Thursday, February 9, 2012

TAKHRIJ HADITS

  Oleh : Imam al-Sakhawi.
Sumber : al-Maqâshid al-Hasanah Fî Bayân Katsîr Min al-Ahâdîts al-Musytahirah 'Ala al-Alsinah

 Alih Bahasa dan Catatan Kaki : Idrus Abidin, Lc., MA

1037- ( الثلث و الثلث كثير )
Artinya :
"Sepertiga. Dan sepertiga itupun sudah kebanyakan".[1]
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, An-Nasa'I, dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma. Pada riwayat para Imam di atas dari Sa'ad bin Waqqas bahwasanya ia sakit yang menyebabkan dirinya merasa telah dekat dengan kematian. Lalu Rasulullah SAW datang menjenguknya. Ia mengatakan kepada beliau, "Wahai Rasulullah ! Saya memiliki harta yang banyak sedang tidak ada yang mewarisi harta itu kecuali anak perempuan saya. Apa bisa saya bersedekah dengan dua pertiga harta saya ?. Rasulullah SAW menjawab : Jangan. Ia berkata : kalau setengah ? beliau menjawab : Jangan. Ia berkata lagi : Sepertiga ? Beliau menjawab : Sepertiga, bahkan itu pun sudah kebanyakan. Anda meninggalkan ahli waris anda dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada anda meninggalkan mereka dalam keadaan miskin dan memeinta-minta kepada orang lain.
            Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Ibnu Abu Syaibah meriwayatkan dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma. Ia berkata, "Saya berarap agar masyarakat mengurangi sedekahnya dari sepertiga, karena Rasulullah SAW mengatakan, "Sepertiga pun sudah kebanyakan".
            Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ali radiyallahu anhu, "Berwasiat dengan seperlima hartaku lebih aku sukai daripada berwasiat dengan seperempat. Berwasiat dengan seperempat lebih aku sukai dari pada berwasiat dengan sepertiga. Barang siapa yang berwasiat dengan sepertiga maka jangan meninggalkannya".
            Ibnu Abi Syaibah juga meriwayatkan ucapan Ibnu Umar. Ia mengatakan, "Pernah ada orang yang menyebut sepertiga wasiat di dekat Ibnu Umar lalu ia mengatakan. "Sepertiga adalah peertengahan. Tidak kurang dan tidak lebih". Ia juga meriwayatka dari Muaz, "Sepertiga adalah pertengahan. Tidak kurang dan tidak lebih". Juga ucapan Muaz, "Sungguh Allah swt bersedekah kepadamu dengan sepertiga hartamu sebagai tambahan kebaikanmu".
            Pada Riwayat Al-Tabrani dari Muaz, Ahmad dari Abu Darda', dan pada riwayat Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah, bahwasanya Allah swt bersedekah kepada kalian ketika hendak meninggal dengan sepertiga harta kalian sebagai tambahan amal kalian".
            Al-Daruqtni dan Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Umamah dengan lafaz, "Sungguh Allah swt bersedekah kepada kalian dengan sepertiga harta kalian ketika kalian hendak meninggal, sebagai tambahan kebaikanmu. Agar menjadikan bagi kalian zakat pada harta kalian". Tetapi keduanya Dhaif.

1039- ( ثلا ثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر، و الإمام العادل، ودعوة المظلوم يرفعها الله تعالى فوق الغمام ويفتح لها أبواب السماء. ويقول الرب، "وعزتي وجلالي. لأنصرنك ولو بعد حين).
Artinya :
"Tiga orang yang tidak ditolak do'a mereka : Orang yang berpuasa hingga ia berbuka, pemimpin yang adil dan do'a orang-orang yag terzhalimi. Allah swt akan mengangkatnya ke atas awan dan pintu-pintu langit terbuka untuknya. Allah swt berkata, "Demi keagungan dan kemuliaan-Ku ! Saya akan menolongmu walaupun beberapa waktu telah berlalu".[2]
            Diriwayatkan oleh Al-Tirmizi dari Abu Hurairah.

1040- ( ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولا ينظر إليهم ولهم عذاب أليم : شيخ زان، وملك كذاب، وعائل مستكبر).
Artinya :
"Tiga orang yang tidak diajak berbicara oleh Allah swt pada hari kiamat, tidak disucikan dan tidak tidak dilirik oleh-Nya. Bahkan mereka mendapatkan siksaan yang sangat menyakitkan : Nenek-nenek yang berzina, pemimpin yang pembohong dan orang miskin yang sombong".[3]
            Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan An-Nasa'I dari Abu Hurairah radiyallahu anhu. Hadits serupa diriwiyatkan oleh Al-Thabrani dan Al-Baihaqi dari Salman dengan lafaz :
ثلاثة لا ينظر الله إليهم يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم : أشمط زان وعائل مستكبر ورجل جعل الله بضاعته لا يشتري إلا بيمنه ولا يبيع إلا بيمينه.

1044- (ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الإيمان أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرأ لايحبه إلا لله، وأن يكره أن يؤد في الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره ان يلقى في النار).
Artinya :
"Tiga hal yang apabila seseorang memilikinya maka ia akan merasakan lezatnya iman : Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding yang lain, hendanya ia mencintai seseorang benar-benar karena Allah, dan hendaknya ia membenci kekafiran setelah Allah membebaskannya dari padanya, sebagaimana ia membenci jika dilemparkan ke dalam api Neraka".[4]
            Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, Ahmad, Al-Tirmizi, An-Nasa'I dan Ibnu Majah dari Anas.

1045- ( ثلاثة لا يرد الله دعاءهم : الذاكر الله كثيرا، ودعوة المظلوم، والإمام العادل )
Artinya :
"Tiga orang yang tidak ditolak do'anya di sisi Allah swt : Orang yang banyak berzikir kepada Allah, do'a orang-orang yang terzhalimi dan pemimpin yang adil".
            Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi.

1046- ( ثلاثة لا يلامون على سوء الخلق : المريض، و الصائم، والإمام العادل )
Artinya :
"Tiga orang yang tidak dicela karena sifat jelek mereka : Orang sakit, orang yang berpuasa dan pemimpin yang adil".
            Diriwayatkan oleh Imam Al-Dailami dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.

1047- ( ثلاثة من السعادة وثلاثة من الشقاوة. فمن السعادة : المرأة الصالحة تراها فتعجبك وتغيب عنها فتأمنها على نفسك ومالك، والدابة تكون وطيئة فتلحقك بأصحابك، والدار تكون واسعة كثيرة المرافق. ومن الشقاء : المرأة تراها فتسرك وتحمل لسانها عليك، وإن غبت عنها لم تأمنها على نفسها ومالك، والدابة تكون قطوفا، وإن ضربتها أتعبتك وإن تركتها لم تلحقك بأصحابك، والدار تكون ضيقة المرافق).
Artinya :  
"Tiga hal termasuk kebahagiaan dan tiga hal pula termasuk kecelakaan. Diantara kebahagiaan itu adalah : Wanita shalihah yang apabila anda melihatnya maka anda merasa tertarik dan jika meninggalkannya maka anda merasa aman terhadap diri dan harta anda. kendaraan yang lajunya cepat sehingga anda bisa menyusul teman-teman anda, dan rumah yang luas dan banyak kamarnya. Sedang di antara kecelakaan itu adalah wanita yang jika anda memandangnya maka anda merasa gembira, tetapi suka menjulurkan lidahnya kepadamu, jika anda meningalkannya maka anda tidak merasa tenang terhadap diri dan harta anda, dan kendaraan yang lambat. Jika anda memukulnya maka anda capek karenanya dan jika dibiarkan maka anda tidak bisa menyusul teman-teman anda. Dan rumah yang sempit ruangannya".

