Saturday, September 29, 2012

Peranan Malaikat Dalam Mendo'akan Kaum Beriman.

Idrus Abidin, Lc., M.A.  Dosen Stida Al-Manar Jakarta




 


Malaikat adalah mahluk Allah yang tercipta dari cahaya. Mereka adalah pasukan Allah yang senantiasa melaksanakan perintah dan tidak pernah melanggar titah Allah sedikit pun. Allah SWT berfirman,
بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ (27) يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُمْ مِنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ (28)
"Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' [21] : 26-28).
Meraka dibebani tugas-tugas sesuai dengan kebijakan Allah swt. Beratnya beban tugas mereka berbanding lurus dengan banyaknya sayap yang diberikan oleh Allah kepada mereka.
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.  Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Fathir [35] : 1)
Malaikiat Jibril adalah penghulu para malaikat yang memiliki tugas paling berat dan paling utama, yaitu mengantarkan wahyu kepada para nabi yang diutus. Ia adalah duta Allah kepada semua nabi yang diutus. Karena beratnya amanah dan tanggung jawab yang dipikul, maka jumlah sayap yang dimiliki melebihi semua malaikat. Jika berdasarkan ayat di atas, beberapa malaikat ada yang hanya bersayap satu, bersayap dua, bersayap tiga dan bersayap empat, maka jibril memiliki 350 sayap.
Demikianlah karakter malaikat dari sisi ketaatan dan jumlah sayap. Salah satu tugas utama malaikat adalah mendoakan penduduk bumi yang beriman. Allah menjelaskan tentang ini dalam firman-Nya :
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ  رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُم وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ  وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar". (QS Gafir [40] : 7-9).
Permohonan ampunan terhadap orang-orang beriman yang dilakukan oleh para malaikat ini masuk dalam kategori shalawat yang dijelaskan oleh ayat berikut :
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS al-Ahzab [33] : 43).
Syaikh Ahmad Abdurrahman al-Banna dalam syarahnya menjelaskan, ‘Shalawat malaikat bagi anak Adam ialah dengan mendoakan agar mereka diberi rahmat dan maghfirah.” Hanya saja ada perbedaan antara shalawat Allah terhadap orang mukmin dan shalawat malaikat. Shalawat Allah kepada orang-orang mukmin berarti rahmat dan kecintaan Allah terhadap mereka sekaligus pengangkatan derajat hingga level yang tinggi. Di sini, kami menyebutkan beberapa hadits yang menunjukkan peran malaikat dalam mendoakan orang-orang yang beriman dengan beberapa kegiatan mereka yang terkait dengan keislaman dan keimanan :
1)      Orang yang tidur dalam keadaan bersuci :

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " طَهِّرُوا هَذِهِ الأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ اللَّهُ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَبِيتُ طَاهِرًا إِلا بَاتَ مَعَهُ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ ، لا يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلا ، قَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا "
Dari Ibnu Abbas ra., bahwa Rasulullah Saw. SAW. bersabda, "Sucikanlah fisik kalian nanti Allah akan disucikan oleh Allah, karena tidakklah seseorang tertidur di malam hari dalam keaadaan suci (berwudhu) kecuali malaikat bermalam bersamanya. Sang malaikat tidak akan meningalkannya  dan senantiasa berdo’a 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" [1]

2)   Orang yang duduk menunggu shalat.

