Langit Melukiskan Allah Sebagai Pencipta dan Pengaturnya.
(Serial ke-6 Seputar Keagungan dan Kehebatan Allah di Alam Raya)
By. Idrus Abidin.
Setelah
kutelusuri kehebatanMu pada fitrah suciku, fenomena awan dan hujan,
biji-bijian dan tumbuhan serta dunia manusia; kini kucoba menengadah ke
langit dengan harapan agar kuperoleh alasan lain untuk senantiasa
mencintai zatMu, mengharap ridhaMu dan takut pada siksaMu. Ternyata,
langit itu menyimpan rahasia-rahasia spiritual yang membuka tabir
harapan, mengandung nuansa masa depan yang penuh keceriaan dan melukis
kehebatanMu tiada terkira.
Makna Istilah Langit.
Langit
adalah simbol ketinggian. Dihuni oleh para malaikatMu yang tak kenal
maksiat. Bahkan, ketika mikraj Rasulullah bertemu dengan nabi-nabiMu
terdahulu pada tiap-tiap tingkatan langit. Maka langit adalah area yang
luas dan tinggi. Memiliki 7 tingkatan dan dilengkapi dengan pintu-pintu.
Ketika al-Fatihah dibawa turun oleh salah satu malaikatMu, Jibril
alaihissalam sedang duduk bersama nabi. Lalu terdengar suara gemuruh,
sehingga Jibril menengadah ke langit. Maka, komentar beliau, "Inilah
salah satu pintu langit yang baru hari ini terbuka. Lalu dari celahnya
keluarlah salah satu malaikat yang belum pernah turun ke bumi
sebelumnya. Dengan segera dia datang menyalami Rasulullah dan berkata,
"Berbahagialah wahai Rasulullah dengan dua cahaya yang diberikan secara
khusus padamu. Belum ada seorang nabi dan rasul pun yang pernah
diberikan cahaya yang sama sebelum kamu; awal pembuka Al-Qur'an
(al-Fatihah) dan penutup surat Al-Baqarah". (HR Bukhari)
Kandungan Argumentasi Langit.
Sungguh
langitMu begitu agung kandungannya. Sehingga ia merangkum dua jenis
argumentasi yang luar biasa. Pertama, argumentasi Wahyu yang mengisi
batin kami dengan nuansa keimanan. Kedua, argumentasi rasional yang
memuaskan indra kami dengan bukti-bukti kehebatanMu dan bekas-bekas
keagunganMu. Maka, dengan enteng Engkau bertanya dengan nada retoris,
"Siapakah penguasa tujuh susun langit dan siapa pula penguasa Arasy yang
begitu besar?! (QS al-Mukminun : 86)
Argumentasi Wahyu.
Wahyu memberi kami informasi valid bahwa langit itu, secara hirarkis mencakup :
1. Allah.
2. Arasy.
3. Air (ma'a)
4. Kursy (tempat kedua telapak kaki Allah)
5. Langit ke-7
6. Langit bumi.
Keimanan
kami sungguh tergugah membayangkan luasnya makna spiritual langitMu.
Susunan hirarkis langitMu, di mana Arasy adalah makhluk terbesar; kami
dapatkan dari informasi nabiMu, "Jika kalian minta sesuatu kepada Allah
maka mintalah surga Firdaus. Sungguh surga Firdaus itu adalah tingkatan
surga terbaik dan tertinggi. Di atasnya terdapat Arasy Allah." (HR
Bukhari)
Tentang gambaran besarnya masing-masing
makhlukMu yang terdapat di langit itu kami peroleh dari informasi Ibnu
Abbas radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
menuturkan, "Sungguh tujuh susun langit dan tujuh susun bumi beserta
semua isinya jika dibandingkan dengan besarnya Kursi maka kisarannya
seperti uang koin di tengah hamparan luas yang tak bertepi. Sedang kursi
dengan segala isinya, jika dibandingkan dengan Arasy Allah; hanya
seperti uang koin yang berada di tengah hamparan tanah yang tak
terbatas." (HR Baihaqi dan Abu Nuaim)
Sedang jarak
masing-masing makhluk langit itu kami temukan gambarannya dari penuturan
Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia melukiskan, "Jarak antara langit
dunia dan langit di atasnya kisaran perjalanan 500 tahun. Jarak antar
masing-masing langit sekitar perjalanan 500 tahun. Jarak antara langit
ke-7 dengan Kursi juga sejauh perjalanan 500 tahun. Jarak antara Kursi
dan Air juga sejauh perjalanan 500 tahun. Arasy berada di atas Air.
Sedang Allah berada di atas Arasy. Sungguh tidak ada perbuatan kalian
yang tersembunyi dari Allah." (HR Ibnu Khuzaimah dalam kitab at-Tauhid.
Dishahihkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Ijtima al-Juyusy
Al-Islamiyah).
Argumentasi Rasional Langit dalam Penuturan Al-Quran.
LangitMu
mengandung argumentasi rasional yang membuat imajinasi kami senantiasa
menyadari kebesaranMu. Bahwa dia bukanlah sekedar hamparan ketinggian
tanpa nilai-nilai spiritual; seperti keyakinan picik kaum sekuler, kaum
pagan dan semua orang-orang kafir. Indra kami menatap langit awalnya
hanya sekedar materi. Namun dengan penuturan wahyuMu yang serba
rasional; kami terpacu mendalami apa yang telah Engkau lakukan pada
langit itu. Sehingga nalar rasional kami mengantarkan kepada keimanan
sesuai nuansa langit yang serba spiritual itu.