1049- ( الثيب أحق بنفسها من وليها. والبكريستأنذنها أبوها في نفسها وإذنها صماتها )
Artinya :
"Janda lebih berhak terhadap dirinya dibanding walinya. Sedang gadis hendaknya ayahnya meminta persetujuannya. Dan persetujuannya itu biasanya dengan sikap diam".[5]
            Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, dan An-Nasa'I dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma. Sedang pada riwayat Ahmad dan Ibnu Majah dari Umairah Al-Kindi berbunyi : الثيب تعرب عن نفسها والبكر رضاها صمتها



HURUF AL-JIIM

1053- ( جار الدار أحق بالدار )
Artinya :
"Tetangga rumah lebih berhak dengan kepemilikan rumah (kita dibanding dengan orang lain yang bukan tetangga)".
            Diriwayatkan oleh An-Nasa'I secara marfu' dari Anas. Ibnu Hibban menshahihkan hadits ini. Al-Thabrani juga meriwayatkan hadits ini dari Samurah dengan lafaz : جار الدار أحق باشفعة dan terdapat juga lafaz lain.

1054- ( الجار إلى أربعين )
Artinya :
"Tetangga itu mencakup 40 puluh rumah".
            Diriwayatkan oleh Abu Ya'laa dan Ibnu Hibban dalam kitab Ad-Dua'faa' secara bersamaan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu. Ia me-marfu'kan-nya dengan lafaz  : حق الجار إلى أربعين دارا هكذاوهكذاوهكذاوهكذا يميناوشمالاوقداماوخلفا. Juga diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Abu Hurairah juga tetapi dengan lafaz : الجار ستون دارا عنيمتنه وستون عن يساره وستون خلفه وستون قدامه. Tetapi sandanya lemah. Hanya saja riwayat pertama memiliki syahid dari Ka'ab bin Malik yang me-rafa'-kan : ألاإن أربعين دارا جار tetapi sanadnya juga lemah. Diriwayatkan dari A'isyah bahwasanya ia mengatakan, "Wahai Rasululla ! Berapa batasan jumlah tetangga ?" Beliau menjawab, "Empat puluh rumah". Pada riwayat Aisyah yang lain : أوصاني جبريل بالجارإلى أربعين دارا، عشر من ههنا وعشرة من ههنا وعشرة من ههنا وعشرة من ههنا وعشرة من ههنا وعشرة من ههنا وعشرة من ههنا. Al-Baihaqi mengatakan, "Keduanya dhaif juga". Sedang yang ma'ruf adalah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Duad dalam Mara'sil-nya dari Az-Zuhri bahwasanya ada seseorang yang mendatangi Rasulullah SAW untuk mengeluhkan tetangganya. Beliau lalu memerintahkannya untuk mengumumkan pada pintu Masjid bahwa 40 rumah disekitar kita adalah masih berkategori tetangga. Yunus bin Yazid mengatakan, lalu saya mengatakan kepada Ibnu Syihab, "Bagaimana ia mengatakan 40 seperti ini, 40 seperti ini, 40 seperti ini, 40 seperti ini". Ia menengok ke empat penjuru. Ia diriwayatkan pula dari Aisyah. Ia mengatakan, "Hak bertetangga 40 rumah dari semua arah". Imam Bukhari menyebutkan dalam kitab Al-Adab Al-Mufrad perkataan Hasan Basri yang berbunyi, "40 rumah di depannya, 40 di belakangnya, 40 sebelah kanannya, dan 40 di sebelah kirinya". Demikianlah hadits tersebut terdapat pada Imam Al-Auza'i.

1055- ( الجيران ثلاثة : فجار له حق واحد، وهو أدنى الجيران حقا. وجار له حقان وجار له ثلاثة حقوق : فأما الذي له حق واحد فجار مشرك لارحم له، له حق الجوار. وأما الذي له حقان فجار مسلم له حق الإسلام وحق الجوار. وأما الذي له ثلاثة حقوق فجار مسلم ذو رحم، له حق الإسلام وحق الجواروحق الرحم )
Artinya :
"Tetangga ada tiga kelompok. Tetangga yang memiliki satu hak dan dialah tetangga yang paling rendah haknya. Tetangga yang memiliki dua hak dan tetangga yang memiliki tiga hak. Adapun tetangga yang memiliki satu hak adalah tetangga yang musyrik yang tidak ada hubungan kekerabatan dengannya. Ia hanya memiliki hak sebagai tetangga saja. Adapun yang memiliki dua hak yaitu tetangga muslim, ia memiliki hak sebagai seorang muslim dan hak sebagai tetangga. Dan yang memiliki tiga hak adalah tetangga muslim yang memiliki keterikatan kekerabatan. Ia memiliki hak sebagai sesame muslim, hak sebagai tetangga dan hak sebagai kerabat".[6]
            Diriwayatka oleh Al-Bazzar dan Abu Syaekh dalam kitab Al-Tsawab dan Abu Naim dari Jabir dan ia dhaif.

1057- ( الجلوس مع الفقراء من التواضع وهو من أفضل الجهاد )
Artinya :
"Duduk bersama orang-orang fakir adalah bagian dari ketawadu'an dan itu termasuk jihad yang utama".
            Diriwayatka oleh Ad-Dailami dari Anas. Di dalam rangkaian sanadnya terdapat orang yang suka memalsukan hadits, sebagaimana pernyataan Al-Manawi.

1068- ( جددوا إيمانكم. قيل : يا رسول الله ! كيف نجدد إيماننا ؟ قال : أكثروا من قول لاإله إلا الله )
Artinya :
"Perbaharuilah iman kalian. Ada orang bertanya : Bagamana kami bisa memperbaharui iman kami wahai Rasulullah ? Beliau menjawab, "Perbanyaklah menyebutkan La Ilaha Illallah".
            Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Hakim, An-Nasa'I, dan At-Thabrani dengan sanad yang hasan dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.

1072- ( جعلت لي الأرض مسجداوطهورا )
Artinya :
"Tanah (bumi) ini dijadikan mesjid dan alat bersuci bagi (ummat)ku".
            Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah, beliau juga meriwayatkannya dari Abu Dzar.