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - : (( صَلاةُ الرَّجُلِ في جَمَاعةٍ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتهِ وفي سُوقِهِ خَمْساً وَعِشْرِينَ ضِعْفَاً ، وَذلِكَ أَنَّهُ إذَا تَوَضَّأ فَأحْسَنَ الوُضُوءَ ، ثُمَّ خَرَجَ إلى المَسْجِدِ ، لا يُخرِجُهُ إلاَّ الصَّلاةُ ، لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ ، وَحُطَّتْ عَنهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ، فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلاَّهُ ، مَا لَمْ يُحْدِث ، تقولُ : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيهِ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، وَلاَ يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ )) متفقٌ عَلَيهِ ، وهذا لفظ البخاري .
Dari Abu Hurairah ra, ia mengatakan, Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat seseorang dalam jama’ah akan dilipatgandakan dari shalatnya sendirian di rumah  dan di pasar sebanyak 25 kali lipat. Hal itu ketika ia memperbaiki cara berwudhu’nya lalu ia berangkat ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan ia keluar kecuali murni untuk shalat jama’ah. Akhirnya, ia tidak melangkah dengan satu langkah punkecuali derajatnya terangkat dan dosanya terhapus. Jika ia sedang shalat maka malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selama ia berada di tempat shalatnya, selama ia tidak bernajis (tidak batal wudhu’nya). Malaikat berdoa, ya Allah ! Ampunilah dia dan rahmatilah dia. Ia senantiasa terhitung sedang shalat selama ia menunggu waktu shalat berikutnya”. [2]

3)   Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat.

عَنِ الْبَرَاءِ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ ، وَالْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ ، وَيُصَدِّقُهُ مَنْ سَمِعَهُ مِنْ رَطْبٍ وَيَابِسٍ ، وَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ صَلَّى مَعَهُ " .
Dari Bara' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan dan orang-orang yang azan diampuni sejauh jangkauan suaranya dan dibenarkan oleh semua yang mendengarnya. Baik dari benda kering maupun yang basah. Dan apahalanya sebanyak pahala orang-orang yang shalat bersamanya (karena mereka datang shalat karena panggilan mudzin) " [3]

4)   Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً ».

Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf – shaf. Barangsiapa yang mengisi kekosongan shaf maka Allah akan menambah derajatnya" [4]

5)   Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَالَ الْإِمَامُ ( غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ) فَقُولُوا آمِينَ فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ الْمَلَائِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" [5]

6)   Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.

وعن أبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ - صلى الله عليه وسلم - : (( صَلاةُ الرَّجُلِ في جَمَاعةٍ تُضَعَّفُ عَلَى صَلاتِهِ فِي بَيْتهِ وفي سُوقِهِ خَمْساً وَعِشْرِينَ ضِعْفَاً ، وَذلِكَ أَنَّهُ إذَا تَوَضَّأ فَأحْسَنَ الوُضُوءَ ، ثُمَّ خَرَجَ إلى المَسْجِدِ ، لا يُخرِجُهُ إلاَّ الصَّلاةُ ، لَمْ يَخْطُ خَطْوَةً إلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ ، وَحُطَّتْ عَنهُ بِهَا خَطِيئَةٌ ، فَإذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَةُ تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلاَّهُ ، مَا لَمْ يُحْدِث ، تقولُ : اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيهِ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ ، وَلاَ يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاَةَ )) متفقٌ عَلَيهِ ، وهذا لفظ البخاري .
Dari Abu Hurairah ra, ia mengatakan, Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat seseorang dalam jama’ah akan dilipatgandakan dari shalatnya sendirian di rumah, di pasar sebanyak 25 kali lipat. Hal itu ketika ia memperbaiki cara berwudhu’nya lalu ia berangkat ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan ia keluar kecuali murni untuk shalat jama’ah. Akhirnya, ia tidak melangkah dengan satu langkah pun kecuali derajatnya terangkat dan dosanya terhapus. Jika ia sedang shalat maka malaikat senantiasa bershalawat kepadanya selama ia berada di tempat shalatnya, selama ia tidak bernajis (tidak batal wudhu’nya). Malaikat berdoa, ya Allah ! Ampunilah dia dan rahmatilah dia. Ia senantiasa terhitung sedang shalat selama ia menunggu waktu shalat berikutnya”[6]

