Daya Tarik Ketuhanan Dalam Islam.
By. Idrus Abidin.
Keindahan
senantiasa menarik bagi siapa pun. Daya tarik Allah tersimpul pada
nama-Nama-Nya yang indah. Di sana terkandung sifat dan perbuatanNya yg
secara substansial terangkum dalam sebuah istilah yg disebut rububiyah.
Terbentuklah satu bagian tauhid yg disebut tauhid rububiyah. Yaitu
istilah yg merangkum semua perbuatan Allah terhadap seluruh mahlukNya.
Dari mulai penciptaan (iyjad), hingga pengaturan (tadbir), pengarahan
(tarbiyah), bahkan sampai ke tahap pemenuhan nikmat2 surgawi.
Rububiyah
ini berdiri kokoh di atas 2 pilar utama. Pertama, cakupan rububiyahNya
yang menyeluruh terhadap seluruh alam. Kedua, segala bentuk ihsanNya kepada
seluruh alam itu dgn segenap hikmahNya yg sangat agung.
Adapun
karakteristik rububiyahNya, sungguh sangat dlm dan maha luas. Berawal
dari kekayaanNya secara mutlak sehingga tidak membutuhkan siapa pun dan
apa pun. Tapi, selainNya membutuhkan diriNya setiap detik, setiap waktu
dan pada setiap ruang-ruang keberadaan.
Kebutuhan
mahluk pertama yg menjadi prioritas Allah adalah penciptaan (Khaliq)
dan pengaturan (tadbir) seluruh mahlukNya. Sehingga dgn tegas Dia
bertanya secara retoris, "Siapakah yg memberikan kalian rezeki dr langit
dan bumi!?, Siapakah yg menguasai mata dan telinga. Dan, siapa pula yg
mengadakan kehidupan dari kematian dan sebaliknya?! Bahkan, siapa
sebenarnya yg mengatur segala kejadian di alam ini?!", Tentulah mereka
berkata, ' Allah," ( (QS. Yunus: 31). Itulah salah satu bentuk
rububiyahNya.
Penciptaan
sekaligus pengaturan ini menegaskan bahwa Dialah pemilik asli segala yg
ada. Sebuah kepemilikan yg menegaskan kekayaanNya. Dia tidak butuh siapa
pun, apalagi seorang anak, tidak bersekutu dlm hal kepemilikan, tidak
butuh penolong karena adanya kehinaan dan karenya, Dialah yg harus
diagungkan seutuhnya (QS al-israa: 111)
Selanjutnya,
Dia dikenal pula dgn kemampuanNya melakukan apa pun (fa'al lima yurid)
sesuai dgn pengetahuan dan kebijaksanaanNya yg tidak mengenal
kezaliman; dgn harapan, segala bentuk keadilan merata bagi seluruh
mahlukNya. Bahkan, diatas keadilan itu, Allah mempersembahkan ihsanNya
yg tiada tara.
Salah satu
bentuk kebebasanNya dalam berbuat adalah memberi (mu'thi) rahmat dan
nikmat kepada siapa pun hambaNya yg dipandang layak dan mencegah (mani')
Rahmat dan rezeki itu dari siapa pun.
Di
tanganNyalah segala jenis manfaat (nafi') dan Dia pula yg memegang
semua bentuk bahaya (dharr). Kemuliaan berada dalam genggamanNya (muiz)
Sedang kehinaan (muzill) dikalungkan kpd pendurhaka (QS Ali Imran: 26)
Bahkan, terangkatnya (rafi') derajat manusia dan jin atau pun mereka
terjerembab kepada kerendahan (khafid) jg bagian dr kebijakanNya.
Akhirnya,
rububiyah ini mengandung 3 makna. (1). Bahwa Dia ada secara zat, (2).
Bahwa Dia berbuat tanpa intervensi siapapun, dan (3) Bahwa dia memiliki
ketetapan (qadha') takdir (qadar). Perbuatan manusia Dialah yg
menciptakannnya. Namun, perbuatan manusia takkan terjadi tanpa izinNya.
Sekalipun, itu tidak berarti menapikan perbuatan mahluk.
Ya Allah, didiklah kami dgn rububiyahMu hingga kami pantas melihat wajahMu. Amin.
0 komentar:
Post a Comment