1074- ( الجماعة رحمة و الفرقة عذاب )
Artinya :
"Jama'ah adalah rahmat sedang perpecahan adalah azab".[7]
            Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tabrani dengan sanad yang lemah (dhaif) karena di dalamnya terdapat Al-Jarrah Abu Waki'. Ad-Daruqutni mengomentarinya, "Ia bukanlah apa-apa" Dari Nu'aman bin Basyir. Juga diriwayatkan oleh anaknya Imam Ahmad dalam kitab zawaid-nya dari Nu'man bin Basyir dengan lafaz bahwa Rasulullah SAW berada di atas mimbar :
من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير ومن لميشكر الناس لم يشكر الله. والتحدث بنعمة اله شكر وتركها كفر. والجماعة رحمة والفرقة عذاب.. ia mengatakan : Abu Umamah Al-Bahili mengatakan, "Hendaknya kalian bersama kelompok yang banyak (al-sawad Al-A'zham)". Ada seseorang bertanya ; Apa itu Al-sawad Al-A'zham ? Abu Umamah lalu menerangkan, "Yaitu ayat yang terdapat dalam surah An-Nur ( فإن تولوا فإنما عليه ما حمل وعليكم ما حملتم )". Hadits tersebut ada pada Al-Qadha'I dan Ad-Dilami, akan tetapi ia meringkas riwayat pertama untuk terjemah dan yang kedua terhadap orang yang tidak menyukuri yang sedikit maka pasti ia tidak mensyukuri yang banyak. Ad-Dailami juga meriwayatkan secara mar'fu' dari Jabir : من لم يشكر القليل لم يشكر الكثير. ومن لم يشكر الناس لم يشكر الله. وما تكرهون في الجماعة خير مما تحبون في الفرقة، في الجماعة رحمة وفي الفرقة عذاب . tetapi sanadnya lemah. Hanya saja ia mempunya syawahid, dantaranya : Hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma yang ia marfu'kan : يد الله على الجماعة. اتبعوا السود الأعظم، فإن من شذشذ في النار di antaranya pula hadits riwayat At-Tabrani  dari Usamah bin Syuraik yang ia marfu'kan pula : يد الله على الجماعة فإذا شذ الشاذ منهم اختطفته الشياطين juga di antaranya : Hadits yang beliau riwayatkan dari Arfajah yang ia marfu'kan pula : يد الله مع الجماعة والشيطان مع من فارق الجماعة يركض diantara syawahid-nya pula : Hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Abu Hurairah radiyallahu anhu dengan cara marfu' : الشيطان يهم بالواحد و الإثنين فإذا كانوا ثلاثة لم يهم بهم

1075- ( جمال الرجل فصاحة لسانه ).
Artinya :
"Kebaikan seseorang tampak pada kefasihan lidahnya".[8]
            Diriwayatkan oleh Imam Al-Qadha'I, Al-Askari, dan Al-Khatib secara marfu' dari Jabir radiyallahu anhu. Ad-Dailami juga meriwayatkan dari Jabir pula dengan memarfu'kan-nya : الجمال صواب المقال والكمال حسن الفعالبالصدق Al-Askari juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Ia mengatakan : Saya berkata : Wahai Rasulullah ! Apa wujud kebaikan seseorang ? Beliau menjawab, "Kefasihan lidahnya". Hadits ini menurut Ibnu Lalu dengan lafaz : الجمال في الرجل اللسان, tetapi dalam isnadnya terdapat Muhammad bin Al-Gulabi padahal ia lemah sekali (dhaif jiddan). Hadits ini diriwayatkan pula oleh imam Al-Hakim dari Ali bin Husain. Ia mengatakan : Al-Abbas mendatangi Rasulullah SAW, sedang ia memakai dua pakaian dan dua kepangan rambut. Ketika Rasulullah melihatnya, beliau tersenyum. Al-Abbas mengatakan : Wahai Rasulullah ! Apa yang membuatmu tertawa ? Semoga Allah swt membuatmu selalu tersenyum. Beliau menjawab, "Saya terkagum-kagum dengan ketampanan paman Rasulullah". Al-Abbas lalu bertanya : Apa kebaikan itu ? Beliau menjawab, "Lidah". Tetapi hadits ini mursal. Ibnu Thahir mengatakan : Isnadnya tidak jelas (majhul). Al-Askari meriwayatkan dari Ibn Umar bahwasanya ia mengatakan : Ibnu Umar melewati sekelompok orang yang sedang memanah maka ia mengomentari mereka : Jelek juga yang kalian panah. Mereka menjawab : Kami baru latihan. Ibnu Umar mengatakan : Dosa kalian karena ucapan (lahn) kalian lebih hebat dibanding kesalahan kalin dalam memanah. Saya pernah mendengar Rasulullah SAW mwngatakan, "Semoga Allah menyayangi orang yang memperbaiki lidahnya". Ar-Rafi'I menyebutkan hadits ini pada masalah diat dengan lafaz bahwa Nabi SAW ditanya tentang kebaikan, lalu beliau menjawabnya bahwa itu adalah masalah lidah.

1076- ( الجمعة حج المساكين ).
Artinya  :
"Shalat jum'at adalah hajinya orang-orang miskin".
            Diriwayatkan oleh Al-Qadha'I seara marfu' dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma. Pada lafaz yang diriwayatkannya berbunyi : "Orang-orang fakir" sebagai ganti "orang-orang miskin". Tetapi dalam sanadnya terdapat Muqatil yang termasuk lemah (dhaif). Beliau menisbatkannya kepada kitab Ad-Durar karya Ibnu Abi Usamah dalam musnadnya dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuama. As-Shagani mengatakan bahwa hadits tersebut palsu (maudhu').
            Ad-Dailami meriwatyatkan dari Ibnu Umar dengan cara yang marfu' : الدجاج غنم فقراء أمتي والجمعة حج فقرائها  sedang riwayat Ibnu  Majah dengan sanad yang lemah (dhaif) dari Abu Hurairah radiyallahu anhu ia mengatakan : Rasulullah saw memerintahkan orang-orang kaya agar mengambil kambing dan orang-orang miskin untuk mengambil ayam. Ia mengatakan : ketika orang-orang kaya mengambil ayam maka Allah swt mengizinkan untuk kehancuran sebuah da'erah.

1077- ( جنبوا مساجدكم صبيانكم ).
Artinya :
"Jauhkanlah anak-anak bayi kalian dari masjid".[9]
            Al-Bazzar mengatakan : Hadits di atas tidak ada sumbernya (la asla lahu). Ia mengomentari dalam kitab Maqhashid bahwa Ibnu Majah meriwayatkannya secara panjang lebar dari Wasilah secara marfu' dengan lafaz : جنبوا صبيانكم ومجانينكم وشراءكم وبيعكم وخصوماتكم ورفع أصواتكم وإقامة حدودكم وسل سيوفكم. واتخذوا على أبوابها المطاهر وجمروها في الجمع. Tetapi sanadnya lemah. Hanya saja ia memiliki syahid pada At-Tabrani dalam kitab Al-Kabir, demikian pula Al-Uqaili dan Ibnu Adi dengan sanad yang di dalamnya terdapat Al-Ala' bin Katsir yang lemah juga dari Abi Umamah, Abu Darda' dan Watsilah. Mereka mengatakan : Kami mendengar Rasulullah saw…tetapi dengan lafaz مساجدكم tanpa  وشراءكم وبيعكم. Ibnu Adi meriwayatkan secara marfu' dari Abu Hurairah جنبوامساجدكم صبيانكم ومجانينكم tetapi pada sanadnya terdapat Abdullah bin Muharrar yang lemah pula. Pada bab ini terdapat beberapa hadits yang cukup memadai untuk memperkuatnya, diantaranya : منرأيتموه يبيع أويبتاع في المسجد أوينشد ضالة... diriwayatkan oleh At-Tabrani, Ibnu Sinni, dan Ibnu Mandah dari Abu Hurairah radiyallahu anhu : من رأيتموه ينشد شعرا فس المسجد فقولوا فض الله فاك  3X ومن رأيتموه ينشد ضالة في المسجد فقولوا لاوجدتها  3X ومن رأيتموه يبيع أويبتاع في المسجد فقولوا لاربح الله تجارتك

1078- ( الجنة تحت أقدام الأمهات ).
Artinya :
"Surga berada di bawah telapak kaki ibu".[10]
            Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An-Nasa'I, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Muawiyah bin Jahimah As-Salmi bahwasanya Jahimah mendatangi Rasulullah saw dan berkata : Wahai Rasulullah ! Saya ingin ikut berperang makanya saya datang untuk meminta saranmu. Beliau bertanya , "Apa engkau meimiliki ibu ?" ia menjawab : ia. Beliau berkata, "Tinggallah bersamanya dengan penuh pengabdian karena sorga berada pada kedua telapak kakiknya". Al-Hakim mengatakan :Sanadnya shahih. Ia mengomentarinya dengan mengatakan terdapat kekacauan padanya (idtirab).
            Hadits di atas juga dikeluarkan oleh Ibnu Majah dari Muawiyah bin Jahimah. Ia mengatakan: saya mendatangi Rasulullah saw, lalu saya mengatakan : Wahai Rasulullah ! Saya ingin ikut berjihad bersamamu dalam rangka mencari keridha'an Allah swt dan kehidupan akhirat. Beliau berkata, "Apa ibumu masih hidup ?" saya bilang : Benar wahai Rasulullah. Beliau mengatakan, "Pulanglah dan berbaktilah kepadanya". Saya lalu mendatanginya dai arah yang lain sambil mengatakan : Wahai Rasulullah ! Saya ingin ikut berjihad bersama dala rangka mencari keridha'an Allah swt dan kehidupan akhirat. Beliau berkata, "Apa ibumu masih hidup ?" saya bilang : Benar wahai Rasulullah. Beliau mengatakan, "Pulanglah dan berbaktilah kepadanya". Kemudian saya mendatanginya dari depan. Saya mengatakan : Wahai Rasulullah ! Saya ingin ikut berjihad bersama dala rangka mencari keridha'an Allah swt dan kehidupan akhirat. Beliau berkata, "Apa ibumu masih hidup ?" saya bilang : Benar wahai Rasulullah. Beliau mengatakan, "Pulanglah dan berbaktilah kepadanya".
            Pada bab ini terdapat hadits yang dikeluarkan oleh Al-Khatib dalam kitab Jami'-nya dan Al-Qadha'I dalam kitab musnad-nya dari Anas radiyallahu anhu yang diriwayatkannya secara marfu' :  الجنة تحت أقدام الأمهات  tetapi ada Mansur bin Muhajir dan Abu Nadr Al-A'bar, yang mana keduannya tidak dikenal. Al-khatib juga menyebutkan dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, tetapi ia men-dhaifkan-nya. Ia mengatakanya dalam kitab Al-Maqhasid. Ad-Dailami menisbatkannya kepada Imam Muslim dari Anas maka perhatikanlah. Demikian pula dalam kitab Ad-Durar. Sedang maknanya bahwa tawadhu' terhadap ibu dan mentaati mereka dalam melayani kebutuhan mereka serta tidak menyelisihi mereka kecuali pada hal-hal yang dilarang oleh syari'at termasuk diantara sebab-sebab seseorang bisa masuk sorga.

1080- ( جهد البلاء كثرة العيال مع قلة الشيء ).
Artinya :
"Musibah paling besar adalah banyaknya tanggungan (anak) sedang harta hanya sedikit".
            Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab tarikh-nya dari Ibnu Umar radiyallahu anhuma. Ibnu Abbas mengatakan, "Banyaknya tanggungan (anak) merupakan salah satu bentuk kefakiran dan sedikitnya tanggungan (anak) merupakan salah satu bentuk kelapangan".

1082- ( الجنة تحت ظل السيوف ).
Artinya :
"Sorga berada di bawah kilatan pedang"[11]
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dari Abu Musa. Pada sebuah riwayat Imam Bukhari : الجنة تحت بارقة السيوف Pada riwayat beliau yang lain yang diriwayatkannya secara marfu" dari Abi Aufaa dengan lafaz : إن الجنة تحت ظلال السيوف Juga hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Musa dengan lafaz bahwasanya ia berdiri di hadapan musuh, lalu Rasulullah saw mengatakan, "Sungguh pintu surga berada di bawah kilatan pedang", lalu seseorang yang berpakaian kumal berdiri sambil berkata : Wahai Abu Musa, engkau mendengar Rasulullah saw mengatkan demikian ?. Ia menjawab : Ia, orang tersebut lalu pulang menemui sahabat-sahabatnya dengan mengatakan : Saya mengucapkan salam kepada kalian. Kemudian ia memecahkan sarung pedangnya lalu membuangnya. Ia kemudian memengang pedangnya menuju pasukan lawan, lalu mengayunkannya hingga ia mati terbunuh.

1083- ( الجنة دار الأسخياء ).
Artinya :
"Surga adalah negeri orang-orang dermawan".[12]
            Diriwayatkan oleh Al-Khara'ithi, Ibnu Adi, Al-Khatib, dan Al-Qadha'I dari Aisyah radiyallahu anha. Ad-Dariqutni mengatakan : hadits ini tidak shahih. Az-Zahabi mengatakan : Munkar. Ibnul Jauzi menmasukkannya dalam kategori hadits palsu (maudhu). An-Najm mengatakan : Tetapi haadits tersebut dikeluarkan oleh Ad-Daruqutni dari jalur lain yang lemah (dhaif) dan ia memiliki syawahid, selesai. Saya mengatakan : Juga diriwayatkan oleh Abu Syaekh, Abu Khatib dalam kitab Al-Bukhala' dan Ad-Dailami dari Anas dengan lafaz terjemah disertai tambahan : والذي نفسي بيده. لايدخل الجنة  بجيل ولا علق والديه ولا منان بما أعطى.

1086- ( الجوع حكمة ).
Artinya :
"Lafar adalah hikmah".
Demiknlah sering beredar pada lidah masyarakat.