7)   Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : " يَجْتَمِعُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلاةِ الْفَجْرِ وَصَلاةِ الْعَصْرِ ، فَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاةِ الْفَجْرِ ، فَتَصْعَدُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ ، وَتَثْبُتُ مَلائِكَةُ النَّهَارِ ، وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلاةِ الْعَصْرِ ، فَتَصْعَدُ مَلائِكَةُ النَّهَارِ ، وَتَثْبُتُ مَلائِكَةُ اللَّيْلِ ، فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ : كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي ؟ فَيَقُولُونَ : أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّونَ ، فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّينِ " .
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" [7]

8)   Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
عن أبي الدرداء رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أنَّ رسُولَ الله - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يقول : (( دَعْوَةُ المَرْءِ المُسْلِمِ لأَخيهِ بِظَهْرِ الغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ ، عِنْدَ رَأسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ المَلَكُ المُوَكَّلُ بِهِ : آمِينَ ، وَلَكَ بِمِثْلٍ )) . رواه مسلم .
 Dari Abu Darda' ra., bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda, "Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" [8]
9)        Orang - orang yang berinfak.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ماَ مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ اْلعِبَادُ فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُوْلُ أَحَدُهُمَا اَللّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُوْلُ اْلآخَرُ اَللّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" [9]

10)    Orang yang makan sahur.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ اللهَ تَعَالَى وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِين"
Dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" [10]

11)    Orang yang menjenguk orang sakit.

وعن عليّ - رضي الله عنه - ، قَالَ : سَمِعْتُ رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم - ، يَقُولُ : (( مَا مِنْ مُسْلِم يَعُودُ مُسْلِماً غُدْوة إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِي ، وَإنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلاَّ صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ ألْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبحَ ، وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ في الْجَنَّةِ )) رواه الترمذي ، وقال : (( حديث حسن )) .(( الخَريفُ )) : الثَّمرُ الْمَخْرُوفُ ، أيْ : الْمُجْتَنَى .
Dari Ali bin Abi Thalib ra, ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seorang Muslim menjenguk saudaranya sesama Muslim ketika pagi hari kecuali 70 ribu malaikat akan mendoakannya hingga tiba waktu sore. Jika ia menjenguknya pada waktu isya maka 70 malaikat tersebut akan mendoakannya hingga waktu subuh. Selain itu, ia juga mendapatkan taman surga beserta pepohonan di dalamnya”. [11]

