Ibadah mencakup semua bagian diri manusia. Dari hatinya yang meyakini doktrin keimanan pada semua rukun2nya, ucapannya yang terpatri dari kekuatan dan dorongan iman dengan beragam manifestasinya. Mulai dari syahadat, zikir, do'a, dakwah hingga candaan yang tidak mengandung dosa dan dusta. Hingga seluruh anggota tubuh yang melaksanakan kewajiban seperti shalat, puasa, zakat, haji dll, dilanjutkan dengan amalan Sunnah pemberat pahala dg niat yang menyertai kebiasaan harian.
Cakupan ini juga merambah segala sektor dan bidang kehidupan manusia. Dari wilayah pribadi, keluarga Masyarakat dengan semua cabang-cabangnya; pendidikan intelektual, sosial kemasyarakatan, olahraga, seni, ekonomi, militer, politik, budaya dan beragam jenis satuan profesi dgn tingkat dan jenjang jabatan; struktural maupun kultural.
Cakupan Ibadah ini menghasilkan muslim Istiqomah (konsisten) yang mencerminkan sikap optimisme, tawakkal dan penuh kesabaran yang menyatu dalam sebuah istilah; bahagia dg semua tantangan dan beban hidupnya. Karena tanggung jawab telah terlaksana dan kewajiban yang sudah tertunaikan.
Sehingga bisa disimpulkan, ibadah dalam Islam sangat komplit, komprehensif, menyeluruh dan proporsional. Seorang muslim terkadang susah dibedakan antara fungsi utamanya sebagai da'i, politikus, bisnisman, Professor, ekonom, dokter, olahragawan, seniman, budayawan dll. Semua itu merupakan konsekwensi iman yang menuntut peran lebih setiap muslim demi menyebar manfaat sebanyak mungkin di tengah komunitas manusia dan lingkungan sekitarnya. Maka, seorang muslim merasa terkait dg semua suasana dan kondisi. Namun, tetap tau diri dan mengerti batas-batas kafasitas yang bisa dikompromikan dengan potensi yang ada di sekitarnya. Pantaslah, ketika Rasul bersabda, " Mukmin bagaikan lebah. Singgah di setiap ruas-ruas bunga tanpa merusaknya. Namun, menyedot madu untuk kebugaran, obat dan beragam manfaat bagi manusia." Wallahu a'lam.
Penulis : H. Idrus Abidin, Lc, M.A
0 komentar:
Post a Comment