1096- ( الحبيب لا يعذب حبيبه ).
Artinya :
"Kekasih tidaklah menyiksa kekasihnya".[13]
            Al-Qari menuturkan perkataan As-Sakhawi : Saya tidak menganggap hadits ini termasuk hadits marfu'. Sedang firman Allah swt : قالت اليهود و النصارى نحن أبناء الله وأحباؤه قل فلم يفذبكم بذنوبكم Al-Sakhawi menunjukkan kebenaran maknanya walaupun beliau tidak mengakuai hadits (mabna') nya. An-Najm mengatakan : Saya mengatakan : Pada hadits yang terdapat pada imam Ahmad dari Anas bahwasanya melewati beberapa sahabtnya dari anak kecil di pinggir jalan. Ketika ibunya melihat sekelompok orang, ia mengkhawatirkan anaknya jika terinjak. Lalu ia berusaha menyelamatkan anaknya dengan berteriak : Anak saya, anak saya. Ia berusaha keras mencapai anaknya. Saya lalu mengambil anaknya. Orang-orang mengatakan : Wahai Rasulullah ! Tidak mungkin ibu ini membiarkan anaknya masuk ke dalam neraka. Lalu Rasulullah saw mengatakan, "Seseorang yang mengasihi orang lain tidak mungkin melemparkannya ke neraka". Imam Ahmad juga memiliki riwayat dalam kitab Az-Zuhd dari Hasan secara mursal : Demi Allah. Allah swt tidak akan menyiksa kekasihnya tetapi mungkin saja Ia mengunjinya di dunia.

1098- ( الحبة السوداء شفاء من كل داء إلا السام )
Artinya :
"Habbatu Sauda' adalah obat segala penyaki,t kecuali kematian".[14]
            Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radiyallahu anhu bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw mengatakannya.  Beliau juga meriwayatkannya dari Aisyah, bahwasanya ia mendengar Rasulullah saw mengatakan bahwa habba sauda' -dengan tambahan إن هذه dan lafaz إلا السام- Saya (Aisyah) mengatakan : Apa itu As-Saam ? beliau menjawab, "Mati". Abu Naim meriwayatkannya dengan lafaz : الشونيز دواء من كل داء إلا الموت dan itu sama artinya degan habba sauda'. Hadits ini juga dirirwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadits Khalid bin Sa'ad dengan lafaz : Kami keluar berombongan, sedang Galib bin Abhar ikut bersama kami. Tiba-tiba ia sakit di tengah perjalanan. Kami datang ke Madinah dan ia masih sedang sakit, ia lalu dijenguk oleh Ibnu Abi Atik. Ia mengatakan : Hendaklah kalian menggunakan habba sauda' ini. Ambillah lima atau tujuh lalu tumbuklah hingga halus, kemudian teteskan ke dalam hidungnya dengan tetesan minyak pada bagian ini. Karena Aisyah pernah menceritakan kepadaku bahwa ia mendengar Rasulullah saw mengatakan bahwa habba sauda…(al-hadits).

1104- ( حب الهرة من الإيمان )
Artinya :
"Mencintai kucing adalah bagian dari iman".
            Al-Qari' mengatakan : Maudhu' sebagaimana yang dikatakan oleh As-Shagani dan selain beliau. Ia mengatakan : Saya telah menjelaskannya pada sebuah buku tersendiri untuk meneliti maksud sebenarnya pada penegasannya tentang sifat-sifat orang beriman. Ia tidak bertentangan dengan sifat beberapa orang kafir sebagaimana semua akhlak mulia. Ia tidaklah dianggap sebagai tanda-tanda keimanan sebagaimana anggapan Sa'ad dan Sayyid. Yang lebih mengherankan adalah yang kedua karena ia menjadikan idafah-nya termasuk idafatul masdar kepada maf'ul-nya. Selesai. Saya mengatakan : Tidak ada yang mengherankan padanya karena ia seperti firman Allah swt : لايسأم الإنسان من دعاء الخير

1105- ( الحجامة تكره في أول النهار ولا يرجى نفعها حتى ينقص الهلال )
Artinya :
"Hijamah makruh pada pagi hari dan manfaatnya tidak bisa diharapkan hingga hilal makin mengecil".
            Diriwayatkan oleh Abdul Malik bin Hubaib pada kitab At-Thib An-Nabawi dari Abdul Karim Al-Hadrami secara Muaddhal. Az-Zarkasyi mengatakan : Ia melanjutkannya pada kitab Ad-Durar dan saya belum membacanya. Sayyid Muinuddin As-Shafdi mengatakan : Hadits ini tidak pasti. Bahkan ada yang mengatakan, itu adalah perkataan sebagian orang-orang salaf. An-Najm mengatakan : Ia bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Sinni dan At-Thabarani dari Ibnu Umar : Berbekam pada awal bulan bermanfaat dan memeiliki efek kesembuhan dan berkah.
Juga bertentangan dengan riwayat Ad-Dailami dari Anas : Berbekam pada awal bulan adalah kesembuhan dan pada kondisi kenyang merupakan penyakit. Peringatan : sebagian ulama mengatakan : Mengecilnya hilal di sini maksudnya pertengahan bulan. Al-Alqami mengatakan : Karena darah pada awal bulan mencair sedang ketika akhir bulan darah terkadang membeku.

1106- ( الحجامة في نقرة الرأس تورث النسيان فتجنبوا ذلك )
Artinya :
"Berbekam pada tengkuk kepala menyebabkan seseorang pelupa, maka hindarilah posisi itu".
            Dikatakan dalam kitab Al-Maqasid : Diriwayatkan oleh Ad-Dailami secara marfu' dari Anas. Pada sanadnya terdapat Umar bin Wasil yang dituduh oleh Al-Khatib sebagai pemalsu hadits, apalagi hadits ini hanyalah bentuk hikayah. Padahal Rasulullah saw telah berbekam pada bagian ubun-ubunnya karena pusing yang menimpanya. Diriwayatkan pula bahwa beliau berbekam di kepalanya dan antara kedua legannya, tetapi Abu Daud mengatakan : Umar mengatakan : Saya berbekam lalu ingatan saya hilang sehingga saya mengeja al-fatihah ketika shalat. Ketika itu ia berbeka pada bagian atas kepalanya.
            At-Tabrani dalam kitab Al-Kabir meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Umar secara marfu' : Berbekam pada bagian kepala adalah obat dari penyakit gila, lepra, sopak, ngantuk dan sakit punggung. Al-Hakim meriwayatkan hadits dengan sanad yang lemah dari Ibnu Umar secara marfu' : Berbekam pada awal bulan sangat bermanfaat dan merupakan obat serta berkah. Ia menambah fitalitas akal dan hafalan –al-hadits. Di sana juga terdapat : Berbekamlah pada hari senin dan selasa karena pada hari iru, Ayyub dibebaskan dari penyakit. Hindarilah berbekam pada hari rabu. Ibnu Majah mengeluarkan hadits yang mana perwinya ada yang tidak dikenal (majhul) dari Nafi'. Beberapa orang yang telah mengambil hadits tentang hijamah dari Al-Hafiz Ibnu Hajar telah mengkhususkan buku tertentu tentang hijaman. Selesai.
            Ibnu Majah, Al-Hakim, Ibnu Sinni, dan Abu Naim meriwayatkan sebagaimana hadits yang terdapat dalam Al-Jaami' Al-Shagir dari Ibnu Umar dengan lafaz : Berbekam pada awal bulan sangat bermanfaat dan merupakan obat serta berkah. Ia menambah fitalitas akal dan hafalan, maka berbekamlah dengan berkah Allah swt. pada hari kamis dan hindarilah berbekam pada hari jum'at, sabtu dan ahad. Berbekamlah pada hari senin dan selasa, karena pada hari itu Allah swt menyembuhkan Nabi Ayyub. Hindarilah berbekam pada hari rabu karena pada hari itu Allah swt menguji Nabi Ayyub. Penyakit sopak dan lepra tidaklah meuncul kecuali pada hari rabu. Banyak hadits-hadits tentang bekam maka periksalah.

1107- ( حجبت الجنةبالمكاره )
Artinya :
"Surga terhalangi oleh hal-hal yang dibenci".[15]
            Pada lafaz lain : Neraka diliputi oleh syahwat dan sorga diliputi oleh hal-hal yang dibenci. Nanti akan dibahas pada hadits حفت الجنة, yang mana hadits tersebut lebih masyhur dibanding hadits حجبت.

1108- ( الحجر الأسود من الجنة )
Artinya :
"Hajar Aswad berasal dari surga".[16]
            Diriwayatka oleh An-Nasa'I secara marfu dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma. Imam Tirmizi dan Hakim menambahkan bahwasanya pada hari kiamat hajar aswad akan dibangkitkan dengan mempunyai kedua mata-al-hadits. Ahmad bin Mani' juga mempunyai riwayat dari Ibnu Abbas secara marfu' pula.: الحجر مروة من مرو الجنة sedang sumbernya ada pada Imam Ahmad, Tirmizi, dan Ad-Dailami dari Aisyah secara marfu' : Hajar Aswad termasuk batu surga. Hadits ini mempunyai banyak syawahid.

1109- ( الحجر الأسود يمين الله في أرضه )
Artinya :
"Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah swt di bumi-Nya".
            Diriwayatkan oleh At-Tabrani dalam kitab Mu'jam-nya.dan Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma secara marfu'. Ibnu Abil Fawaris menyebutkan dalam kesembilan kesimpulannya dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma juga, bahwasanya ia mengatakan : Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah Azza Wa-Jalla di bumi. Barang siapa yang tidak sempat membai'at Rasulullah saw lalu ia menyapu Hajar Aswad maka ia telah membai'at Allah dan Rasul-Nya. Demikianlah Al-Azraqi mengeluarkannya dalam kitab Tarikh-nya. Ia juga mengeluarkannya dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia mengatakan : Rukun adalah tangan kanan Allah swt di bumi, Ia (Allah) menjabat Hamba-Nya sebagaimana seseorang diantara kalian menjabat tangan sesamanya.
            Pada lafaz lain dikatakan bahwa : Al-Rukun Al-Aswad ini adalah tangan kanan Allah Azza Wa-Jalla di bumi. Ia menjabat tangan hamba-Nya sebagaimana seseorang menjabat tangan sesamanya. Al-Qadha'I juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma secara mauquf pada Ibnu Abbas, tetapi shahih dengan lafaz : Al-Ruknu adalah tangan kanan Allah Azza Wa-Jalla yang dengannya Ia menjabat ciptaan-Nya. Demi jiwa Ibnu Abbas yang berada di tangan-Nya, tidak ada seorang muslim pun yang berdo'a kepada Allah swt di sisinya kecuali Allah swt mengabulkannya.
            Demikianlah riwayat yang tidak ada peluang bagi akal untuk mengotak-atiknya. Ia memiliki beberapa syawahid dan hadits ini hasan, walaupun ia dhaif berdasarkan pada sumbernya (aslihi), sebagaimana ungkapan beberapa ulama diantara mereka. Diataranya hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Anas dengan lafaz : Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah swt. Barang siapa yang menyapunya maka dengan tangan kanannya maka ia telah berbai'at kepada Allah swt. Diantaranya pula, hadits yang diriwayatkan oleh Al-Harits bin Abi Usamah dalam musnanya dari Jabir dengan lafaz : Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah swt di bumi yang mana Allah menjabat tangan hamba-Nya dengannya.
            Maknanya, sebagaimana dikatakan oleh Al-Muhib At-Tabari, bahwa setiap raja jika didatangi maka kedua tangannya akan dicium. Nah, ketika para orang-orang yang menunaikan haji dan umrah disunnahkan untuk menciumnya maka hajar aswad layaknya tangan kanan raja berdasarkan perumpamaan. Dan Allah adalah pemilik perumpamaan yang maha tinggi. Karenaitulah, barang siapa yang menjabatnya maka ia mempunyai janji di sisi Allah swt sebagaimana seorang raja memberikan janji dengan cara menjabat tangan.
            Lathifah (pelajaran penting) : Al-Manawi menukil dari As-Suyuthi bahwasanya ia mengatakan pada As-Saji'ah : Terdapat dalam atsar : Tidaklah sama sekali Allah swt mengirim raja atau awan kecuali ia thawaf di ka'bah kemudian ia pergi. Selesai.

1114- ( الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة )
Artinya :
"Haji mabrur tidak ada balsannya kecuali surga".[17]
            Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jabir dan At-Tahabrani dari Ibnu Abbas. Pada riwayat Malik, Tirmizi, Ibnu Majah dan selain mereka dari Abu Hurairah radiyallahu anhu : Antara umrah denga umrah lainnya merupakan penebus dosa yang terjadi antara keduanya, sedang haji mabrur tidak ada balasannya kecuali sorga.

1115- ( الحج عرفة )
Artinya :
"Haji adalah arafah".[18]
            Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, para penulis kitab Sunan, Ibnu Hibban dan Hakim, Ia mengatakan : Sanadnya shahih. Al-Tirmizi mengatakan : Hadits ini menjadi landasan amal bagi para ahli ilmu dari kalangan shabat dan selain mereka. Demikian pula riwayat Ad-Daruqutni dan Al-Baihaqi, semuanya dari Abdul Rahman bin Ya'mar Ad-Dailami. Ia mengatakan : Saya melihat Rasulullah saw sedang wukuf di arafah. Ia lalu didatangi oleh penduduk Nejed. Mereka mengatakan : Wahai Rasulullah ! Bagaiman dengan haji. Beliau menjawab, "Haji adalah arafah. Barang siapa yang datang sebelum shalat subuh pada malam hari berkumpul maka hajinya telah sempurna". Ini adalah lafaznya Ahmad. Pada riwayat Abu Daud : Barang siapa yang sampai ke arafah sebelumnya fajar terbit maka ia tetap mendapati haji. Lafas-lafaz lain sama seperti itu.  Pada riwayat Ad-Daruqutni dan Al-Baihaqi terdapat pengulangan : Haji adalah arafah 2X.

1121- ( الحديث في المسجد يأكل الحسنات كما تأكل البهيمة الحشيش )
Artinya :
"Berbicara di mesjid akan menyebabkan kebaikan berkurang sebagaimana binatang memakan dedaunan".
            Al-Qari menukil dari kitab mukhtasar bahwa hadits ini tidak ditemukan. Sedang yang masyhur pada lidah masyarakat adalah : Pembicaraan yang dibolehkan di mesjid akan mengurangi pahala sebagaiman api melahap kayu bakar. Hadits ini disebutkan oleh Az-Zamahsyari dalam kitab Al-Kasysaf dengan lafaz pertama.

1132- ( الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب )
Artinya :
"Hasad menghancurkan pahala sebagaimana api menghabiskan kayu bakar".[19]
           
            Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas dengan tambahan : Shadaqah menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api. Sedang shalat adalah cahaya dan mukmin serta puasa adalah perisai dari api neraka.

1134- ( حسبي الله ونعم الوكيل )
Artinya :
"Cukuplah bagiku Allah dan Dialah sebaik-baiknya tempat menyandarkn diri".[20]
            Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya dari Aisyah pada kitab Dzikir bahwasanya Rasulullah saw jika merasa sangat galau, beliau menyapukan tangannya ke kepalanya dan jenggotnya kemudian menarik nafas lalu mengucapkan حسبي الله ونعم الوكيل As-Suyuthi menyebutkannya dalam kitab Ad-Durrul Mantsur ketika menafsirkan ayat yang berbunyi : وقالوا حسبنا الله ونعم الوكيل  Di sana juga terdapat hadits yang dikeluarkan oleh Abu Naim dan Ad-Dailami dari Syaddad bin Aus ia berkata, Raulullah saw bersabda, "" حسبي الله ونعم الوكيل memberikan rasa aman bagi orang yang ketakutan".
            Diantara hadits yang cocok untuk disebutkan di sini adalah apa yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi  dari Buraidah ia berkata : Rasulullah saw bersabda, "Barang siapa yang mengucapkan 10 kalimat setiap kali selesai shalat subuh maka ia akan mendapati Allah swt selalui memenuhi dan mencukupi 5 hal di dunia dan 5 hal di akhirat  :حسبي الله لديني و حسبي الله لما أهمني. حسبي الله لمن بغى علي. حسبي الله لمن حسدني. حسبي الله لمن كادني بسوء. حسبي الله عند الموت. حسبي الله عند المساءلة في القبر. حسبي الله عند الميزان. حسبي الله عند الصراط. حسبي الله لاإله ألا الله هو عليه توكلت وإليه أنيب.

1137- ( حسنات الأبرار سيئات المقربين )
Artinya :
"Kebaikan orang-orang baik adalah dosa bagi orang-orang yang dekat dengan Allah swt (muqarrabin)".[21]
            Ini adalah ungkapan Abu Said Al-Kharraz sebagaimana riwayat Ibnu Asakir dalam terjamahnya. Ia adalah seorang pembesar kaum sufi. Meninggal pada tahun 280 H. Sebagian orang menganggapnya hadits padahal tidak demikian. An-Najm mengatakan : Ibnu Asakir meriwayatkannya pula dari Abu Said Al-Kharraz dari ungkapannya. Dan ungkapan di atas juga dikatakan berasal dari Dzin Nun. Selesai. Az-Zarkasyi menisbatkanya pada Luqathatihi kepada Al-Junaid.
            Syekh Islam megatakan dalam syarah-nya : Perbedaan antara Al-Abrar dan Al-Muqarrabiin bahwa Muqarrabin adalah mereka yang menguasai keinginan dan kemauannya lalu ia manfaatkan untuk malksanakan hak-hak Tuhannya sebagai wujud ubudiyah dan sebagai upaya untuk mencari ridha-Nya. Sedang Al-Abrar adalah mereka yang berupaya membendung keinginan dan kemauannya. Mereka bersungguh-sungguh melakukan amal shaleh dan mencari posisi yang memperkuat keyakinan mereka agar dapat memperoleh derajat yang tinggi karena mujahadah mereka. Selesai.

1139- ( الحسن والحسين سيدا شباب أهل الجنة )
Artinya :
"Hasan dan Husain keduanya adalah penghulu pemuda surga".[22]
            Diriwayatkan oleh At-Tirmizi dari Abi Said Al-khudri secara marfu' dan mengatkan : Hasan shahih. Ia juga ada pada riwayat Ahmad. Hadits ini pun dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim, dan padanya terdapat tambahan : إلاابنى الخالة عيسى ويحي Hadits ini pun diriwayatkan oleh Suwaid bin Said dari Abu Muawiyah  dari Abu Said Al-Khudri radiyallahu anhu. Tetapi Ibnu Main mengatakan : Hadits ini bathil dari Abu Muawiyah.
            Ad-Daruqutni mengatakan : Kita selalu mengira seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Main sehingga saya datang ke Mesir pada tahun 57 H. lalu saya menenmukan hadits ini dalam musnad Ishak  bin Ibrahim Al-Manjaniki dan ia adalah orang tsiqah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Kuraib dari Abu Muawiyah  sebagaimana perkataan Suwaid. Dan Ibnu Majah dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Umar secara marfu' dengan tambahan : وأبوهما خير منهما. Dishahihkan oleh Al-Hakim dari segi ini juga. An-Najm mengatakan : Imam Ahmad menambahkan pada sebuah riwayat sebagaimana terdapat pada Abdul Razzak, Al-Khatib dan At-Tabrani : إلا ابنى الخالة عيسى بن مريم ويحي بن زكريا، وفاطمة سيدة نساء أهل الجنة إلا ما كان من مريم بنت عمران

1143- ( حسن الظن من حسن العبادة )
Artinya :
"Husnuzzan timbul dari ibadah yang baik".
            Diriwayatkan oleh Al-hakim dan Abu Daud dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.



[1] Shahih Bukhari, kitab : Al-Washaya, bab : أن يترك ورثته أغنياء خير من أن يتكففون الناس hadits no.2742 dari Said bin Abi Waqqas. Juga hadits no.2743, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu.  Shahih Muslim, kitab : al-washayaa, bab : الوصية بالثلث hadits no.1628 dari Said bin Abi Waqqas. Juga hadits no.1629 kitab dan bab yang sama.
[2] Sunan At-Tirmizi, kitab : Ad-Da'awaat, bab, hadits no.3598, hadits Abu Hurairah radiyallahu anhu. At-Tirmizi mengatakan : Hadits ini shahih. Al-Albani mengatakan : Dhaif, tetapi bagian pertama shahih dengan lafaz "Al-Musafir" sebagai ganti "Al-Imam Al-Adil". Pada riwayat yang lain "Al-Walid".
[3] Shahih Muslim, kitab : Al-Iman, bab : بيان غلط تحريم الأزاروالمن بالعطية... hadits no.107 dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.
[4] Shahih Bukhari, kitab : Al-Iman, bab : من كره ان يعود في الكفر... hadits no.21 dari Anas bin Malik radiyallahu anhu. Lihat pula hadits no.6941 dan no.16.  Shahih Muslim, kitab : Al-Iman, bab : بيان خصال ... hadits no.43 dari Anas bin Malik radiyallahu anhu.
[5] Shahih Muslim, kitab : An-Nikah, bab : إستأذان الثيب في النكاح بالنطق... hadits no.1421 dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu.  Sunan Abi Daud, kitab : An-Nikah, bab : في الثيب hadits no.2099 dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu. Abu Daud mengatakan : Lafaz  أبوها tidaklah meyakinkan. Al-Albani mengatakan : Shahih dengan lafaz   تستأمر tanpa penyebutan  أبوها.
[6] Dha'if Al-Jami Al-Shagir, Al-Albani, (Baerut : Al-Maktab Al-Islami), cet.3, th.1990, hadits no.2674. (Lihat pula : Silsilah Al-Hadits Ad-Dhaifah, hadits no.3493) Al-Albai mengatakan : Hadits ini dha'if.
[7] Shahih Al-Jami' Al-Shagir, Al-Albani hadits no.3104. (Lihat pula : Silsilah Al-Ahaadits As-Shahihah, hadits no.167.
[8] Dha'if Al-Jami' Al-Shagir, hadits no.2634. (lihat pula : Silsilah Al-Ahadits Al-Maudhu'ah. Haidts no.3466).
[9] Sunan Ibnu Majah, kitab : Al-Masajid, bab : ما يكره في المسجد hadits no.751 dari Watsilah bin Al-Asqa'. Al-Bushairi mengatakan : Isnadnya lemah.
[10] Al-Kamil Fii Dhuafaa' Ar-Rijaal, Ibnu Adi. (Baerut : Daru Al-Kutub Ilmiah, juz 8, hal.64). Pada hadits ini terdapat rawi yang bernama Musa bin Muhammad  bin Atha' Abu Thahir Al-Maqdisi. Ibnu Adi berkata : Haditsnya mungkar dan sering mencuri hadits. Al-Albani mengatakan : Hadits ini maudhu'. Adapun hadits Muawiyah bin Jahimah, Al-Albani mengatakan : Sanadnya hasan insya Allah.  Al-Hakim menshahihkannya dan Az-Zahabi menyetujui. (Silsilah Al-Ahadits Ad-Dhaifah, Al-Albani, (Riyadh : Maktabah Al-Ma'arif), Cet.5, th.1992, hal.59, hadits no.593).
[11] Shahih Bukhari, kitab : Al-Jihad Wal-Siyar, bab : الجنة تحت بارقة السيوف hadits no.2818, dari Abdullah bin Aufaa' radiyallahu anhu. Lihat pula hadits no.2966, 3024, 7237.  Shahih Muslim, kitab : كراهة تمني لقاء العدو.... hadits no.1742, dari Abdullah bin Abi Aufaa' radiyallahu anhu..
[12] Al-Kamil Fii Dhuafaa' Ar-Rijaal, Ibnu Adi. Di dalam sanadnya terdapat Ahmad bin Abdul Rahman bin Al-Harits Al-Kafartusi yang dikenal dengan "Jahdar". Ia adalah seorang rawi yang lemah. (Darul Kutub Ilmiah : Baerut, juz 1, hal.307).
[13] Al-Maqashid Al-Hasanah, Al-Sakhawi, (Mesir : Maktabah Al-Khanji), hadits no.383.
[14] Shahih Bukhari, kitab : At-Thibb, bab : الحبة السوداء hadits no.5687 dan 5688, dari Khalid bin Sa'ad dan Abu Hurairah radiyallahu anhuma. Shahih Muslim, kitab : التداوي بالحبة السوداء hadits no.2215, dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.
[15] Shahih Al-Jami' Al-Shagir, hadits no.3121.
[16] Sunan An-Nasa'I, kitab : Manasik Al-hajj, bab : ذكر الحجر الأسود hadits no.2935, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu. Al-Albani mengatakan : Shahih.
[17] Shahih Bukhari, kitab : Al-Umrah, bab : وجوب العمرة وفضلها hadits no.1773 dari Abu Hurairah radiyallahu anhu. Shahih Muslim, kitab : Al-Hajj, bab : في فضل الحج ولعمرةويوم عرفة hadits no.1349 dari Abu Hurairah radiyallahu anhu.  Jami' At-Tirmidzi, kitab : Al-hajj, bab : ما ذكر في فضل العمرة hadits no.933 dari Abu Huraira radiyallahu anhu. At-Tirmidzi mengatakan : ini adalah hadits hasan shahih.
[18] Sunan An-Nasa'I, kitab : Manasik Al-Hajj, bab : فرض الوقوف بعرفة hadits no.3016 dari Abdu Rahman bin Ya'mar. al-Albani mengatakan : Hadits ini Shahih. Lihat pula hadits no.3044.  Sunan Abi Daud, kitab : Al-Manasik, bab : من لم يدرك عرفة hadits no.1949 dari Abdul Rahman bin Ya'mar Ad-Dili. Al-Albani mengatakan : Hadits ini Shahih.
[19] Sunan Ibnu Majah, kitab : Az-Zuhd, bab : Al-Hasad, hadits no.4210, dari Anas radiyallahu anhu. Al-Bushairi mengatakan : Pada isnad ini terdapat Isa bin Abi Isa yang dha'if. Al-Albani mengatakan : Hadits ini dha'if.
[20] Dha'if Al-Jami Al-Shagir, hadits no.2713. Al-Albani mengatakan : Hadits ini dhaif. (Lihat pula : Silsilah Al-Ahadits Al-Maudhu'ah, hadits no.3094).
[21] Al-Maqashid Al-Hasanah, As-Sakhawi, Hadits no.404 hal.188.
[22] Jami' At-Tirmidzi, kitab : Al-Manaqib, bab : Manaqib Al-Hasan Wal-Husain radiyallahu ahuma, hadits no.3768, dari Hudzaifah radiyallahu anhu. At-Tirmidzi mengatakan : Hadits ini hasan shahih. Al-Albani mengatakan : Hadits ini shahih. Sunan Ibnu Majah, kitab : Al-Muqaddimah, bab : Fadlu Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu, hadits no.118, dari Ibnu Umar radiyallahu anhu. Al-Bushairi mengatakan : Diriwaytkan oleh Al-Hakim dalam kitab Al-Mustadrak dari jalur Al-Mualla bin Abdurrahman. Isnad ini lemah…Al-Mualla bin Abdul Rahman mengaku telah memalsukan sebanyak 70 hadits terkait keutamaan Ali bin Abi Thalib. Ini adalah perkataan Ibnu Main.  Al-Albani mengatakan : Hadits ini Shahih.

   

14 komentar:

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

Contact Form