By. Idrus Abidin.
Ibadah
adalah istilah yang begitu akrab di telinga kita. Ia adalah ketaatan
dan kepatuhan yang menyatu dengan rasa cinta kepada Allah. Itulah ibadah
secara bahasa. Taat dan patuh tanpa rasa cinta kepada Allah bukanlah
ibadah. Seperti ketaatan dan kepatuhan orang munafik. Mereka kehilangan
cinta Allah yang disebut ikhlas. Maka, Islam mereka hanya permukaan
tanpa substansi iman. Secara komprehensif, Ibadah adalah sebuah istilah
yang merangkum segala hal yang dicintai dan diridhai oleh Allah; baik
ucapan atau pun perbuatan; lahir maupun batin.
Mau Ibadah Kita Diterima Allah ? Penuhi Syaratnya.
Ibadah
adalah substansi keislaman kita. Tanpa ibadah Islam kita hanya sebuah
kepalsuan. Agar Islam itu utuh ibadahlah isinya. Diterimanya ibadah kita
bukti benarnya Islam kita. Agar ibadah diterima, harus memenuhi dua
syarat utama : (1). Ikhlas kepada Allah, (2). Ikuti cara ibadah
Rasulullah. Ikhlas adalah intisari kalimat tauhid; la Ilaha Illallah.
Sedang mengikuti prosedur ibadah Rasulullah adalah wujud syahadat;
Muhammadun Rasulullah. Maka, la Ilaha Illallah, Muhammadun Rasulullah
merupakan kunci ibadah. Jika ikhlas saja, tanpa mengikuti Rasulullah
ibadah pasti tidak diterima Allah. Seperti ibadahnya Yahudi dan Nasrani.
Tidak ada ibadah yang sah di luar jalur Rasulullah. Maka, tidak ada
pula jalan ampunan selain ajaran beliau. Di luar ajaran Islam hanya
langkah-langkah setan yang menyesatkan; tanpa ibadah, tiada ampunan dan
bukan jalur menuju Allah. Islam adalah totalitas ibadah yang dibenci
setan; baik kalangan manusia maupun kelompok jin. Maka, berislam secara
total merupakan konsekwensi logis kalau kita mau diterima amal
ibadahnya. (Al-Baqarah 208)
Bagaimana Supaya Ibadah Kita Ikhlas?
Ikhlas
adalah pencetus awal, penggerak yang senantiasa diharapkan mengawal
setiap kegiatan dan menyampaikan kita kepada Allah. Ikhlas adalah wujud
totalitas cinta manusia kepada Rabnya. Agar ikhlas ini tercipta dan
terjaga, tiga hal berikut mutlak adanya :
(1).
Cinta Allah. Dengan hadirnya cinta akibat pengenalan manusia
terhadapNya melalui nama dan sifatNya yang senantiasa berderet pada
setiap ayat dalam Al-Qur'an dan pada umumnya penuturan Rasulullah, maka
ikhlas akan senantiasa bernapas panjang dalam hati setiap insan;
tentunya dengan izin dan Taufik dari Allah.
(2).
Harapan yang tinggi terhadap Rahmat Allah. Semua yang ada di sekitar
kita dan diri kita adalah bagian kecil dari rahmatNya. Apa yang
diinginkan oleh seluruh manusia ada semua di sisiNya. Bahkan banyak hal
yang dimiliki Allah sebagai rahmatNya belum kita mengerti sehingga tidak
mungkin terbetik dalam jiwa dan angan manusia. Itulah surga.
(3).
Takut terhadap azabNya. azabNya tiada terkira. Walaupun rahmatNya
mengalahkan azabNya. AmpunanNya lebih luas dibanding keadilanNya. Jika
KeadilanNya itu disegerakan Allah di dunia ini, takkan ada manusia dan
jin yang bisa hidup lama setelah mereka balig. Karena jika dosa dan
maksiat berbalas langsung, manusia akan punah tanpa bisa berkembang biak
via pernikahan. Namun, Dia lebih banyak mengampuni daripada mengazab.
Itulah kebijakan ilahi yang menjadi rahmat yang membuat lalai para
pecundang. Seolah Allah tidak tahu menahu kezaliman dan kesesatan
mereka. Padahal, itu hanya ampunan sementara. Ia hanya siaran tunda.
Tetap saja ada batasnya. Hanya Allah yang maha tahu kapan saatnya;
penundaan itu berakhir murka.
Di
al-Fatihah, bismillah dan Al-Hamdulillah wujud cinta Allah. Ar-Rahman
dan ar-Rahim adalah bukti harapan terhadap rahmatNya. Maliki yaumiddin
merupakan rasa takut terhadap azabNya; terutama di akhirat kelak.
Kira-kira jika semua pilar ibadah (ikhlas) ini sudah terpenuhi, lalu
pernyataan apa yang pantas setelahnya?! Hanya iyyaka na'budu (hanya
Engkau yang pantas kami sembah, ya Allah)
Ibadah Khusus (mahdah) dan ibadah umum (gairu mahdah).
Ibadah
khusus seperti shalat, puasa, zakat dll punya prosedur khusus pula;
Ikhlas dan mengikuti petunjuk Rasulullah. Prinsip dasarnya adalah dalam
hal ibadah haram adanya kreativitas. Berbeda dengan ibadah umum, hukum
asalnya adalah kreativitas manusia sendiri, selama tidak ada larangan
dan kezaliman terhadap diri dan orang lain. Ibadah umum cukup dengan
niat, maka kebiasaan itu (adat) segera menjadi ibadah. Makan misalnya,
hatimu cukup engkau tujukan agar dengan makan, fisikmu kuat dalam
ketaatan. Lalu baca basmalah, maka itulah ibadahmu. Tapi jangan pakai
tangan kiri, nanti menyerupai setan. Setelah selesai, jangan lupa baca
Al-Hamdulillah. Tidur lain lagi. Dengan berharap agar tidur, engkau kuat
ibadah setelah bangun, lalu bismika allahumma ahya wa amutu, kamu baca.
Apalagi jika kiblat di hadapanmu, bagian kanan kau tindih dan kiri di
bagian atas, maka sempurnalah ibadah tidur itu. Terutama jika disertai
wudhu dan do'a setelah bangun; Al-Hamdulillah alladzi ahyani ba'da maa
amatani wailahin nusyur. Demikian seterusnya.
Cakupan Ibadah.
Ibadah
mencakup diri manusia seutuhnya. Berawal dari hatinya yang penuh dengan
keterbukaan menerima hidayah Allah. Sehingga Allah dibenarkan sebagai
Rabb dengan semua nama dan sifatNya. Akhirnya, Dia menjadi satu-satunya
Tuhan yang harus disembah. Hati demikian akan percaya adanya hari
Keadilan; kiamat namanya. Para nabi dan rasul, kitab suci dan ketetapan
takdir; semuanya diterima sebagai keyakinan yang disebut iman. Karena
hati sedemikian adanya, lisan akhirnya bersyahadat; siap mewujudkan
ibadah lisan dengan segala jenisnya. Hati yang dipenuhi iman, lisan
basah dengan zikir, tentu fisik mewujudkan keyakinan dan ucapan itu pada
setiap yang mungkin dilakukan. Shalat, puasa, zakat dan haji termasuk
amalan fisik utama dan unggulan.
Hati,
lisan dan perbuatan menjadi ibadah pribadi seutuhnya. Dengan keluarga,
ia menjadi pribadi dengan sejuta manfaat. Ekonominya jauh dari riba,
kecurangan dan semua jenis penipuan. Pendidikannya berbasis rabbaniyah;
tak ada demarkasi antara ilmu dunia dan ilmu akhirat. Politiknya
berbasis kejujuran, Keadilan, bahkan bernuansa Ihsan. Maka utuhlah dia
dalam ibadah dan dalam keislaman; berkembang dalam keimanan, hingga
berhasil mendaki puncak tertinggi ketakwaan. Itulah perjalanan ibadah
yang melewati jalur keislaman, keimanan dan keihsanan. Semoga kita
termasuk bagian dari golongan ahli ibadah dengan kucuran ampunan dan
keridhaan dari Allah Ta'ala. Allahumma amiiiin.
Depok, 15 Mei 2019 (Tengah malam)
Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. Telegram Channel : Gemah Fikroh.
2. YouTube Channel : Gema Fikroh.
3. Blog :http://idrusabidin.blogspot. com/?m=1.
4. Facebook Sudah Full Pertemanan.
0 komentar:
إرسال تعليق