الخميس، 18 أبريل 2019

Allah Menunjukkan DiriNya Kepada Manusia.

 

By. Idrus Abidin.

Sekali pun suasana dlm masa tenang dan fitnah tiada henti  diproduksi kaum ahli hoax, namun kita tetap perlu mengasah prinsip keimanan kita. Terutama mengenal Allah (ma'rifatullah) sebagai mana Allah sendiri menjelaskan diriNya dlm 3 kategori besar :

1. Allah sebagai yang melakukan segala hal untuk seluruh makhluk; dari menciptakan mereka, mengurus, mengarahkan, mengatur, mendidik, dll.  Ini disebut rabbul a'lamiin. Konsekwensi Tuhan sebagai pendidik, maka Dia Mengutus orang khusus (nabi dan rasul) dengan bekal kitab suci untuk menjelaskan ketetapan/aturanNya. Ada yg bersifat ketetapan (takdir) alam yg bersifat pasti seperti siklus matahari dan bulan dsb. Ada pula yang bersifat ketetapan bersikap terhadap Tuhan (ibadah khusus seperti shalat dsb), sikap terhadap sesama manusia dan seluruh makhluk dengan maksud menyampaikan keadilan dan kebaikan (Ihsan) kepada mereka. Terhadap kehidupan sebagai ujian pengabdian kepada Nya. Terhadap alam semesta untuk dipelajari agar terlihat Bukti-bukti kehebatan dan kebesaranNya sekaligus menemukan prinsip utama untuk dijadikan pengetahuan sains dan teknologi. Ketetapan bersikap inilah yang disebut agama (takdir syari'at). Dari sisi ini, Allah dikenal dg istilah tauhid rububiyah. 

2. Allah yang memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang menjelaskan lebih detail tentang perbuatan-perbuatanNya sebagai Rabb (Asmaul Husna). Ini ada 2 kategori besar : (a) Allah dengan sifat zatNya yg maha hidup (Al Hayy), tanpa berawal dari sesuatu dan berakhir pada suatu masa. Kesempurnaan hidupNya terbukti bahwa Dia tidak mengantuk dan tidak tertidur. Dia melek terus dan senantiasa mengurusi seluruh makhlukNya tanpa kenal lelah. Krn hidup Allah sempurna, maka sifat zatNya yg lain sempurna. Seperti maha mengetahui segala hal; dulu, sekarang dan yg akan datang. Maha mendengar, maha melihat, dll. (b). Allah dengan perbuatanNya yang sibuk mengurus seluruh makhlukNya (qayyum). Ini tergantung kehendak Allah. Contoh, mengampuni jika Dia mau, menyiksa jika Dia mau dst. Kategori ini disebut tauhid asma wa sifaf dalam ilmu Tauhid.

3. Tuhan yang harus disembah (Allah). Sebagai konsekwensi dari Allah mengurus segala hal untuk makhluk, maka tentu makhluk harus berterima kasih dan bersyukur dlm bentuk memuji (Al-Hamdulillah) memahasucikan (subhanallah), meminta do'a, meminta bantuan dll. Inilah yang disebut ibadah. Dlm ilmu tauhid disebut tauhid uluhiyah.

Intinya, Allah sebagai subyek yang melakukan segala hal sebagai bentuk cinta dan kasihNya kepada seluruh makhlukNya, maka Dia akan menjadi obyek yang seharusnya dipuji, disucikan (disembah) dengan beragam Sikap hati yang jauh dari syirik, lidah dg pujian dan fisik dengan melaksanakan semu perintah Nya dan menjauhi segala laranganNya. Wallahu a'lam.

0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال