الخميس، 18 أبريل 2019

Berteman Dengan Calon Penduduk Surga.



By. Idrus Abidin.

Lingkungan adalah area di mana seseorang terlibat sebagai bagian komunitas. Setiap lingkungan memiliki hukum dan budayanya sendiri-sendiri. Hukum dan budaya yang dibentuk oleh sponsor atau pribadi yang memiliki daya tarik sosial dan keunggulan leadership. Yaitu orang-orang yang memiliki kemampuan manajerial berupa perhatian, kesetiaan, sikap supel dalam bergaul dan kesiapan untuk saling menanggung. Intinya, seorang sosok yang membuat nyaman orang-orang sekitarnya dg sejumlah kepribadian unggulan. 

Kita Adalah Hasil Lingkungan dan Komunitas Kecil Keluarga. 

Keluarga adalah komunitas awal tempat kita bertumbuh dan belajar mengenal banyak hal. Dengan perangkat pengetahuan yang kita miliki, sejumlah adat istiadat dan cara bersikap ikut menjadi bagian kepribadian kita. Maka,  kata seorang ahli, kita adalah anak biologis dan ideologis lingkungan dan komunitas keluarga. 

Dari lingkungan Biologis Menuju Keluarga Ideologis. 

Awalnya kita secara alami berkembang bersama budaya dan ideologi keluarga. Namun sering dengan lingkungan pergaulan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, yang terus meluas; kita pun memiliki standar baru dalam bersikap. Terutama hal-hal yang bersifat spiritual. Dalam lingkup keislaman, bisa jadi awalnya kita tradisionalis. Islam yang kita pahami hanya shalat 5 waktu dan perayaan hari-hari besar Islam. Tapi karena pengaruh media sosial dan media realitas, akhirnya kita mendapat info keagamaan baru yang lebih modernis. Bahwa Islam itu adalah apa kata Allah, rasul-Nya dan teladan generasi terbaik.
Islam yang diwarisi memang beda dengan Islam yang dipelajari. Islam hasil belajar adalah Islam hasil usaha sendiri yang diperjuangkan dengan penuh keringat. Sehingga jati diri kita menyatu dengan Islam normatif yang memang ditradisikan oleh manusia terbaik; Rasulullah shalallahu alaihi wasallam beserta sahabat, tabiin dan generasi pelanjut mereka yang unggulan. Dengan itu, Islam kita memiliki afiliasi kekeluargaan di tingkat ideologis dengan keluarga keimanan internasional (alamiah). Di sana, yang ada hanya murni Islam. Adapun budaya yang berbeda antar negara, suku, bangsa dan komunitas; hanyalah ciri alami yang tidak melampaui identitas utama Islam. 

Komunitas Duniawi, Gambaran Komunitas Ukhrawi. 

Jika pertemanan dalam keluarga ideologis ini terus diperjuangkan dengan tingkat konsistensi tinggi, tidak mustahil kita masuk dalam kategori pembaharu yang terlibat menawarkan solusi real bagi kehidupan kebangsaan kita. Maka, tidak hanya lingkungan masjid yang diramaikan. Tapi terus bergerak menawarkan kemakmuran iman, takwa dan ekonomi kepada pasar-pasar, lembaga pendidikan, lembaga adat hingga ke tingkat politik. Di titik ini, beragam tuduhan pasti akan berseliweran dari ideologi berbeda yang tidak siap bersaing secara sehat. Bukan karena benarnya mereka dibenci. Tapi karena mengancam keberadaan status quo  yang terlanjur nikmat di kursi kekuasaan. 

Semua teman, lingkungan dan keluarga kita adalah cerminan dari jati diri kita yang sebenarnya. Mereka semua menentukan corak keberagamaan kita, sebagai mana kita ikut terlibat mewarnai hidup dan keislaman mereka. Maka tak salah, teman duniawi kita adalah cerminan teman ukhrawi kita. Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam suatu ketika, "Engkau akan bertemu dan berkumpul di akhirat kelak dengan orang-orang yang engkau cintai di dunia." Sudahkah cinta kita bersemi dengan pribadi-pribadi yang potensial masuk surga?! Wallahu a'lam. 

Depok, 6 April 2019. 

🌷🌷🌷🌵🌵🌵🍄🍄🍄

Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. FB : Idrus Abidin
3. YouTube Channel : Gema Fikroh.
4. Telegram Channel : Gemah Fikroh.


0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال