By. Idrus Abidin.
Jadilah
saksi Allah yang adil dan jujur serta menjunjung tinggi kebenaran.
Demikian salah satu pesan ketuhanan dlm Al-Qur'an. Kebenaran (tauhid)
yang telah disaksikan sendiri oleh Allah kebenarannya. Lalu malaikat dan
para ulama dijadikan saksi Kebenarannya pula. Termasuk kebenaran Islam.
(QS Ali Imran : 18-19)
Kebenaran
dan kesaksian terhadapnya itu telah diwariskan setiap generasi ke
generasi berikutnya hingga saat ini di negeri kita, Indonesia.
Pencoblosan hari ini adalah bagian dari persaksian atas kebenaran itu.
Kebenaran yang banyak diselewengkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab dengan istilah takwil dan beragam istilah lain yang
subtansinya penyelewengan dari kebenaran. Banyak orang tertipu dengan
istilah-istilah yang tampak keren, tapi sebenarnya adalah penipuan dari
orang-orang blm merasa tertipu. Penyelewengan dari kebenaran ini minimal
ada empat kategori : (1). Kufur, (2). Fasiq, (3). Maksiat, (4). Murni
kesalahan.
Kesaksian
tentang kebenaran Allah dan keesaanNya serta kebenaran Islam, termasuk
kemaslahatan Islam dalam pilpres kali ini mencakup empat makna sekaligus
:
(1). Pengetahuan dan keyakinan tentang kebenaran objek persaksian.
(2). Pernyataan dan ungkapan tentang kebenaran tersebut.
(3).
Pengumuman kepada orang sekitar kita akan kebenaran yg telah diketahui,
yakini dan nyatakan, baik dengan ucapan ataupun perbuatan (sikap)
(4).
Menerima konsekuensi logis kebenaran dlm seluruh perangkat diri (jiwa,
lidah dan raga) dan semua sektor kehidupan (ibadah, sosial, pendidikan,
politik dll) demi terwujudnya kebenaran, keadilan dan Keihsanan.
Artinya,
segala iman dan Islam kita beserta semua ucapan dan perbuatan kita
adalah kesaksian terhadap pengetahuan dan keyakinan, ungkapan dan
pernyataan, ajakan dan seruan serta kesiapan menerima konsekuensi dari
semua itu.
Kini, pada
hari ini, kesaksian tentang siapa diantara 2 calon presiden yang kita
ketahui, yakini, nyatakan, hingga kita info dan kampanye kan via lisan,
sikap, tulisan, di media sosial; cetak dan online, bahkan kita wajib dan
haruskan untuk keluarga, teman dan seluruh jaringan yang ada, telah
dilakukan. Wilayah kita hanyalah usaha dan ikhtiar. Hasilnya hanya
dominasi Allah. Dan Allah maha jujur terhadap segala janji-janjinNya.
Ketika kemenangan bukan di pihak kita artinya ada yg salah dengan usaha
kita; bukan pada prinsip kita insya Allah. Atau karena kecurangan yang
akan dipertanggungjawabkan oleh pihak pelaksana. Namun, keberpihakan
kepada yang benar itulah yang utama. Semoga diridhai dan dimenangkan
Allah sekalipun dengan usaha kita yang bisa jadi belum maksimal.
Aamiin.
Pasir putih, Depok, 17 April 2019.
Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. FB : Idrus Abidin
2. Blog :http://idrusabidin.blogspot. com/?m=1
3. YouTube Channel : Gema Fikroh.
4. Telegram Channel : Gemah Fikroh.
0 komentar:
Post a Comment