الخميس، 18 أبريل 2019

Langit Melukiskan Allah Sebagai Pencipta dan Pengaturnya.

Langit Melukiskan Allah Sebagai Pencipta dan Pengaturnya. 

(Serial ke-6 Seputar Keagungan dan Kehebatan Allah di Alam Raya)

By. Idrus Abidin.

Setelah kutelusuri kehebatanMu pada fitrah suciku, fenomena awan dan hujan, biji-bijian dan tumbuhan serta dunia manusia;  kini kucoba menengadah ke langit dengan harapan agar kuperoleh alasan lain untuk senantiasa mencintai zatMu,  mengharap ridhaMu dan takut pada siksaMu. Ternyata, langit itu menyimpan rahasia-rahasia spiritual yang membuka tabir harapan, mengandung nuansa masa depan yang penuh keceriaan dan melukis kehebatanMu tiada terkira. 

Makna Istilah Langit.

Langit adalah simbol ketinggian. Dihuni oleh para malaikatMu yang tak kenal maksiat. Bahkan, ketika mikraj Rasulullah bertemu dengan nabi-nabiMu terdahulu pada tiap-tiap tingkatan langit. Maka langit adalah area yang luas dan tinggi. Memiliki 7 tingkatan dan dilengkapi dengan pintu-pintu. Ketika al-Fatihah dibawa turun oleh salah satu malaikatMu, Jibril alaihissalam sedang duduk bersama nabi. Lalu terdengar suara gemuruh, sehingga Jibril menengadah ke langit. Maka, komentar beliau, "Inilah salah satu pintu langit yang baru hari ini terbuka. Lalu dari celahnya keluarlah salah satu malaikat yang belum pernah turun ke bumi sebelumnya. Dengan segera dia datang menyalami Rasulullah dan berkata, "Berbahagialah wahai Rasulullah dengan dua cahaya yang diberikan secara khusus padamu. Belum ada seorang nabi dan rasul pun yang pernah diberikan cahaya yang sama sebelum kamu; awal pembuka Al-Qur'an (al-Fatihah) dan penutup surat Al-Baqarah". (HR Bukhari)

Kandungan Argumentasi Langit.
 
Sungguh langitMu begitu agung kandungannya. Sehingga ia merangkum dua jenis argumentasi yang luar biasa. Pertama, argumentasi Wahyu yang mengisi batin kami dengan nuansa keimanan. Kedua, argumentasi rasional yang memuaskan indra kami dengan bukti-bukti kehebatanMu dan bekas-bekas keagunganMu. Maka, dengan enteng Engkau bertanya dengan nada retoris, "Siapakah penguasa tujuh susun langit dan siapa pula penguasa Arasy yang begitu besar?! (QS al-Mukminun : 86)

Argumentasi Wahyu.

Wahyu memberi kami informasi valid bahwa langit itu, secara hirarkis mencakup : 
1. Allah.
2. Arasy.
3. Air (ma'a)
4. Kursy (tempat kedua telapak kaki Allah)
5. Langit ke-7
6. Langit bumi. 

Keimanan kami sungguh tergugah membayangkan luasnya makna spiritual langitMu. Susunan hirarkis langitMu, di mana Arasy adalah makhluk terbesar;  kami dapatkan dari informasi nabiMu, "Jika kalian minta sesuatu kepada Allah maka mintalah surga Firdaus. Sungguh surga Firdaus itu adalah tingkatan surga terbaik dan tertinggi. Di atasnya terdapat Arasy Allah." (HR Bukhari)
Tentang gambaran besarnya masing-masing makhlukMu yang terdapat di langit itu kami peroleh dari informasi Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menuturkan, "Sungguh tujuh susun langit dan tujuh susun bumi beserta semua isinya jika dibandingkan dengan besarnya Kursi maka kisarannya seperti uang koin di tengah hamparan luas yang tak bertepi. Sedang kursi dengan segala isinya, jika dibandingkan dengan Arasy Allah; hanya seperti uang koin yang berada di tengah hamparan tanah yang tak terbatas." (HR Baihaqi dan Abu Nuaim)
Sedang jarak masing-masing makhluk langit itu kami temukan gambarannya dari penuturan Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, ia melukiskan, "Jarak antara langit dunia dan langit di atasnya kisaran  perjalanan 500 tahun. Jarak antar masing-masing langit sekitar perjalanan 500 tahun. Jarak antara langit ke-7 dengan Kursi juga sejauh perjalanan 500 tahun. Jarak antara Kursi dan Air juga sejauh perjalanan 500 tahun. Arasy berada di atas Air. Sedang Allah berada di atas Arasy. Sungguh tidak ada perbuatan kalian yang tersembunyi dari Allah." (HR Ibnu Khuzaimah dalam kitab at-Tauhid. Dishahihkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab Ijtima  al-Juyusy Al-Islamiyah).

Argumentasi Rasional Langit dalam Penuturan Al-Quran. 

LangitMu mengandung argumentasi rasional yang membuat imajinasi kami senantiasa menyadari kebesaranMu. Bahwa dia bukanlah sekedar hamparan ketinggian tanpa nilai-nilai spiritual; seperti keyakinan picik kaum sekuler, kaum pagan dan semua orang-orang kafir. Indra kami menatap langit awalnya hanya sekedar materi. Namun dengan penuturan wahyuMu yang serba rasional; kami terpacu mendalami apa yang telah Engkau lakukan pada langit itu. Sehingga nalar rasional kami mengantarkan kepada keimanan sesuai nuansa langit yang serba spiritual itu. 

Dicipta, Diatur, Ditinggikan dan Diurus Sepenuh Cinta.

Qur'anMu menuturkan bahwa Engkaulah sang pencipta langit tanpa butuh tiang-tiang penyangga. Dan Engkau pula yang meninggikan bangunan langit. Lalu Engkau bersemayam di atas Arasy. Matahari dan bulan Engkau tundukkan demi kenyamanan manusia di bumi; dengan peredaran yang bersifat konstan dan pasti. Engkaulah yang mengatur segala kejadian dan Engkau pula yang menjelaskan bukti-bukti keagunganMu beserta kekuasaanMu di segala penjuru. HarapanMu, agar kami; manusia dan jin meyakini adanya hari pertemuan denganMu (QS ar-Ra'ad [13]: 2)

Engkaulah dengan kasihsayangMu (Rauf Rahim) yang memegang semua benda-benda langit sehingga tidak jatuh menimpa bumi, kecuali jika Engkau mengizinkan hal itu terjadi kelak pada hari kiamat (QS Al-Hajj [22] : 65) Bahkan diinformasikan dalam sebuah riwayat bahwa tiada hari kecuali langit minta izin agar bisa menimpa manusia dan jin yang ingkar padaMu. Demikian pula laut, ia senantiasa meminta perkenanMu agar bisa menenggelamkan makhlukMu yang lancang  padaMu. Namun Engkau tetap memegang kuat-kuat langit itu agar tidak jatuh menimpa bumi. Sekalipun, jika langit dan bumi itu lenyap dan hancur; tentu tidak akan ada yang mampu menahannya dari kehancuran kecuali diriMu. Itulah bentuk kebijakan (Halim) dan ampunanMu (Gafur). (QS Fathir [35] : 41)
Sungguh dengan ketinggian dan keagunganMu, Engkau tidak pernah merasa capek mengurusi langit dan bumi (QS Al-Baqarah [2] : 255) Karena langit dan bumi dalam genggamanMu, hanya seperti biji sawi yang ada di tangan kami. Demikian informasi Ibnu Abbas radhiyallahu anhu yang pernah kami baca (Tafsir Thabari QS az-Zumar [39] : 67) Sedang Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu menuturkan, ada seorang pendeta Yahudi menemui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan melaporkan, wahai Muhammad, kami membaca bahwa Allah Ta'ala menggenggam semua langit dengan satu jar, demikian pula seluruh bumi. Pepohonan pun dengan satu jari, air dan semuanya dengan satu jari pula. Lalu Allah Ta'ala berkata, "Sayalah sang Maharaja !", Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam tertawa  hingga tampak gigi gerahamnya karena mengiyakan ucapan sang pendeta. Lalu Rasulullah membacakan firman Allah  : 
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kananNya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.” (QS Az-Zumar [39]: 67). (HR Bukhari, no. 4811)

Dirancang, Dibentuk, Diluaskan dan Dihiasi Sesuai Kehendak Ilahi. 

Langit Engkau rancang sepenuh jiwa dengan pengetahuanMu yang mencakup masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Sehingga tidak akan ada kekurangan, tak mungkin ada celah dan kesalahan. Apalagi sekedar main-main tanpa ada maksud dan tujuan di balik ciptaanMu. Dengan tanganMu, Engkau kelola penciptaan itu dari awal dan senantiasa mengawasi dan mengawal keberlangsungannya; termasuk perluasan dan pengembangannya secara konstan setiap saat (QS az-Zariyat [51] : 47) Maka ketika Engkau bertanya secara retoris kepada kaum ingkar dan kafirin itu, "Tidakkah mereka memperhatikan dengan seksama langit yang ada di atas mereka; bagaimana kami menciptakannya dengan penuh kesempurnaan dan bagaimana kami hiasi langit dengan hiasan yang begitu indah, bahkan hingga tak ada celah kekurangan dan tiada sedikit pun kerusakan. Walau hanya sekedar retakan kecil?!" (QS Qaaf [50] : 6) Hiasan yang Engkau tambahkan ke langit itu berupa lampu-lampu (bintang gemintang) di satu sisi. Namun, di sisi lain, Engkau jadikan lampu-lampu itu sebagai alat dan sarana pelempar jin setan yang mencoba menembus batas-batas langit untuk mencuri berita; seperti yang pernah mereka lakukan dulu sebelum diutusnya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Siksa itu masih di dunia ini dengan lemparan yang menyakitkan bagi kalangan setan jin. Di akhirat, siksa neraka tetap saja tersedia jika mereka tak bertaubat di dunia (QS al-Mulk [67] : 5) 

Demikianlah secuil ilmu yang kami peroleh dari informasi Qur'an dan hadits nabiMu; seputar makna spiritual dan kandungan rasional hamparan langitMu yang tinggi dan besar nan agung. Sebuah informasi yang menguatkan sendi-sendi keimanan dan otot-otot ketakwaan kami. Semoga iman kami senantiasa kuat dan kokoh dengan siraman fakta-fakta kehebatan dan keperkasaanMu. Allahumma Aamiin. 

Citayam, 14 Maret 2019.

🌷🌷🌷🌵🌵🌵🍄🍄🍄

Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. FB : Idrus Abidin
3. YouTube Channel : Gema Fikroh.
4. Telegram Channel : Gemah Fikroh.

0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال