Monday, July 6, 2020

Tidak Ada Ciptaan Allah Sia-Sia.

Tidak Ada Ciptaan Allah Sia-Sia.

By. Idrus Abidin.

Inti segala yang ada di dunia ini adalah rahmat. Rahmat yang berasal dari Ihsan Allah yang berwujud kekayaanNya yang tiada terkira. Siklus Ihsan, kekayaan, kasih sayang hingga berwujud pengampunan ; membuat segalanya terjadi seperti sekarang. Kekafiran, kemunafikan, kefasikan dibiarkan sementara sebagai bentuk pemberian kebebasan supaya ujian bisa berjalan di dunia ini. Yang taat dan maksiat akan tersingkap secara jelas. Itu dalam lingkup takdir syariat. 

Gempa bumi, banjir, letusan gunung berapi, termasuk covid-19 dibiarkan. Tujuannya apalagi kalau bukan ujian kesabaran. Karena itu semua masuk kategori ketentuan alam (takdir kauni) yang pasti terjadi. Belum lagi hikmah lain seperti teguran agar manusia kembali ke fitrah mereka. Kalau pun ada yg ditimpa covid-19 sebagai hukuman (ada yg mengaitkannya dengan Otoritas China yang menyiksa muslim Uighur), tentu Allah maha mengetahui siapa yang pantas mendapatkannya. Walaupun demikian, hal-hal yang diampuni olehNya jauh lebih besar dibandingkan ujian dan hukuman itu. Krn klo tidak demikian, maksudnya, Allah tidak penyayang lagi, tapi menggunakan standar keadilan di dunia ini, maka habislah seluruh manusia dan jin. Karena dosa dan kezaliman mereka sudah pantas membuat langit runtuh, lautan tsunami, bumi bergoyang penuh gempa dan semua bentuk ketidakseimbangan di alam semesta ini. Bahkan, ada yg menganalisa, covid-19 saat ini adalah bentuk lain dari upaya semesta untuk meraih kembali keseimbangannya. 

Selain rahmat Allah ada juga disebut hikmah.  Jika rahmat Allah terbagi 2 ; rahmat khusus dan rahmat umum, hikmahNya hanya bersifat khusus. Rahmat umum mencakup orang-orang kafir. Sedang Rahmat khusus hanya untuk orang-orang beriman. Disebut rahim. Al-Qur'an, secara umum disebut rahmat Allah. Atau disebut Hidayatul Irsyad (petunjuk umum). Sedang kemampuan muslim mengimani lalu melaksanakannya dalam kehidupan; hati, lisan dan anggota tubuh, pada lingkup pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara disebut rahim. Atau, disebut pula hidayah Taufik. 

Biar tidak panjang, covid-19 ini, di antara hikmahNya, memberikan kesempatan padaku untuk banyak membaca buku-buku khusus yang telah lama dikoleksi. Terutama kitab-kitab yang membahas pemikiran liberal di dunia Islam dan perspektif Islam orisinil terhadapnya. Salah satunya adalah kitab, 

موقف الإتجاه العقلاني الإسلامي المعاصر من النص الشرعي

Sikap Cendekiawan Muslim Rasional Modern Terhadap Teks-Teks Syariat. 

Semoga goresan ringkas ini dan buku yg sedang dibaca; memberikan limpahan pemahaman dan ketajaman analisa. Agar bisa mempertebal Istiqomah dan kontribusi terhadap terangnya jalan lurus serta memberi nasehat kepada diri sendiri dan sesama muslim yang kurang tepat dalam metode argumentasi dan prosedur penalaran. Aamiin.

Ahad, 22 Maret 2020

0 komentar:

Post a Comment

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

Contact Form