12)    Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا عَابِدٌ وَالآخَرُ عَالِمٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِى عَلَى أَدْنَاكُمْ ». ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ ».
Dari Abu Umamah al-Bahily r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan hiu, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain".[12] [13]
13)    Orang-orang yang bershalawat kepada Rasulullah Saw.
عن عبدالله بن عمرو رضي الله عنهما  قال قال صلى الله عليه وسلم : "من صلّى على رسول الله  صلاة صلى الله عليه وملائكته سبعين صلاة ,فليُقِلَّ عبدٌ من ذلك أو لِيُكْثِرْ
Dari Abdullah bin Umar ra bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang bershalat kepada Rasulullah Saw. dengan satu shalawat maka Allah dan para malaikat berrshalawat kepadanya tuju puluh shalawat. Maka silahkan perbanyklah shalawat kalian atau pun silahkan menyedikitkannya.” [14]
14)    Orang yang berpuasa, sedang orang-orang di sekitarnya sedang makan.
عَنْ أُمِّ عُمَارَةَ رضي الله عنها أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَيْهَا ، قَالَ : وَثَابَ إِلَيْهَا رِجَالٌ مِنْ قَوْمِهَا ، قَالَ : فَقَدَّمَتْ إِلَيْهِمْ تَمْرًا ، فَأَكَلُوا ، فَتَنَحَّى رَجُلٌ مِنْهُمْ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا شَأْنُهُ ؟ " , فَقَالَ : إِنِّي صَائِمٌ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " أَمَا إِنَّهُ مَا مِنْ صَائِمٍ يَأْكُلُ عِنْدَهُ فَوَاطِرُ ، إِلَّا صَلَّتْ عَلَيْهِ الْمَلَائِكَةُ حَتَّى يَقُومُوا " .
Dari Ummu Umarah, bahwasanya Rasulullah Saw. masuk menemuinya, sedang orang-orang dating juga kepada Ummu Umarah sambil membawakan kurma dan makan bersama di rumahnya. Lalu salah seorang meninggalkan tempat. Lalu Rasulullah Saw. bertanya, “Kenapa dia ? kata sahabat tersebut : saya sedang puasa, Maka Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah ada seseorang yang berpuasa sedang orang-orang di sekitarnya makan dan minum kecuali malaikat bershalawat kepadanya hingga orang-orang selesai makan dan minum.” [15]
15)    Orang-orang yang berkomentar dengan komentar yang baik ketika mengunjungi orang sakit dan mengunjungi orang yang telah wafat (ta’ziah).
عن أم سلمة رضي الله عنها قالت:" قال رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  إِذَا حَضَرْتُمْ الْمَرِيض أَوْ الْمَيِّت فَقُولُوا خَيْرًا فَإِنَّ الْمَلَائِكَة يُؤَمِّنُونَ عَلَى مَا تَقُولُونَ
Dari Ummu Salamah r.a., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, “Jika kalian mengunjungi orang sakit atau orang meninggal maka berucaplah dengan yang baik saja karena malaikat mengaminkan kata-kata kalian”. [16]
Imam Nawawi mengomentari hadits tersebut dengan mengatakan, “Hadits ini mengandung pelajaran tentang disunnahkannya mengucapkan kata-kata yang baik berupa do’a dan permohonan ampunan, permohonan agar diberikan kesembuhan. Juga terdapat isyarat tentang kehadiran malaikat dan kegiatan mereka yang mengaminkan ucapan orang-orang yang berkunjung”. [17]
Demikianlah peran malaikat dalam memohonkan ampunan bagi orang-orang yang senantiasa bertaubat kepada Allah. Semoga kita termasuk dalam deretan orang-orang yang diberi ampunan. Amin.


[1] (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
[2] (HR Bukhari dan Muslim. Hadits ini berdasarkan pada redaksi Imam Bukhari).
[3] (Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130).
[4] (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Hakim. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/121)
[5] (HR Bukhari no. 782).
[6] (HR Bukari, no. 555,  dan Muslim. no.634.  Lafazh hadits ini berdasarkan pada lafazh Bukhari.
[7] (HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Ahmad dalam kitab Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir).
[8] (HR Muslim dan Abu Daud. al-Albani menshahihkan hadits ini sebagaimana dalam kitab shahi al-Jami’, No.3381).
[9] (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010).
[10] (HR Ibnu Hibban, No.3467, Thabrani, No. 6434, Abu Naim dalam kitab al-Hilyah, No.320, Dailami, No.530, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519 dan dalam kitab Silsilah Hadits Shahih. No.3409).
[11] (HR Tirmidzi, no.969, Abu Daud, no.3098, Ibnu Majah, no.1442).
[12]  Orang - orang yang Didoakan Malaikat, Syaikh Fadhl Ilahi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005
[13] (Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Kitab Shahih at-Tirmidzi II/343)
[14] (HR Ahmad dalam Musnad-nya. Al-Bani mengatakan, “Hadits ini shahih mursal”. Lihat shahih al-Jami : 5/174).
[15] (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah)
[16] (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, danl al-Baihaqi)
[17] (Lihat : Syarh Muslim, karya imam Nawawi, Daar al-Khair, ).

Thursday, July 5, 2012

TAWAKKAL SEBAGAI MANIFESTASI TAUHID

Oleh : Agus Shalahuddin.
Mahasiswa STIDA al-Manar Jakarta.

