Thursday, February 21, 2019

Seluruh Makhluk Menunjuk Allah Sebagai Sang Pencipta Tunggal

(Serial Ke-3 Mengenal Kebesaran dan Keagungan (rububiyah) Allah Ta'ala)


Detik demi detik kumengembara di dunia maya dan dunia nyata demi mencari bukti-bukti keberadaan, kebesaran dan keagunganMu ya Allah. Ternyata di setiap sudut-sudut pandangan, pada semua ruas-ruas alam semesta; terdapat hamparan makhlukMu, yang senantiasa tersenyum menggambarkan tentang diriMu sebagai penciptanya. Dari tiada mereka ada. Dari ada kemudian terus berkembang; sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu hingga yang kecil meremaja. Yang dewasa Kian menua; hingga ketuaan itu berbalik ke asalnya; ketiadaan. Itulah identitas asli makhlukMu. Sedang Engkau sang pencipta mereka; tidak mengenal ketiadaan. Engkaulah sang wujud yang wajib adaNya. Sedang makhlukMu ada walaupun hanya sebatas kemungkinan semata.

Pengakuan Polos (Fitrawi) Arab Pedalaman  (Badwi).

Karena keberadaanMu nyata lewat fitrah makhlukMu dan tampak jelas lewat semua jenis ciptaanMu. Maka tak heran, ketika seorang Arab pedalaman ditanya, "Dengan apa kamu mengenal, membuktikan keberadaan, kehebatan dan keagungan Tuhanmu?." Dengan polos ia bercerita, "Tentu kotoran sapi menunjukkan keberadaan sapi itu sendiri. Bekas telapak kaki tentu menunjukkan adanya pengelana yang telah berlalu lalang. Lalu apakah langit dengan segala gemerlap bintangnya; bumi dengan semua ruas dan penjurunya; hamparan gunung dan jutaan aliran sungai yang ada padanya; apakah semua itu tidak menunjukkan adanya Allah yang maha melihat dan lagi maha mendengar?!
Demikianlah kepolosan itu berbicara; dari fitrahnya tanpa rekayasa. Begitu saja ia keluar; jujur apa adanya. Tiada polesan, tanpa pencitraan dan ga ada paksaan. Itulah diriMu yang sungguh sangat jelas dalam fitrah asli semua makhlukMu dan sangat logis dalam benak nalar setiap hambaMu. 

Pertanyaan Retoris Bernada Sindiran dan Teguran.

Jika di setiap fitrah Engkau ada. Pada setiap makhluk engkau tergambar. Lalu dengan pertanyaan sederhana Engkau sindir mereka-mereka yang bikin tuhan lain sebagai sekutu bagiMu; dalam hal cinta setia, ketika berharap akan limpahan karuniaMu dan saat mereka khawatir penuh ketakutan akan beratnya siksaMu. Engkau bertanya dengan penuh tantangan retoris dan keheranan; dengan penuh pertanyaan yang bernada sindiran, "Katakanlah prinsipmu (wahai Muhammad) kepada mereka yang merasa ada tuhan lain selain Aku, pantaskah aku mencari Tuhan lain selain Allah?! Padahal Dialah satu-satunya Tuhan pencipta segala sesuatu." (QS al-an'am [6]: 164). Dialah Rabb satu-satuNya yang mencipta, memerintah dan mengatur segala hal di semua penjuru alam semesta. 

Cerita Awan Tentang DiriMu.

Awan saja dengan semua pergerakannya menceritakan kebesaranMu. Engkau mengarak awan itu, mengumpulkannya dari serakan sehingga semuanya bertindih-tindih. Tak lama setelah itu, dari celah-celah tumpukan awan gelap, keluarlah butiran hujan, bahkan terkadang butiran-butiran es dari langit, yang awalnya hanyalah tumpukan awan seperti layaknya gunung menjulang. Lalu Engkau guyur (dengan hujan itu) wilayah tertentu yang terpilih. Sekali pun ada pula wilayah lain yang tidak terguyur karena kehendakMu. Hampir-hampir saja kilauan kilat awan tersebut membuat buta mata yang melihatnya. (Lihat QS An-Nur : 43) Itulah cerita tentang pembentukan awan colummus nimbus yang kami ketahui lewat penemuan ilmiah sains. 

Cerita Hujan Tentang KekuasaanMu.

Selain awan, hujan pun ikut menjadi saksi akan kebesaran dan kehebatanMu. Engkau meniupkan angin sehingga tergeraklah awan dan membentuk formasi indah di langit dengan gumpalan yang saling tumpang tindih. Dari sela-selanya keluar butiran-butiran hujan yang membuat bahagia hamba-hambaMu yang tersiram oleh guyurannya (lihat QS ar-Rum : 48)

Ayat ini menerangkan kepada kami tahapan pembentukan hujan yang kami ketahui lewat karunia sains yang Engkau berikan. Dari tahap awal berupa pembuihan di lautan yang membuat gelembung-gelembung yang sangat banyak. Gelembung ini pecah terus menerus hingga membentuk partikel-partikel air yang menyembur hingga ke langit. Partikel yang kaya akan kandungan garam ini terangkut ke atmosfir oleh angin. Partikel ini (aerosol) membentuk dan mengumpulkan uap  air di sekelilingnya lalu naik dari laut berupa  titik kecil melalui mekanisme yang disebut perangkap air. 

Setelah itu, berlanjut ke tahap kedua berupa awan yang terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam. Potensi butiran hujan itu sangat kecil sehingga berwujud awan yang bergelantungan di atas udara di langit. Begitulah awan itu terbentuk oleh kekuasaanMu ya Rabb. Tahap terakhir adalah partikel yang berbentuk awan dari butiran garam yang dikelilingi oleh debu ini terus mengental dan terbentuklah buliran hujan. Ketika ia menjadi berat dari udara, jatuhlah ke bumi sebagai hujan.

Fungsi HujanMu yang Menakjubkan.

Di samping hujan bercerita banyak tentang diriMu yang maha hebat, ia juga tersenyum manis mengutarakan tentang fungsinya untuk hamba dan makhlukMu di bumi. Katanya, dengan dia sebagai hujan, turun membasahi bumi maka mekarlah segala tanaman dan tumbuhan. Kelihatan di bumi ini ada kehidupan dan semangat baru dengan warna warni yang penuh pesona keindahan (lihat QS al-Baqarah : 164). Dengan mekarnya tanaman dan buah-buahan, hewan ternak pun mendapatkan makanan segar demikian pula manusia dan semua binatang. Itulah rezekiMu yang menjadi nikmat bagi seluruh makhluk. Selain itu, makhuk hidup pun mendapatkan konsumsi berupa minuman yang mengobati dahaga yang tiada terkira (lihat QS an-Nahl : 10)

Bahkan, air hujan itu menjadi sarana bersuci dalam thaharah. Dipakai mandi oleh non muslim sebelum menjadi muslim. Digunakan sebagai sarana menghilangkan najis besar oleh mereka yang sedang junub atau baru suci dari haid atau nifas. Termasuk digunakan berwudhu untuk menegakkan shalat, membaca Al-Qur'an dan menjaga wudhu itu sendiri (Lihat QS al-Anfal : 11)

Bahkan, ketika perang Badar terjadi, engkau turunkan hujan yang begitu bermakna bagi pasukan Muslim. Tidur mereka di malam sebelum perang menjadi sangat nyenyak dan hamparan pasir pun jadi kuat dan bagus untuk perang;  karena langkah kaki begitu kokoh (lihat QS al-Anfal : 11) Itulah sebagian rahmatMu melalui hujan; tanda kebesaran dan keagunganMu. Namun, sekali pun rahmatMu begitu dominan, terkadang rahmat berupa hujan berubah 100 % menjadi azab. Karena makhluk tidak tau diri dan lupa bersyukur padaMu. Inilah yang terjadi pada kaum 'Ad. Tatkala mereka kurang ajar terhadap nabi Hud, maka hujan pun datang; bukan sebagaimana biasanya (rahmat), tapi membawa azab yang tiada terkira (lihat QS al-Ahqaf : 24-25)

Demikianlah makhlukMu bercerita banyak tentang keesaan, pengaturan, kekuasaan serta segala perbuatanMu terhadap alam semesta (rububiyah). Jadikanlah aku ya Allah salah satu makhlukMu yang senantiasa mampu melihat dan menyaksikan segala keesaanMu di seluruh struktur alam raya ini. Aamiin. 

Depok, 18 Februari 2019

0 komentar:

Post a Comment

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

Contact Form