الأربعاء، 15 نوفمبر 2023

Karakteristik Tingkatan Menengah Kaum Beriman

 

Karakteristik Tingkatan Menengah Kaum Beriman

Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan Tugas mata kuliah Ilmu Tasawuf

 

Dosen Pengampu :

H. Idrus Abidin, Lc M.A

 

 

Disusun Oleh:

Mirsa Ardiyanti Siregar

NIM: 0822006

 

PRODI PERBANDINGAN MAZHAB

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH AL MANAR (STIS)

JAKARTA

2023


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Tingkatan Menengah Kaum Beriman” tepat waktu.

Makalah “Karakteristik Tingkatan Menengah Kaum Beriman” disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Tasawuf’. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak H. Idrus Abidin Lc. M.A selaku dosen pada Mata Kuliah Ilmu Tasawuf. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

Jakarta, 28 oktober 2023

 

Penulis

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. 2

DAFTAR ISI. 3

BAB I. 4

PENDAHULUAN.. 4

1.1      Latar Belakang. 4

1.2      Rumusan Masalah. 4

1.3      Tujuan. 5

BAB II. 6

PEMBAHASAN.. 6

2.1      Pengertian dari Tingkatan Menengah. 6

2.2      Karakteristik Tingkatan Menengah. 8

2.3      Kondisi di Akhirat untuk Tingkat Menengah. 9

BAB III. 11

PENUTUP.. 11

3.1      Kesimpulan. 11

3.2      Saran. 11

DAFTAR PUSTAKA.. 12

 

 

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Selain itu ada beberapa ulama mengemukakan pendapatnya tentang definisi iman sebagai berikut :

Imam Syafi’i: Iman meliputi perkataan serta perbuatan yang dapat bertambah disebabkan oleh ketaatan kepada Allah swt dan dapat berkurang disebabkan oleh kemaksiatan.

Imam Ahmad: Iman dapat bertambah karena seseorang melaksanakan amalan tertentu dan dapat berkurang karena meninggalkan amalan tersebut.

Dari segi istilah, Iman diartikan sebagai sikap membenarkan pilar-pilar utama keimanan dengan hati, mengucapkannya dengan lidah dan mempraktikkannya dengan perilaku dan sering kali mengalami fluktasi berkala.

Dengan demikian, kita perlu mendapati asupan makanan untuk hati agar senantiasa memiliki tingkat keimanan yang tinggi dan tetap waspada terhadap dosa dan maksiat yang menjadi kelemahan bagi iman dan ketakwaan.

            Manusia memiliki sebuah perangkat yang jika ia baik maka semua akan ikut baik itulah hati. Jika dilandasi iman dan taqwa akan menghasilkan nilai yang berlipat ganda dan pahala yang besar.

             Dengan itu, manusia akan menjadi lebih baik dan meningkat secara psikis dan fisik. Peningkatan ini berasal dari keislaman secara lahiriah dan terus meningkat sehingga memiliki identitas sebagai orang beriman.

 

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa Pengertian dari Tingkatan Menengah

b. Apa Karakteristik Tingkatan Menengah

c. Bagaimana Kondisi di Akhirat untuk Tingkat Menengah

1.3 Tujuan

Adapun tujuan sebagai berikut :

a. untuk mengetahui pengertian dari tingkatan menengah

b. untuk mengetahui karakteristik tingkatan menengah

c. untuk mengetahui kondisi di akhirat untuk tingkat menengah

 

 

BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian dari Tingkatan Menengah

            Keimanan dan ketakwaan merupakan predikat yang sangat masyhur di tengah masyarakat muslim. Oleh karena itu, tidak heran masyarakat saat ini berlomba-lomba meraih predikat tersebut.[1]

Allah Swt berfirman :

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ

Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah karunia yang besar. (QS Fathir: 32)

Berdasarkan ayat di atas, maka ada 3 tingkat kualitas agama seseorang yaitu :

-          Tingkat Dzalimul li nafsihi (pemula)

-          Tingkat Muqtasid (menengah)

-          Tingkat Ihsan (profesional)

Pembahasan kali ini mengenalkan salah satu tingkatan kaum beriman yaitu Tingkatan Muqtasid.

            Tingkatan Muqtasid (Muqtasid) adalah golongan muslim yang seanantiasa berproses dan berusaha melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim dan meninggalkan kemaksiatan secara konsisten.[2]

            Tingkatan menengah/Muqtasid dikenal juga dengan istilah lain seperti ash-shabul yamin atau ash-shabul maimanah.[3]

Berikut, beberapa istilah lain dari Tingkatan Menengah[4] :

1. Muqtasid

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ ٣٢

Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan) dengan izin Allah.Itulah karunia yang besar).

2. Abrar

لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧

Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

3. Muflihun

اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥

Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

4. Ashab al yamin

وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ ٢٧

Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.

 

2.2 Karakteristik Tingkatan Menengah

 

Ada beberapa karakteristik dari Tingkatan Menengah, sebagai berikut[5]:

1. Rajin Belajar Agama

2. Beriman kepada yang Ghaib dan Mengamalkan Rukun Islam

3. Ahli Kebaikan

4. Bertaubat Sesegera Mungkin

5. Berharap Kebaikan dengan Lantunan Doa

6. Lulus Ujian Kehidupan

7. Sukses Duniawi dan Ukhrawi

8. Mendapatkan Dukungan Semangat dan Pembelaan dari Para Malaikat

9. Terbebas dari Ancaman Azab Kubur

10. Husnul Khatimah, Nikmat Tiada Tara

11. Limpahan Nikmat Kubur

 

 

2.3 Kondisi di Akhirat untuk Tingkat Menengah

 

Bagaimana kondisi akhir di akhirat untuk tingkat menengah, berikut penjelasannya

1. Terbebas dari ancaman azab kubur.

Dalam surah Al-Insan ayat 10-12, Allah swt berfirman :

اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا ١٠ فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ ١١ وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ ١٢

Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan. Maka, Allah melindungi mereka dari keburukan hari itu dan memberikan keceriaan dan kegembiraan kepada mereka.Dia memberikan balasan kepada mereka atas kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutra.

Inilah bukti, bahwa orang-orang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt akan selalu dilindungi dan terbebas dari azab kubur nanti.

 

2. Potensi Surganya.

Dalam surah Al-Waqiah ayat 27- 38,  Allah swt berfirman :

وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ ٢٧ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ ٢٨ وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ ٢٩ وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ ٣٠ وَّمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ ٣١ وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ ٣٢ لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ ٣٣ وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ ٣٤ اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ ٣٥ فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ ٣٦ عُرُبًا اَتْرَابًاۙ ٣٧ لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ ٣٨

27.   Golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. 28.   (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri 29. pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun, 30.   naungan yang terbentang luas,31.   air yang tercurah, 32.  buah-buahan yang banyak33.   yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang memetiknya, 34.  dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. 35.   Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari itu) secara langsung, 36.  lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan 37.   yang penuh cinta (lagi) sebaya umurnya, 38.   (diperuntukkan)bagi golongan kanan,

Inilah bukti tentang beberapa kenikmatan yang akan dirasakan oleh orang-orang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Wallahu a’lam bishawab...


 

BAB III

PENUTUP

 

3.1  Kesimpulan

            Iman diartikan sebagai sikap membenarkan pilar-pilar utama keimanan dengan hati, mengucapkannya dengan lidah dan mempraktikkannya dengan perilaku dan sering kali mengalami fluktasi berkala.

            Manusia memiliki sebuah perangkat yang jika ia baik maka semua akan ikut baik itulah hati. Jika dilandasi iman dan taqwa akan menghasilkan nilai yang berlipat ganda dan pahala yang besar.

             Dengan itu, manusia akan menjadi lebih baik dan meningkat secara psikis dan fisik. Peningkatan ini berasal dari keislaman secara lahiriah dan terus meningkat sehingga memiliki identitas sebagai orang beriman.

            Dan jika seseorang yang memiliki ketakwaan tingkat menengah meninggal dalam keadaan tetap pada keimanannya, ia berpotensi mendapatkan kenikmatan surga.

 

3.1  Saran

       Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna yang perlu penulis perbaiki.

            Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi sehingga kedepannya bisa menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Idrus Abidin, Lc, M.A, Jalan Taqwa, Cetakan Kedua, AMZAH, Mei 2019

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-iman/

https://www.cahayaislam.id/mengenal-3-golongan-orang-islam-yang-manakah-anda/

https://bkmattaqwa.uma.ac.id/2022/07/21/4-jenis-manusia-ketika-menghadap-allah/

 



[1]    Idrus Abidin, Jalan Taqwa, (Jakarta : Amzah, 2019)  hlm. 1

[4]   Idrus Abidin, Jalan Taqwa, (Jakarta : Amzah, 2019)  hlm. 194

[5] Idrus Abidin, Jalan Taqwa, (Jakarta : Amzah, 2019)  hlm. 133-191

0 komentar:

إرسال تعليق

Categories

About Us

There are many variations of passages of Lorem Ipsum available, but the majority have suffered alteration in some form.

نموذج الاتصال