Guru adalah tuntunan keimananku sebelum menjadi tuntunan profesi. Aku ada karena iman. Aku bermanfaat karena iman dan profesionalitas.
Islam mengajariku,
كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS Ali Imran : 79)
Sehingga keterlibatanku dalam aktivitas belajar mengajar adalah profesi kenabian yang kuwarisi dari madrasah Nubuwah. Madrasah yang mengajariku bahwa tiada kata henti dalam belajar maupun mengajar (Teaching by learning). Karena belajar mengajar adalah proses taubatku sekaligus peluang perbaikan diri, keluarga, agama dan bangsaku.
Tidak semua guru baik, tapi tidak ada kebaikan tanpa guru. Reformasi bermula dari guru. Sedang Rasulullah tokoh keguruan sepanjang zaman. Dialah super guru dan dia pula super teladan, di setiap tempat dan semua zaman
Sebagai guru, kuharap murid2, mahasiswa/iku lebih baik dan lebih sukses dariku. Itulah makna bahagia dan suksesku dalam dunia keguruan. Kuakan tersenyum jika para muridku berjaya di setiap profesi dan jalan hidup, pilihan mereka. Karena kuyakin sepenuhnya, kebaikan itu telah terealisasi di dada mereka.
Kumau, agar jalan panjang ilmu ini kuringkas untuk mereka suatu saat. Kuberharap susahnya jalur menuntut ilmu ini, ringan bagi muridku karena motivasi yang tidak kenal lelah kupurdengarkan. Bahwa ujung jalan ini, tiada lain hanya surga. Adapun tahta, kaya dan bahagia hanyalah hadiah terindah untuk kita di dunia ini.
Semoga semua guruku, yang telah mendahuluiku di jalur kenabian ini. Bahkan, telah ikut bersama sang nabi di liang lahat, semoga mereka mendapatkan cipratan ampunan, transferan pahala dan semua Janis kebaikan. Karena, kata Rasulku, setelah kematian anak Adam, hanya ilmu yang bermanfaat, doa anak yang shaleh dan shadaqah jariyah yang tidak kenal kata putus. Amiiiin.
Penulis : Ust. H. Idrus Abidin, Lc, M.A
Penulis : Ust. H. Idrus Abidin, Lc, M.A
0 komentar:
Post a Comment