Dicipta, Diatur, Ditinggikan dan Diurus Sepenuh Cinta.
Qur'anMu
menuturkan bahwa Engkaulah sang pencipta langit tanpa butuh tiang-tiang
penyangga. Dan Engkau pula yang meninggikan bangunan langit. Lalu
Engkau bersemayam di atas Arasy. Matahari dan bulan Engkau tundukkan
demi kenyamanan manusia di bumi; dengan peredaran yang bersifat konstan
dan pasti. Engkaulah yang mengatur segala kejadian dan Engkau pula yang
menjelaskan bukti-bukti keagunganMu beserta kekuasaanMu di segala
penjuru. HarapanMu, agar kami; manusia dan jin meyakini adanya hari
pertemuan denganMu (QS ar-Ra'ad [13]: 2)
Engkaulah
dengan kasihsayangMu (Rauf Rahim) yang memegang semua benda-benda
langit sehingga tidak jatuh menimpa bumi, kecuali jika Engkau
mengizinkan hal itu terjadi kelak pada hari kiamat (QS Al-Hajj [22] :
65) Bahkan diinformasikan dalam sebuah riwayat bahwa tiada hari kecuali
langit minta izin agar bisa menimpa manusia dan jin yang ingkar padaMu.
Demikian pula laut, ia senantiasa meminta perkenanMu agar bisa
menenggelamkan makhlukMu yang lancang padaMu. Namun Engkau tetap
memegang kuat-kuat langit itu agar tidak jatuh menimpa bumi. Sekalipun,
jika langit dan bumi itu lenyap dan hancur; tentu tidak akan ada yang
mampu menahannya dari kehancuran kecuali diriMu. Itulah bentuk kebijakan
(Halim) dan ampunanMu (Gafur). (QS Fathir [35] : 41)
Sungguh
dengan ketinggian dan keagunganMu, Engkau tidak pernah merasa capek
mengurusi langit dan bumi (QS Al-Baqarah [2] : 255) Karena langit dan
bumi dalam genggamanMu, hanya seperti biji sawi yang ada di tangan kami.
Demikian informasi Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang pernah kami baca
(Tafsir Thabari QS az-Zumar [39] : 67) Sedang Ibnu Mas'ud radhiyallahu
anhu menuturkan, ada seorang pendeta Yahudi menemui Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam dan melaporkan, wahai Muhammad, kami membaca
bahwa Allah Ta'ala menggenggam semua langit dengan satu jar, demikian
pula seluruh bumi. Pepohonan pun dengan satu jari, air dan semuanya
dengan satu jari pula. Lalu Allah Ta'ala berkata, "Sayalah sang Maharaja
!", Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tertawa hingga tampak
gigi gerahamnya karena mengiyakan ucapan sang pendeta. Lalu Rasulullah
membacakan firman Allah :
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ
حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا
يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah
dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam
genggamanNya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan
kananNya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka
persekutukan.” (QS Az-Zumar [39]: 67). (HR Bukhari, no. 4811)
Dirancang, Dibentuk, Diluaskan dan Dihiasi Sesuai Kehendak Ilahi.
Langit
Engkau rancang sepenuh jiwa dengan pengetahuanMu yang mencakup masa
lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga tidak akan ada
kekurangan, tak mungkin ada celah dan kesalahan. Apalagi sekedar
main-main tanpa ada maksud dan tujuan di balik ciptaanMu. Dengan
tanganMu, Engkau kelola penciptaan itu dari awal dan senantiasa
mengawasi dan mengawal keberlangsungannya; termasuk perluasan dan
pengembangannya secara konstan setiap saat (QS az-Zariyat [51] : 47)
Maka ketika Engkau bertanya secara retoris kepada kaum ingkar dan
kafirin itu, "Tidakkah mereka memperhatikan dengan seksama langit yang
ada di atas mereka; bagaimana kami menciptakannya dengan penuh
kesempurnaan dan bagaimana kami hiasi langit dengan hiasan yang begitu
indah, bahkan hingga tak ada celah kekurangan dan tiada sedikit pun
kerusakan. Walau hanya sekedar retakan kecil?!" (QS Qaaf [50] : 6)
Hiasan yang Engkau tambahkan ke langit itu berupa lampu-lampu (bintang
gemintang) di satu sisi. Namun, di sisi lain, Engkau jadikan lampu-lampu
itu sebagai alat dan sarana pelempar jin setan yang mencoba menembus
batas-batas langit untuk mencuri berita; seperti yang pernah mereka
lakukan dulu sebelum diutusnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.
Siksa itu masih di dunia ini dengan lemparan yang menyakitkan bagi
kalangan setan jin. Di akhirat, siksa neraka tetap saja tersedia jika
mereka tak bertaubat di dunia (QS al-Mulk [67] : 5)
Demikianlah
secuil ilmu yang kami peroleh dari informasi Qur'an dan hadits nabiMu;
seputar makna spiritual dan kandungan rasional hamparan langitMu yang
tinggi dan besar nan agung. Sebuah informasi yang menguatkan sendi-sendi
keimanan dan otot-otot ketakwaan kami. Semoga iman kami senantiasa kuat
dan kokoh dengan siraman fakta-fakta kehebatan dan keperkasaanMu.
Allahumma Aamiin.
Citayam, 14 Maret 2019.
Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. FB : Idrus Abidin
2. Blog :http://idrusabidin.blogspot. com/?m=1
3. YouTube Channel : Gema Fikroh.
4. Telegram Channel : Gemah Fikroh.
0 komentar:
Post a Comment