah pedang Allah yang terhunus,mereka lalu meneriaki saya sambil berkata : Khalid adalah pedang setan yang lemah. Ketika itu saya sangat kaget, tetepi setelah saya menelusurinya lebih jauh Allah swt lalu membuka pandanganku dan mengajariku nilai-nilai mereka yang mengusai kekhalifaan, mengganti hukum-hukum Allah, menelantarkannya dan melanggar aturan-aturan Allah.[26]
      Untuk menjawab pertanyaan ini saya katakan : pertama : Imam Bukhari meriwayatkan hadits tersebut dengan redaksi seperti ini. Dari Aisyah r.a , orang-orang quraisy disibukkan oleh perempuan dari suku maksum yang telah mencuri. Mereka lalu mengatakan: siapa yang bisa membahas masalah ini dengan Rasulullah saw ? tidak ada yang bisa kecuali usamah, kekasih rsulullah saw. usamahpun membecarakan masalah ini dengan Rasulullah saw. beliapun mengatakan :
أتشفع في حد من حدود الله ؟
Apakah engkau memberikan syafa'at seseorang yang melanggar hukum Allah?!
         Beliau kemudian berdiri dan berkhotbah :
يا أيها الناس, إنما ضل من كان قبلكم أنهم كانوا إذا سرق الشريف تركوه وإذا سرق الضعيف أقاموا عليه الحد. وآيم الله. لو أن فاطمة بنت محمد سرقت لقطع محمد يدها
Wahai manusia ! orang-orang sebelum kalian tersesat karena jika pembesar mereka mencuri,mereka membiarkannya, tetapi jika orang-orang lemah berbuat demikian, pasti mereka menghukumnya. Demi Allah, jika fatimah binti muhammad mencuri, pasti muhammad memotong tangannya.[27]
       Hadis ini adalah yang paling menentang At-Tijani, karena hadis ini menjelaskan bahwa usamah ingin memberi syafa'at kepada seseorang yang nyata-nyata  telah mencuri tanpa sedikitpun keraguan dan ta'wil.sementara masalah hudud,sebagaimana telah masyhur, bisa ditinggalkan kareana adanya syubhat.. seandainya ada syubhat, pasti usamah tidak memberi syafa'at kepada perempuan itu. Hal ini jelas dalam sabda Rasulullah saw : apakah engkau ingin memberikan syafaat kepada oarang yang telah melanggar hukum Allah ?!. beda dengan perbuatan khalid. Ia melihat bahwa Malik telah murtad, itu setelah berbincang=bincang dengannya. Kemudian ia mmembunuhnya. Paling-paling kita mengatakan bahwa khalid menta'wilakannya, tetapi salah dalam ta'wil tersebut. Lalu bagaimana jika kemurtadan Malik sudah terbukti. Lalu kenapa At-Tijani mempersamakan kedua masalah itu.
         Kedua : lihatlah pembaca sekalian kelakuan attujani ini. Ia menuduh ahlussunnah pelaku kebohongan dan sengaja memalsukan keutamaan tertentu kepada khalid. Itu dengan menyebutnya sebagai pedang  Allah yang terhunus. Padahal terbukti bahwa Rasulullah saw yang menyebutnya demikian. Baaimana khalid tidak seperti itu, padahal dialah pemimpin umat islam pada setiap kemenagan dalam medan pertempuran. Ia merasakn pahit getirnya jihad hingga pada hari mu'tah, 7 buah pedang hancur ditangannya. Tidak ada yang bertahan dengannya kecuali shafiyyah yamaniyyah.[28] ia pernah mengatakan : jihadku dijalan Allah telah membuatku jarang membaca Al-qur'an.[29] ketika ajal hampir menjemputnya, ia mengatakan sebuah p-erkataan yang tercatat oleh sejarah dan diwariskan kepada generasi selanjutnya, ia mengaakan : satu malam yang sangat dingin bersama pasukan muhajirin yang pada pagi harinya kami menyrang musuh lebih aku sukai daripada suatu malam aku dihadiahi pengantin baru atau diinformasikan kepaaku akan kelahiran seorang anak. Olehnya itu, berjihadlah kalian dijalan Allah.[30]
        Ibnu abdilbar menulis dalaam kitab al-istiaab : ketika kematian menjemput khalid bin walid, ia mengatakan : saya telah menghadiri seratus kali peperangn atau mendeakati itu, dan pada setiap jengkal badanku pasti ada bekas sabetan pedang, tusukan atau bekas anak panah. Nah sekarang, saya terbaring diatas ranjang menunggu kematian. Semoga saja mata orang-orang penakut tidak bisa terpejam.[31]
         Bahkan ulama rafidah sendiri kepahlawanan dan keberanian khalid. Mereka tidak bisa menginggkarinya. Imam besar mereka Abbas al-qummi mengatakan dalam kitabnya " al-kunaa wa al-alqaab " : dialah panglima yang banyak memenangkan pertempuran. Ia pernah mengatakan , sebagaimana riwayat darinya, telah aku hadiri beberapi kali pertempuran dan tidak ada sejengkalpun badanku pasti ada bekas tusukan atau sabetan pedang, sekarang saya terbaring diatas ranjang kematian. Semoga mata orang-orang penakut tidak bisa terpejam.[32]
        Perhatikanlah attujani ketika masih jahiliah , sesuai dengan pengakuannya, mengatakan kepada seorang sahabtnya bahwa khalid adalah pedang Allah yang terhunus, sebagaimana Rasulullah memanggilnya demikian. Hal ini ia katakan sebagai jawaban terhadap ocehan salah seorang temannya yang mengatakan : khalid adalah pedang syetan yang tumpul. At-Tijani mengatakan jawaban tersebut, sesuai dengan pengakuannya, setelah ia memperjelas masalah itu, Allah kemudian membuka kesadarannya !!
        Ketahuilah wahai pembaca budiman, hidayah yang bagaimana yang didapatkan oleh At-Tijani ini, hingga anda bisa meminta keselamatan untuknya. Ia melanjutkan kegilaannya dengan mengatakan : ahli sejarah menulis bahwa Abu Bakar mengutus khalid bin walid, setelah selesai perang tersebut ke yamamah, perang yang ia menangkan juga.. setelah itu, ia juga menggauli seorang perempuan sebagaiman ayang ia lakukan kepada istri Malik, padahal darah orang-oarang muslim dan pengikut musailamah belumlah kering. Abu Bakarpun lebih     marah kepadanya dibanding  dengan sebelumnya. Padahal wanita itupu telah bersuami, tetapi ia dibunuh oleh kahalid lalu menggauli istrinya seperti yang ia perbuat kepada laila, istri Malik. Kalau tidak demikian, tidak mungkin Abu Bakar begitu marah kepadanya dibanding ketika masalah sebelumnya. Ahli sejarah menulis isi surat yang dikirim Abu Bakar  kepada khalid bin walid. Didalamnya tertuli : demi Allah wahai khalid, kamu adalah orang yang hampa. Engkau menikahi perempuan, padahal dipekarangan rumahmu masih terdapat ceceran darah 120 ribu orang-orang muslim. Ketika khalid membaca surat tersebut, ia mengatakan : ini adalah perbuatan penindas, yang ditujukan kepada Umar bin khattab.[33]
        Saya mengatakan : pertama : riwayat ini lemah, karena pada sanadnya terdapat ibnu humaid bin humaid arrazi. Al-uqaili menulisnya dalam kitab Adduafaa. Ibnu hajarpun melemahkannya dalam kitab attaqrib.[34] jadi riwayat ini lemah dan tidak bisa dijadikan hujjah.
         Kedua : jika seandainya riwayat ini benar, maka isinya tidak sedikitpun mencela khalid, karena ia menemui majaah bin mararah agar menikahkannya dengan putrinya. Ia kemudian menikahkan mereka berdua. Saya pikir pernikahan ini bukanlah aib bagi khalid, begitupun pernikahannya dengan wanita lainnya. Adapun mengenai kemarahan Abu Bakar , khalid telah mambalas suratnya dengan penjelasan  tentang alsannya berbuat demikian. Ia menulis : amma ba'du, demi Allah, saya tidak menikah kecuali setelah aku merasa tenang dan rumah telah aman. Saya tidak menikahi seseorang kecuali aku mengutus seseorang dari madinah untuk meminangnya. Jika engkau membenci hal itu saya pasti menyayangkannya. Adapun mengenai kesedihanku dengan terbunuhnya orang-orang muslim, seandainya kesedihan itu hidup atau bisa mati pasti ia tetap demikian. Saya menceburkan diri tanpa pertimbangan hingga aku putus asa  dengan hidup  dan sangat yakin akan kematian. Adapun masalah penghianatan ,    majaah kepadaku, saya tudak merasa bersalah ketika itu dan saya pun tidak mengetahui hal-hal yang ghaib. Allah swt juga tetap memberikan kepada orang-orang mukmin kebaikan dan mewariskan bumi  ini kepada mereka-mereka yang  bertaqwa.[35]
Surat khalid ini sudah sangat jelas sekali kandungannya dan tidaak butuh lagi penjelasan.
        Ketiga : kelihatannya At-Tijani tidak bisa lepas dari karakternya sebagai pembohong. Ia menolak kebenaran dengan mengatakan : tidak ada keraguan lagi bahwa wanita itu juga telah bersuami, tapi ia dibunuh oleh khali kemudian menggauli istrinya sebagaimana yang ia perbuat kepada laila, istri Malik.
        Saya tidak yakin ketika At-Tijani menulis masalah ini tidak mengetahui bahwa khalid meming perempuan ini lewat ayahnya majaah. Ia menyetujui pernikahan mereka berdua.[36] subhanallah…….At-Tijani mengatakan telah mendapatkan hidayah kepada jalan yang lurus. Lalau bagaimana kalau ia tahu bahwa ia sebenaranya tersesat dari jalan yang benar. ?!  mudahan-mudahan Allah swt memberikan keselamatan bagi kita.
         Setelah penjelasan ini, saya yakin kebenaran telah kami paparkan kepada siapapun yang menghendakinyan. Alhamdulillah.    


Alih Bahasa : Idrus Abidin, Lc, M.A

[1]  Tsumma ihtadaitu, hal : 155-156.
[2]  Tarikh At-tabari jilid : 2 hal : 273 Thn. 11 H, Tarikh Ibnu Atsir jilid : 2 hal :217 thn 11 H , Al-bidayah wa Annihayah jilid : 6  Hal : 326, Tarikh Ibnu Khaldun  jilid : 2 Hal : 500-501.
[3]  Attabari jilid : 2 hal : 273-274, Tarikh Ibnu Atsir jilid : 2 hal : 217-218, Al-bidayah wa An-nihayah   .  jilid : 6 hal : 326-327.
[4]  Wafayat al-A'yaan wa Anbaa' Abnaa' Zamaan oleh Ibnu Khillikan  jilid 6 hal : 14  terbitan Dar shadir-Bairut.
[5]  Ibid.
[6]  Ibid hal : 15.
[7]  Tarikh Al-ya'qubi jilid : 2 hal : 131.
[8]  Manhaj Kitaba Attarikh Al-Islami oleh Muhammad Shaamil As-salmi hal : 430-431.
[9]  Saya belim menemukam kitab sejarah Ibnu Katsir atau Ibnu sahmah, tapi apa yang kami paparkan tadi sudah cukup bagi pencari kebenaran.
[10]  At-tahzib jilid 25 No : 5167 hal :102.
[11]  Khalid bin walid  karangan Shadiq Ibrahim Arjun. Hal : 166-167.
[12]  Al-Minhaaj jilid : 5 hal : 519.
[13]  Shahih Bukhari Kitab : Kemuliaan sahabat. No. 3547 jilid : 3
[14] Sunan At-Tirmizi No. 4117 Bab : Manaqib Khalid bin Walid.  Lihat pula : Shahih At-tirmizi No. 3021.
[15]  Jaulah tarikhiyyah fii ashri khulafa rasyidin. Hal : 42  oleh DR. Sayyid Wakil. Lihat juga : Futuh Al-buldan oleh Ahmad Balazri hal : 108, Al-kamil Fii At-tarikh oleh Ibnu Atsir jilid 2 hal. 218.
[16]  Kitab AL-amali karangan : Abu Abdullah Al-yazidi hal. 25-26 cetakan Alam al-kutub.
[17]  Al-bidayah Wa-Annihayah karangan Ibnu Katsir jilid  6 hal. 326.
[18]  Tarikh At-tabari jilid 2 hal. 273 Th. 11 H.
[19]  A-kamiil karangan Ibnu Al-atsir jilid 2 hal. 217 Thn. 11 H.
[20]  Tsumma Ihtadaitu hal. 156.
[21]  Tsumma Ihtadaitu hal. 156.
[22]  Lihat : Khalid bin Walid karangan Shadiq Arjun hal. 170.
[23]  Tsumma Ihtadaitu hal. 157
[24]  AL-Minhaaj jilid 5 hal. 518.
[25]  Ibid. hal. 519.
[26]  Tsumma Ihtadaitu hal. 157
[27]  Shahih Bukhari jilid 6 Kitab : Hudud No. 6406.
[28]  Shahih Bukhari jilid 4 Kitab : Peperangan Bab : Perang Mu'tah ditanah Syam No. 4017-4018.
[29]  Siar A'laam An-Nubalaa' jilid 1 hal. 375-376 dan diriwayatkan oleh Abu ya'laa dalam musnadnya jilid 13 dibawah hadis khalid bin walid No. 7188. Al-Muhaqqiq mengatakan : sanadnya shahih.
[30]  Al-Ishabah karangan Ibnu Hajar jilid 2 hal. 254.
[31]  Al-Istiaab karangan Abdulbar jilid 2 hal. 430.
[32]  Al-Kunaa wa Al-Alqaab karangan Abbas Al-Qummi hal. 38-39.
[33]  Tsumma Ihtadaitu hal 158-159.
[34]  Jilid 3 No. 1612.
[35]  Khalid bin Walid karangan Shadiq Arjun hal. 201.
[36]  At-Tabari jilid 2 hal. 284 Thn. 11 H.

15 komentar:

  1. sungguh sebuah penjelasan yg sangat jitu n bisa dipertanggung jawabkan.terimakasih ..jazaakalloh bi khoiron.sayapun sempat kebingungan tentang kisah cacat sahabat khalid bin walid ini.
    syiah adalah kelompok orang2 yg ingkar kepada alqur'an.mereka tidak berbuat kecuali yg telah dilarang Alloh al maliku..
    pekerjaan mereka menghina n berbohong...karena bohong bagi mereka diperbolehkan.

    ردحذف

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال