By. Idrus Abidin.
Sekali
pun suasana dlm masa tenang dan fitnah tiada henti diproduksi kaum
ahli hoax, namun kita tetap perlu mengasah prinsip keimanan kita.
Terutama mengenal Allah (ma'rifatullah) sebagai mana Allah sendiri
menjelaskan diriNya dlm 3 kategori besar :
1.
Allah sebagai yang melakukan segala hal untuk seluruh makhluk; dari
menciptakan mereka, mengurus, mengarahkan, mengatur, mendidik, dll. Ini
disebut rabbul a'lamiin. Konsekwensi Tuhan sebagai pendidik, maka Dia
Mengutus orang khusus (nabi dan rasul) dengan bekal kitab suci untuk
menjelaskan ketetapan/aturanNya. Ada yg bersifat ketetapan (takdir) alam
yg bersifat pasti seperti siklus matahari dan bulan dsb. Ada pula yang
bersifat ketetapan bersikap terhadap Tuhan (ibadah khusus seperti shalat
dsb), sikap terhadap sesama manusia dan seluruh makhluk dengan maksud
menyampaikan keadilan dan kebaikan (Ihsan) kepada mereka. Terhadap
kehidupan sebagai ujian pengabdian kepada Nya. Terhadap alam semesta
untuk dipelajari agar terlihat Bukti-bukti kehebatan dan kebesaranNya
sekaligus menemukan prinsip utama untuk dijadikan pengetahuan sains dan
teknologi. Ketetapan bersikap inilah yang disebut agama (takdir
syari'at). Dari sisi ini, Allah dikenal dg istilah tauhid rububiyah.
2.
Allah yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang menjelaskan lebih
detail tentang perbuatan-perbuatanNya sebagai Rabb (Asmaul Husna). Ini
ada 2 kategori besar : (a) Allah dengan sifat zatNya yg maha hidup (Al
Hayy), tanpa berawal dari sesuatu dan berakhir pada suatu masa.
Kesempurnaan hidupNya terbukti bahwa Dia tidak mengantuk dan tidak
tertidur. Dia melek terus dan senantiasa mengurusi seluruh makhlukNya
tanpa kenal lelah. Krn hidup Allah sempurna, maka sifat zatNya yg lain
sempurna. Seperti maha mengetahui segala hal; dulu, sekarang dan yg akan
datang. Maha mendengar, maha melihat, dll. (b). Allah dengan
perbuatanNya yang sibuk mengurus seluruh makhlukNya (qayyum). Ini
tergantung kehendak Allah. Contoh, mengampuni jika Dia mau, menyiksa
jika Dia mau dst. Kategori ini disebut tauhid asma wa sifaf dalam ilmu
Tauhid.
3. Tuhan yang
harus disembah (Allah). Sebagai konsekwensi dari Allah mengurus segala
hal untuk makhluk, maka tentu makhluk harus berterima kasih dan
bersyukur dlm bentuk memuji (Al-Hamdulillah) memahasucikan
(subhanallah), meminta do'a, meminta bantuan dll. Inilah yang disebut
ibadah. Dlm ilmu tauhid disebut tauhid uluhiyah.
Intinya,
Allah sebagai subyek yang melakukan segala hal sebagai bentuk cinta dan
kasihNya kepada seluruh makhlukNya, maka Dia akan menjadi obyek yang
seharusnya dipuji, disucikan (disembah) dengan beragam Sikap hati yang
jauh dari syirik, lidah dg pujian dan fisik dengan melaksanakan semu
perintah Nya dan menjauhi segala laranganNya. Wallahu a'lam.
0 komentar:
إرسال تعليق