[BAGIAN II]
Oleh : Ust. Idrus
Abidin, Lc., M.A.
1)
Hubungan Malikat
dengan anak cucu Adam.
Hubungan
malaikat dengan anak cucu Adam sangatlah kuat. Malaikat senantiasa berperan
dalam proses kelahirannya, menjaganya ketika telah lahir, senantiasa
mengantarkan wahyu kepada mereka sebagai pedoman hidup, mencatat sikap dan
perbuatan baik serta perbuatan buruk mereka, mencabut nyawa mereka jika ajalnya
telah tiba. Berikut pejelasannya :
§ Peran
malaikat selama proses kehamilan.
عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « وَكَّلَ
اللَّهُ بِالرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ أَىْ رَبِّ نُطْفَةٌ ، أَىْ رَبِّ عَلَقَةٌ
، أَىْ رَبِّ مُضْغَةٌ . فَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ أَنْ يَقْضِىَ خَلْقَهَا قَالَ أَىْ
رَبِّ ذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى أَشَقِىٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الأَجَلُ
فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِى بَطْنِ أُمِّهِ »
Dari Anas bin
Malik r.a., dari Rasulullah saw., beliau bersabda, “Allah menugaskan malaikat
untuk menjaga rahim. Malaikat ia senantiasa melaporkan : Ya Allah, (kini) telah
menjadi campuran air mani, Ya Allah, (kini) telah menjadi alaqah (melekat di
rahim), Ya Allah, (kini) telah menjadi segunpal daging. Jika Allah hendak
menyempurnakan proses penciptaannya, maka malaikat berkata :Wahai Tuhan, laki
atau perempuan, sengsara atau bahagia, bagaimana rezki dan ajalnya, maka
ditetapkan semua hal tersebut ketika masih dalam perut ibunya.” (HR Bukhari,
Bab : Masalah Takdir)
§
Peran malaikat
dalam menjaga manusia.
لَهُ
مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
Bagi
manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS ar-Ra’du [13] : 11).
Ibnu Abbas
berkata, “Bahwa yang dimaksud ada yang menjaganya adalah bahwa Allah menugaskan
malaikat yang senantiasa menjaga manusia dari arah depan, belakang dan dari
arah samping. Jika takdir Allah telah datang maka mereka semua menghindar dan
meberikan orang tersebut (tertimpa takdirnya).”
§ Peranan
malaikat dalam menyampaikan wahyu :
Tugas ini telah menjadi
tugas khusus malaikat Jibril. Namun terdapat beberapa persitiwa di mana, wahyu
diantar bukan oleh Jibrul sendiri, tetapi oleh malaikat lainnya. Berikut
contohnya :
عَنِ ابْنِ
عَبّاسٍ قَالَ: بَيْنَمَا جِبْرِيلُ قَاعِدٌ عِنْدَ النّبِيّ صلى الله عليه وسلم.
سَمِعَ نَقِيضاً مِنْ فَوْقِهِ. فَرَفَعَ رَأْسَهُ. فَقَالَ: هَذَا بَابٌ مِنَ السّمَاءِ فُتِحَ
الْيَوْمَ. لَمْ يُفْتَحْ قَطّ إِلاّ الْيَوْمَ. فَنَزَلَ مِنْهُ مَلَكٌ. فَقَالَ:
هَذَا مَلَكٌ نَزَلَ إِلَى الأَرْضِ. لَمْ يَنْزِلْ قَطّ إِلاّ الْيَوْمَ.
فَسَلّمَ وَقَالَ: أَبْشِرْ بِنُورَيْنِ أُوتِيتَهُمَا لَمْ
يُؤْتَهُمَا نَبِيّ قَبْلَكَ. فَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَخَوَاتِيمُ سُورَةِ
الْبَقَرَةِ. لَنْ تَقْرَأَ بِحَرْفِ مِنْهُمَا إِلاّ أُعْطِيتَهُ
Dari Ibnu Abbas r.a., ia berkata,
“Ketika Jibril sedang duduk bersama nabi Saw, ia mendengar suarah gemuruh dari
atas, lalu ia melihat ke atas sambil berkata, “Itu adalah pintu langit yang
terbuka hari ini. Sebelumnya tidak pernah terbuka sama sekali. Lalu turunlah
mailkat darinya. Jibril berkata, “Inilah salah satu malaikat turun dari langit.
Ia sama sekali belum pernah turun ke bumi sebelumnya. Lalu sang malaikat
mengucapkan salam, kemudian berkata : Bergembiralah wahai Rasulullah dengan
dengan dua cahaya yang akan diberikan kepadamu. Keduanya belum pernah sama
sekali diberikan kepada seorang nabi pun sebelum Engkau. Yaitu surah al-Fatihah
dan penutup surah al-Baqarah…(HR Muslim. al-Albani telah men-shahih-kannya dalam
kitab shahih al-Targib wa al-Tarhib no (1456).
عَنْ حُذَيْفَةَ
، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : أَتَانِي
مَلَكٌ فَسَلَّمَ عَلَيَّ نَزَلَ مِنَ السَّمَاءِ لَمْ يَنْزِلْ قَبْلَهَا
يُبَشِّرُنِي أَنَّ الْحَسَنَ ، وَالْحُسَيْنَ سَيِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ
، وَأَنَّ فَاطِمَةَ سَيِّدَةُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ .
Dari Hudzaifah, ia mengatakan, Rasulullah
saw bersabda, “Saya didatangi oleh seorang malaikat lalu meyalami saya. Ia baru
saja turun dari langit. Sebeelmunya ia belum pernah ke bumi. Ia membawa berita
gembira untukku bahwa Hasan dan Husain merupakan pemimpin para pemuda ahli
sorga dan juga bahwa Fatimah pemimpin para wanita penghuni sorga (HR Ibnu
Asakir. Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’ 1/419).
§ Tidak
semua orang yang didatangi oleh malaikat merupakan nabi atau pun rasul. Karena malaikat juga telah mendatangi
Maryam binti Imran, padahal beliau bukan nabi. Sebagaiamana malaikat juga
pernah mendatangi ibu Ismail (Hajar) ketika kehabisan makanan dan minum di
tengah padang pasir dalam kisah awal syari’at ibadah haji, terutama sa’i antara
shafa dan marwah.
§ Bagaimana
Rasulullah menerima wahyu ?
عَنْ عَائِشَةَ
أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا ، أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَل رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ،
كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : " أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ
صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي ، وَقَدْ وَعَيْتُ
عَنْهُ مَا قَالَ ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا
فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ " ، قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا : وَلَقَدْ
رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ
فَيَفْصِمُ عَنْهُ ، وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا .
Dari ‘Aisyah
r.a., bahwasanya Harits bin Hisyam bertanya kepada Rasulullah Saw., bagaimana
wahyu datang kepadanya ? Rasulullah saw menjawab, “Terkadang wahyu datang
seperti bunyi lonceng. Cara ini yang paling berat bagiku, hingga saya keringat
dingin, dan saya pun memahami apa yang disampaikan oleh Jibril. Terkadang
Jibril menyerupai seseorang hingga ia berbicara langsung denganku hingga saya
memahami maksdunya”….(HR Bukhari).
§ Kedatangan
Jibril tidak selamanya untuk mengantar wahyu, tapi terkadang untuk mengajari
Rasulullah tata cara beribadah. Seperti kedatangan Jibril tiap ramadhan untuk
mengajari Rasulullah tilawah al-Qur’an dan sistematika al-Qur’an. Jibril juga
pernah mengimami Rasulullah shalat untuk menjelaskan masing-masing batas waktu
shalat 5 waktu :
عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَمَّنِي جِبْرِيلُ عِنْدَ
الْبَيْتِ مَرَّتَيْنِ ، فَصَلَّى بِيَ الظُّهْرَ حِينَ زَالَتِ الشَّمْسُ فَكَانَ
كَقَدْرِ الشِّرَاكِ ، ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِينَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ
شَيْءٍ مِثْلَهُ ، ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ ،
ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ ، ثُمَّ صَلَّى بِيَ
الْفَجْرَ حِينَ حَرُمَ الطَّعَامُ وَالشَّرَابُ عَلَى الصَّائِمِ ، ثُمَّ صَلَّى
بِيَ الظُّهْرَ مِنَ الْغَدِ حِينَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَهُ ، ثُمَّ
صَلَّى بِيَ الْعَصْرَ حِينَ صَارَ ظِلُّ كُلِّ شَيْءٍ مِثْلَيْهِ ، ثُمَّ صَلَّى
بِيَ الْمَغْرِبَ حِينَ أَفْطَرَ الصَّائِمُ ، ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْعِشَاءَ حِينَ
ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ ، ثُمَّ صَلَّى بِيَ الْفَجْرَ فَأَسْفَرَ ، ثُمَّ
الْتَفَتَ إِلَيَّ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ! هَذَا وَقْتُ الأَنْبِيَاءِ قَبْلَكَ
، الْوَقْتُ فِيمَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ " .
Dari Ibnu Abbas,
ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Jibril megimami saya di dekat ka’bah
sebanyak 2 kali. Ia shalat zuhur bersama saya ketika matahari mulai condong ke
barat…kemudian ia shalat ashar ketika bayangan benda sama panjang aslinya. Lalu
ia shalat magrib bersamaku ketika orang-orang puasa berbuka. Ia shalat isya
bersamaku ketika fajar telah hilang dan shalat subuh ketika orang-orang puasa
tidak boleh lagi makan dan minum…(HR Bukhari)
Jibril juga
mengajari Rasulullah saw untuk berwudhu’ :
عَنْ زَيْدِ
بْنِ حَارِثَةَ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " أَتَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ
السَّلامُ فِي أَوَّلِ مَا أُوحِيَ إِلَيَّ ، فَعَلَّمَنِي الْوُضُوءَ ، فَلَمَّا
فَرَغَ مِنْهُ أَخَذَ حَفْنَةً مِنْ مَاءٍ ، فَنَضَحَ بِهَا فَرْجَهُ "
Dari Zaid bin
Haritsah, bahwa Rasulullah saw berkata, “Jibril mendatangi saya pada awal-awal
saya menerima wahyu, lalu mengajariku cara berwudhu. Tatkala selesai, Jibril
mengambil segenggam air lalu memercikkannya ke daerah kemaluan”.(HR Ahmad.
Dishahihkan oleh al-‘Albani dalam kitab Shahih al-Jami).
Jibril juga pernah
mengobati Rasulullah dengan ruqyah syar’iyah :
عَنْ
أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ جِبْرِيلَ أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا
مُحَمَّدُ اشْتَكَيْتَ فَقَالَ « نَعَمْ ». قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ
شَىْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ بِاسْمِ
اللَّهِ أَرْقِيكَ. رواه أحمد ومسلم
Rasulullah saw
bersabda, Jibril mendatangiku dan bertanya, apakah engkau megeluhkan rasa sakit
? saya menjawab, betul. Lalu Jibril membaca bismillah arqika min kulli
syain yu’dzika min kulli syarri kulli nafsin au aini Hasid. Bismillah arqika
wallahu yasfika [saya mengobatimu dengan nama Allah, dari segala yang
menyakitimu, dari segala jiwa dan mata yang dengki. Dengan nama Allah saya
mengobatimu sedang Allah yang akan mnenyembuhkanmu] (HR Muslim).