الخميس، 18 أبريل 2019

Agar Kita Dimudahkan Berislam.



By. Idrus Abidin.

Susah mudahnya sesuatu sangat dipengaruhi oleh iman dan taqwa. Karena iman dan taqwa adalah semangat dan keinginan yang dipicu oleh janji-janji pasti Allah Ta'ala. Apalagi kalau hal tersebut terkait dengan praktek dan kegiatan keislaman. Masjid adalah tempat paling jauh dan serba susah dikunjungi oleh orang yang lemah iman. Sekali pun masjid tersebut tepat berada di samping gang atau persis dekat rumahnya. Orang yang kekurangan stok  iman merasa dekat ke tempat kerja dibanding ke tempat  ibadah. Karena semangat duniawi lebih dominan daripada harapan akhirat.

Banyak Mendengar, Membaca dan Menyimak Masalah Keislaman.

Awal kemudahan itu terbuka apabila rasa ingin tahu terhadap sesuatu mulai berkecambah dalam benak dan naluri kita. Maka, tergeraklah jiwa untuk berpetualang demi untuk mendapatkan selentingan informasi dan pemahaman. Makin terstruktur dan terkumpul pengetahuan terhadap sesuatu, semakin terbuka peluang kemudahan untuk mengarahkan, menguasai dan memilikinya.

Jika keislaman kita tercelup oleh upaya mencari pemahaman tentangnya tentu Islam itu lama-lama akan menjadi bagian dari pemikiran, Keyakinan, ucapan dan perbuatan kita. Maka upaya untuk menjadi lebih islami adalah bentuk dan usaha untuk senantiasa bercermin kepada Islam setiap saat. 

Menumbuhkan Kemauan.

Azam dan semangat (ruhiyah) adalah produk pemahaman Islam orisinil. Karenanya, motivasi dan motivator ulung itu sebenarnya memang Islam. Jika banyak orang yang sering ikut motivasi bisnis di hotel-hotel mewah; maka pecinta sejati Islam lebih hobby mengikuti motivator ulung di mimbar-mimbar masjid yang menampilkan bisnis akhirat yang jauh lebih menjanjikan. 

Tak sedikit orang yang tadinya cuek terhadap keislamannya. Namun, seiring dengan umur dan pengalaman hidup. Apalagi ditambah dengan beragam cobaan dan ujian. Maka, hiburan yang paling dirindukan adalah nasehat kesabaran dan pengarahan agar makin dekat dan melekat dengan Allah Ta'ala.

Mudah karena Terbiasa.

Mudahnya sesuatu umumnya karena telah menjadi budaya dan rutinitas. Jadi, apa yang mudah bagi kita sebenarnya adalah kebiasaan yang kita bentuk sendiri sebagai bagian dari diri kita. Sehingga, merutinkan sesuatu berarti melatih kemudahan dan keahlian kita tentang hal tersebut. Tak salah apa yang dikatakan oleh kaum bijak Bestari, ala bisa karena biasa. Atau nasehat orang pengalaman, bikinlah kebiasaan baik nanti kebiasaan itu membuatmu jauh lebih baik. 

Mudah Karena Bersama.

Selain faktor keahlian, keinginan kuat dan rutinitas kebiasaan, kemudahan juga terjadi karena adanya kebersamaan dalam keislaman. Di tengah komunitas non muslim, berasa sekali susahnya kita berislam. Bahkan ketika kita berada di lingkungan muslim yang tidak berbudaya Islam saja hal demikian terjadi. Maka, ketika kita berafiliasi kepada komunitas yang berislam dengan baik, tentu kita seolah ketarik oleh gravitasi keshalehan itu untuk bersama-sama menuju Allah dalam suasana penuh kemudahan.

Mendapat Dukungan Allah. 

Segala sesuatu terjadi karena izin Allah Ta'ala. Termasuk kebaikan yang diharapkan. Perlu terus membina sel-sel keimanan kita agar dukungan Allah atas semua keinginan baik kita terealisasi dengan mudah. Ketika Allah berbicara soal kemudahan hamba-hamba-Nya dalam berislam, Dia membocorkan rahasianya, "Barangsiapa memberi kontribusi disertai dengan takwa (keikhlasan), juga disertai keyakinan penuh adanya surga yang sangat menarik; maka Allah akan mudahkan dia menempuh jalur menuju kepadaNya (Islam)". (QS.  Al-lail : 5-7)

Jika pepatah mengatakan, di mana ada kemauan di situ ada jalan. Maka, di mana ada keimanan dan ketakwaan, di situ ada pula kemudahan. Wallahu a'lam. 

Stasiun Citayam, 26 Maret 2019. 

🌷🌷🌷🌵🌵🌵🍄🍄🍄

Ikuti update status nasehat dari kami via :
1. FB : Idrus Abidin
3. YouTube Channel : Gema Fikroh.
4. Telegram Channel : Gemah Fikroh.

0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال