الخميس، 22 مارس 2012

TAFSIR SURAH AN-NISAA AYAT 66-70

Penulis : Abu Bakar bin Jabir al-Jaza'iri
Sumber : Tafsir al-'Aisar
Alih Bahasa : Idrus Abidin

وَلَوْ أَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ أَنِ اقْتُلُواْ أَنفُسَكُمْ أَوِ اخْرُجُواْ مِن دِيَارِكُم مَّا فَعَلُوهُ إِلاَّ قَلِيلٌ مِّنْهُمْ وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُواْ مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتاً (66) وَإِذاً لَّآتَيْنَاهُم مِّن لَّدُنَّـا أَجْراً عَظِيماً (67) وَلَهَدَيْنَاهُمْ صِرَاطاً مُّسْتَقِيماً (68وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً (69) ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللّهِ وَكَفَى بِاللّهِ عَلِيماً (70)
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu", niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu : Nabi-nabi, para shiddiiqiin [314], orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
PENJELASAN KATA.
((كتبنا عليهم Katabnaa Alaihim : kami wajibkan dan haruskan mereka.
(ان اقتلوا انفسكم) Aniqtulu Anfusakum : membunuh diri mereka sendiri.
( ما فعلوه الا قليل[1] منهم ) Maa Faaluhu Illa Qalilun Minhum : tidak ada yang melakukan pembunuhan kecuali sedikit diantara mereka.
   (ما يوعظون به)Maa Yuu'azuna Bihi : hal-hal yang diperintahkan dan dilarang bagi mereka.
(واشد تثبيتا) Wa asyadda tasbita : berkat keimanan yang ada dalam hati mereka.
(الصديقين) Ash-Shiddiqiin : jama dari kata Shiddiq, yaiyu orang yang didominasi oleh kejujuran pada perkataan dan segala kondisinya sebagaki akibat dari keteguhannya dalam bersikap jujur.
الشهداء))  Sy-Syuhada : jama' dari kata Syahid, yaitu orang yang meninggal di medan pertempuran. Begitu  un orang yang mengakui kebenaran islam dengan landasan dalil dan bukti.
(الصالحونAsh-Shalihuun : jama' dari kata Shaleh, yaitu orang menunaikan hak Allah dan Hak manusia. Diri dan prilakunya sudah baik sehingga kebaikannya lebih banyak dibanding kejelekannya.
MAKNA AYAT 66-70.
            Pembahasan masih berkisar seputar orang-orang yang ingin menyelesaikan perkara dengan thogut, padahal mereka telah dilarang untuk berbuat demikian. Allah ta'ala berfirman, {Dan Sesungguhnya kalau kami perintahkan kepada mereka: "Bunuhlah dirimu} yaitu, sebagian membunuh sebagian lainnya seperti yang terjadi pada bani Israil, maka mereka pasti tidak melakukannya. Sebagaimana kami wajibkan mereka agar meninggalkan rumahnya dalam rangka berhijrah kepada kami, { niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka}. Kemudian Allah ta'ala berfirman dengan menyeru dan mengharapkan mereka agar mendapatkan hidayah, { Sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka} yaitu peringatan berupa harapan dan rasa khawatir terhadap perintah untuk taat dan patuh, niscaya itu baik bagi mereka pada saat sekarang dan masa yang akan datang, {tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)} karena adanya iman  dalam hati mereka dan ketaatan yang dilakukan oleh lahiriah mereka. Juga karena keimanan bertambah dengan ketaatan dan berkurang akibat kemaksiaatan. Kebaikan melahirkan kebaikan dan kejelekan akan menghasilkan kejelekan pula. Allah ta'ala berfirman {tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka)} maksudnya, jika seandainya mereka taat kepada kami dan melaksanakan ketaatan yang kami perintahkan serta meninggalkan maksiat yang kami larang, niscaya kami akan menberikan mereka pahala yang begitu besar dari sisi kami pada hari mereka bertemu dengan kami (hari kiamat) dan pasti kami akan menberi mereka petunjuk di dunia{Dan pasti kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus} yaitu islam yang merupakan jalur untuk dapat mencapai kesempurnaan dan kebahagiaan pada dua kehidupan. Sedang menunjuki mereka ke jalan yang lurus adalah dengan memudahkan mereka menempuhnya dan tidak lagi keluar dari jalurnya. Inilah yang di maksud ayat-ayat itu (67-68).
            Adapun ayat ke-69, yaitu firman Allah ta'ala {Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,[2] orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya}. Ibnu Jariri meriwayatkan dalam tafsirnya bahwa ayat ini turun ketika sebagian sahabat[3] mengatakan, wahai rasulullah ! tidak pantas rasanya kami berpisah denganmu di dunia ini, karena setelah engkau berpisah dengan kami (meninggal dunia) maka engakau berada di tempat tinggi di atas kami". Lalu Allah ta'ala menurunkan ayat ini ” Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya)….." hal-hal yang diberikan kepada mereka adalah keimanan kepada Allah ta'ala,  pengenalan terhadap-Nya, pengetahuaan tentang hal-hal yang dibenci dan disenangi oleh-Nya dan taupiq untuk melakukan hal-hal yang disukain-Nya dan menghindari apa pun yang dibenci-Nya. Ini kenikmatan yang diberikan du dunia. Adapun nikmat yang dianugrahka kepada mereka di akhirat adalah kedekatan dengan Allah ta'ala dalam sorga-Nya. Ash-Shiddiqiin adalah mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan membenarkan segala apa yang di emban oleh beliau dan apa-apa yang diinformasikan. Asy-Syuhadaa adalah jama' dari kata syahid, yaitu orang yang terbunuh di jalan Allah swt. Ash-Shalehuun adalah jama' dari kata Shaleh, yaitu oang yang menunaikan hak-hak Allah ta'ala dan hak-hak manusia dengan sempurna tanpa adanya kekurangan. Dan firman Allah ta'ala {dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya}[4] maksudnya, mereka adalah sebaik-baik teman di sorga. Mereka merasa terhibur dengan melihat mereka dan kehadiran mereka dalam majlis mereka, karena mereka datang bertamu, kemudian mereka kembali ke tempat mereka yang tertinggi dan derjatnya yang  agung. Firman Allah swt {Yang demikian itu[5] adalah karunia dari Allah} yakni, bahwa pertemuan dengan mereka yang disebutkan sebelumnya adalah merupakan karunia Allah swt, bukan karena ketaatan mereka. Firman-Nya {dan Allah Maha Mengetahui tentang mereka}yaitu, orang-orang yang mentaati-Nya dan bermaksiat kepada-Nya. Juga maha mengetahui kataatan orang-orang yang taat dan kemaksiatan orang-orang yang bermakasit kepadan-Nya. Dengan itulah, pembalasan amal terselesaikan dengan penuh keadilan dan kasih sayang.
PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI AYAT 66-70.
1.      Terkadang Allah ta'ala membebani dengan sesuatu yang berat sebagai ujian dan cobaan, seperti bunuh diri dan hijrah meninggalkan negeri sendiri. Hanya saja Allah swt tidak membani dengan perkara yang berada diluar kesanggupan manusia.
2         Keimanan bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena kemaskiatan.
3        Ketaatan membuahkan kekokohan iman dan menyebabkan seseorang masuk ke dalam sorga.
4        Menemani para nabi, para siddiqiin, para syuhadaa dan para shalihiin di sorga merupakan buah dari ketaatan kepada Allah swt  dan rasul-Nya.