A.     Pendahuluan.

Penerapan tawakkal dari ungkapan kata menjadi realitas kongkrit memang sangat sedikit, ini dikarenakan sedikitnya pemahaman atas makna tawakkal. Padahal tawakkal sendiri sering diucapkan dalam banyak moment. Walaupun demikian kita tetap berusaha untuk mengetahui makna tawakkal ini, Insya-Allah.
Tawakkal kepada Allah  merupakan kesempurnaan dan tanda iman, karena Allah I berfirman:

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23)


Oleh sebab itu iman tidak bisa dipisahkan dengan tawakkal. Artinya bila seseorang beriman kepada Allah I pasti akan bertawakkal kepada Allah I.[1]

Thursday, June 28, 2012

RASIONALITAS AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Oleh : Idrus Abidin, Lc., MA.
Dosen PSI al-Manar Jakarta.


1. AL-QUR’AN BERBICARA TENTANG AKAL/RASIO.

Di dalam al-Qur’an, tidak ditemukan kata akal secara formal. Yang ditemukan hanyalah fungsi akal seperti berakal, berpikir, memahami dll. Ini pula alasan yang mendasari bahwa akal hanya dikenal lewat fungsinya sesuai makna terminologis yang diajukan oleh kaum salaf. Akal tidak bisa dianggap sebagai perangkat yang independen, sebagaimana pendapat banyak filsosof. Menurut temuan al-Buraikan dalam disertasinya, terdapat 2 makna fungsional akal yang sering digunakan al-Qur’an :
         1)      Potensi yang dapat digunakan untuk menjaring ilmu pengetahuan dan kebenaran (sarana pengetahuan).
         2)      Pemahaman tentang Allah dan Rasul-Nya. (fungsi pengetahuan).

SIKAP AHLU SUNNAH TERHADAP LOGIKA (FILSAFAT) ARISTOTELES

Oleh : Dr. ‘Utsman ‘Ali Hasan MA.
Sumber : Manhaj al-Istidlal ‘ala Masa’il al-I’tiqad ‘inda Ahli Sunnah.
Alih Bahasa : Idrus Abidin, Lc., MA.
Dosen PSI al-Manar Jakarta.

1.            PENGERTIAN LOGIKA ARISTOTELES.
Ahli filsafat memandang bahwa logika itu terbagi dua kategori, yaitu: logika eksternal (lahirian) dan logika internal (bathiniah). Yang masuk kategori eksternal adalah lafazh dan penuturan. Tata-cara untuk meluruskannya adalah dengan gramatika (nahwu) pada prosa dan ilmu ‘arudh (aturan nada sya’ir) pada syair-syair. Adapun pembicaraan internal maka ia termasuk kerja-kerja rasio dan pemikiran. Tata-cara meluruskannya dengan metode logika yang telah dikenal secara terminologis.[1]

Tuesday, June 26, 2012

Syarah Hadits Arba'in 4


Oleh : Idrus Abidin, Lc., MA.
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STIDA AL-MANAR) Jakarta.
HADITS KE -10.
PENGARUH KEHALALAN MAKANAN TERHADAP
TERKABULNYA DO’A

عن أبي هريرة –رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إن الله تعالى طيب لا يقبل إلا طيبا ،وان الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين ..فقال تعالى " يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا... " المؤمنون /51... وقال الله تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُم ..." البقرة/172 ... ثم ذكر رجل يطيل السفر أشعث اغبر يمد يده إلى السماء يا رب يا رب ، ومطعمه حرام ومشربه حرام وملبسة حرام وغذي بالحرام فإنى يستجاب له
TERJEMAHAN.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anh, ia berkata : “Telah bersabda Rasululloh : “ Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan Dia berfirman: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu.’ Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan” , sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya".
[Muslim no. 1015]

Islam dan Paham Gender

Oleh: Fahmi Salim, MA

Konsep kesetaraan gender dari segi bahasa, istilah dan nilai ideology sebenarnya tidak ditemukan padanannya dalam istilah Islami. Yang ada adalah prinsip almusawah (persamaan) laki-laki dan perempuan dalam hal-hal berikut:

Pertama. Persamaan dalam hal asal-usul penciptaan manusia sebagaimana firman Allah SWT Annisa: 1

Kedua. Persamaan dalam hal kemuliaan manusia yang Allah ciptakan dengan segala kelengkapan rizki-Nya serta potensi ketakwaan kepada Allah, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Isra: 70 dan Al-Hujurat: 13

Ketiga. Persamaan dalam hal kewajiban beramal saleh dan beribadah (menerima taklif) serta hak pahala yang sama disisi Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran: 195, Annisa: 124, Annahl: 97 dan Al-Ahzab: 35

Keempat. Persamaan dalam menerima sanksi jika melanggar aturan hukum Allah dan susila di dunia sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah: 38, dan An-Nur:  2

Kelima. Persamaan dalam hak amar makruf nahi munkar kepada penguasa dalam kehidupan social politik keummatan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran: 104 dan 110,At-Taubah:  71

Jendela Al-Qur'an: Catatan Diskusi Gender di Gedung Parlemen RI (1)

Catatan Diskusi Gender di Gedung Parlemen RI (1)

ISLAM DAN KESESATAN PAHAM GENDER
Oleh: Fahmi Salim, M.A. (Komisi Penelitian MUI & Wakil Sekjen MIUMI)
Saya berkesempatan dua kali menyimak dan menghadiri langsung perdebatan seputar draf RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) di komplek DPR RI Senayan.
Yang pertama, RDPU Komisi VIII DPR RI tentang Masukan draf RUU KKG dengan INSISTS, Kaukus Perempuan Politik Indonesia dan Cedaw Working Group Indonesia (CWGI) pada tanggal 28 Mei 2012. Saat itu satu-satunya kubu yang menolak dari INSISTS hadir Adnin Armas, Direktur Eksekutif. Selebihnya, mereka adalah yang mendukung mentah-mentah draf RUU KKG tanpa sikap kritis sedikitpun. Bahkan, salah satu delegasi CWGI, seorang dosen UIN Bandung dengan gagah presentasi konsep kesetaraan gender di dalam Al-Qur’an dan pemikiran Islam. Tentu saja pemikiran Islam yang dibawa oleh dosen itu adalah bercorak liberal. Terbukti dengan tampilan slide ibu dosen itu yang menayangkan sketsa pemikiran gender dari tokoh-tokoh liberal dunia seperti Nasr Hamid Abu Zayd, dan tokoh local seperti Nasaruddin Umar dan Husein Muhammad.
Saya sangat gusar, sebab wacana controversial tokoh-tokoh tersebut yang terbatas di ruang-ruang kuliah UIN dan diskusi-diskusi kelompok liberal, kini telah bergeser dan ditampilkan vulgar di ruang sidang Komisi VIII DPR tempat wakil rakyat menggodok rancangan undang-undang.

Thursday, June 21, 2012

Syarah Hadits Arba'in 3


Oleh : Idrus Abidin.

HADITS KE - 7
AGAMA SEBAGAI NASEHAT

عن أبي تميم بن أوس الـداري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال " الدين النصيحة قلنا لمن ؟ قال : لله ولرسوله وللأئمة المسلمين و عامتهم
TERJEMAHAN.
Dari Abu Ruqayyah Tamiim bin Aus Ad Daari radhiallahu 'anh, “Sesungguhnya Rasulullah telah bersabda : Agama itu adalah Nasehat , Kami bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim”
[Muslim no. 55]

PENGANTAR.

Pada hadits sebelumnya dijelaskan bahwa agama Islam memiliki spesipikasi  seperti Islam yang mewakili amalan lahiriah, Iman yang mewakili amalan hati dan Ihsan yang menggambarkan profesionalisme dalam menjalankan keduanya. Di sini Rasulullah saw menegaskan bahwa Agama Islam identik dengan nasehat. Selama nasehat menjadi bagian penting dari keislaman kita maka selama itu pula Islam kokoh pada level pribadi dan masyarakat.

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

Contact Form