[1]  terkadang dibaca الا قليلا dengan Nasab dan terkadang pula dibaca الا قليل dengan Rafa'. Bacaan dengan
   Rafa' berdasarkan dengan lafazh dan itulah bacaan yang paling utama. Karenanya ia paling masyhur
   dan paling banyak.
[2]  Pada ayat ini terdapat isyarat yang lebih jelas dibanding ungkapan tentang kekhalifaan Abu Bakar
   setelah rasulullah saw meninggal dunia, di mana Allah swt menyebut para nabi kemudian memuji
   orang-orang sabar. Kaum muslimin bersepakat menamai Abu Bakar dengan Ash-Shiddiq,
   sebagaimana mereka sepakat menamai nabi sebagai Nabi. Maka ayat ini menunjukkan penentuan
   Abu Bakar sebagai khalifah, karana tidak ada yang mendahuluinya pada ayat ini kecuali kata Nabi.
[3]  Di antara yang mengatakan demikian adalah Tsauban, pembantu rasulullah saw dan Abdullah bin
   zaid bin Abdi Rabbih yang diperlihatkan tata cara azan dalam mimipinya.
[4]  Imam bukharimeriwayatka dari Aisyah RA, ia berkata, "saya mendengar rasulullah saw bersabda,
   "tidak seorang nabi pun yang sakit kecuali diberikan pilihan antara dunia dan akhirat" ketika beliau
   sakit yang menyebebkannya meninggal, ia ditimpa kepayahan luar biasa, hingga saya mendengarnya
   mengatakan, "bersama orang-orang yang diberikan karunia bagi mereka" maka saya mengetahui
   bahwa belia sedang diberi pilihan. Ketika itu ia mengatkan, "wahai tuhan, aku ingin bersama-Mu"
   saat beliau sedang bergulat dengan sakaratul maut. Semoga shalwat Allah swt terus mengalir
   kepadabnya.
[5]  Pada firman Allah ta'ala (ذلك الفضل من الله) merupakan jawaban terhadap Mu;tazilah yang mengatakan
   "hamba hanya akan memperoleh imbalan sesuai dengan amalnya. Allah ta'ala mengembalikan
   kemuliaan dan kenikmatan itu kepada keutamaan-Nya. Demikianlah dari segi akal dan syari'at.
   Hendaknya demikian pula seharusnya diyakini.

0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال